Sudah bertahun-tahun, lebih tepatnya 8 tahun lamanya yoongi tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Dan itu menyebabkannya untuk menjadi dewasa sebelum waktunya.
Lihatlah, sekarang dia berumur 18 tahun, dan itu artinya tahun terakhir sekolahnya di SMA. Sekolah yoongi adalah sekolah ternama di Seoul, dan banyak siswa yang termasuk anak para konglomerat disana, dia sebenarnya juga begitu tapi ada yang membedakannya, seorang ayah.
Setiap pagi yoongi harus bertatap muka dengan mobil-mobil siswa lain, yang selalu diantar oleh ayah mereka. Tak terkecuali, kedua sahabat yoongi.
Yoongi merupakan ketua klub basket di sekolahnya. Dan dia memiliki 2 sahabat karib, Kim Seokjin dan Kim Namjoon. Mereka berdua sangat bertolak belakang. Seokjin yang selalu rapi, dan namjoon yang selalu ceroboh. Dan kalian pasti tau sifat yoongi. Dingin, dan tak acuh pada kedua sahabatnya itu. Dan kalian juga pasti tau, kenapa yoongi bersifat seperti itu, kan? Ya, karna dia harus jadi dewasa sejak berumur 10 tahun.
Dan pagi ini, salju pertama telah turun. Rasanya yoongi ingin menghilang begitu saja dari tempat itu.
Berbeda dengan seokjin dan namjoon. Mereka malah terlampau senang karna salju tahun ini turun lebih cepat dari tahun lalu.
"Yoongi ya, tak bisakah kau berdamai dengan salju?" Ucap seokjin.
Namjoon menyikut seokjin, karna terakhir kali mereka membicarakan salju, yoongi langsung marah dan menggebrak meja.
"Ani." Jawab yoongi pendek dan tetap tidak mengalihkan pandangan dari layar iphone nya.
Namjoon menghela nafas lega, setelah mendengar jawaban sahabatnya itu, walau hanya dua suku kata yang keluar.
Seokjin berdecak. "Tak bisakah kau melihat keindahan salju ini? Aku tahu, mungkin sulit bagimu, tapi tahukah kau? Ada hal yang hanya bisa kita lihat saat salju." Seokjin mengalihkan pandangannya kembali ke luar jendela kelas.
Yoongi hanya mengerutkan keningnya, dan menatap seokjin yang sedang memandangi salju, apa maksudnya?
"Apa yang kau maksud dengan hal yang hanya bisa dilihat saat salju?" Tidak, itu bukan yoongi. Namjoon lah yang bertanya.
Seokjin beralih menatap namjoon. "Isshh! Bukan pertanyaan darimu yang kuharapkan."
Namjoon pun mengatupkan mulutnya kembali, "mianhae".
Yoongi hanya tersenyum tipis melihat kekonyolan kedua sahabatnya itu. Mereka adalah alasan kedua untuk membuat seorang min yoongi dapat tersenyum.
.
Sepulang dari sekolah, seperti biasa, yoongi sendiri lagi di rumahnya, pembantu yang bekerja padanya sengaja diliburkan oleh ibu yoongi menjelang natal dan sampai berakhirnya natal.
Yoongi pun harus melakukannya sendiri, memasak. Dia sudah terbiasa memasak sendiri sejak kecil, dan sekarang keterampilan memasaknya bertambah dengan adanya seokjin.
Beberapa jam kemudian ibunya pulang dari kantor, dengan wajah lelahnya.
"Eomma pulang." Sapa ibunya saat melihat putranya tertidur di sofa ruang tamu dengan tv yang masih menyala, dan piring kotor yang masih tergeletak di meja.
Yoongi yang mendengar suara ibunya langsung terbangun dan mengucek matanya, "eomma sudah pulang? Sebentar, akan aku ambilkan minum"
Sebelum yoongi bangkit dari duduk, ibunya sudah menarik lengan putra kesayangannya itu, "tidak usah, nak. Tak apa."
"Tapi eomma kelihatan lelah sekali." Bela yoongi.
Ibunya segera menggeleng, "ani, yoongi-ya"
Karna bujukan sang ibu, yoongi segera duduk kembali di sofa, disamping ibunya itu.
"Eomma, aku tak ingin eomma seperti ini. Eomma sering sekali lembur dan jarang tidur..." perkataan yoongi terputus sejenak,
"aku ingin eomma menikah lagi." Lanjutnya.Ibunya yang terkejut mendengar itu langsung menatap yoongi. Bagaimana tidak? Satu tahun yang lalu, ibunya sempat memperkenalkan seorang namja kepada putranya itu sebagai calon ayah barunya. Tapi yoongi tidak menyetujui keputusan ibunya, dengan alasan takut jika nanti ibunya tersakiti lagi oleh lelaki lain, cukup sekali saja, dia tak tahan melihat ibunya menderita.
Tapi tak disangka, sekarang yoongi malah melihat ibunya lebih menderita lagi karna menopang beban seluruh keluarganya itu. Dan dia berpikir bahwa ibunya bisa lebih tenang jika memiliki seseorang yang selalu ada disampingnya. Dan juga tidak selamanya kan, yoongi akan tinggal dengan ibunya? Dia pasti akan menikah, dan meninggalkan ibunya.
"Jika eomma masih ada hubungan dengan pria itu, aku setuju eomma menikah dengannya." Yoongi pun tersenyum.
"Maksudmu? Tuan Jeon Joohyun?" Ya, itu adalah lelaki yang diperkenalkan ibunya satu tahun yang lalu.
Yoongi menatap lamat-lamat wajah ibunya sambil tersenyum, dan mengangguk.
Hyorin pun memeluk tubuh putranya itu, "terimakasih sayang, eomma yakin kau pasti mau membuka hatimu untuknya."
"Apapun. Apapun akan kulakukan untuk membuat eomma bahagia, dan akan selalu bersama denganku."
Hyorin melepas pelukannya dari tubuh yoongi, "dan kau tahu? Tuan joohyun memiliki seorang putra, dia dua tahun lebih muda darimu. Kau akan menjadi seorang hyung!"
Yoongi tak percaya, karna dulu ada tetangganya yang memiliki anak laki-laki yang selalu bermain dengan yoongi, dia selalu memanggilnya 'hyung'. Tapi sejak orang tuanya di pindahtugaskan ke busan, mereka tak pernah bertemu lagi.
"Kenapa eomma baru mengatakannya?"
Ibunya menunduk dan tersenyum, "karna kau akan mengetahui alasannya nanti. Tapi berjanjilah pada eomma, bersikap baiklah kepadanya, eung?"
Yoongi sedikit heran, apa maksud ibunya? Tapi kemudian dia mengangguk, "hmm".
.
Yaayyy..... chapt 2 selesai juga.
.
Yoongi bakal punya keluarga baru, nih....:))
Siapa ya..? Keliatannya uda pada tahu deh:vBTW, 생일 푹하해요, 윤기 오빠 :*
Semoga tambah sweg/?
#suga_saengilㅊㅋ
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST SNOW ✔
Fanfiction"Bagaimana rasanya salju, hyung?" The Highest Rank #1-yoonkook (lupa kapan)