Seorang anak laki laki duduk santai di sebuah bangku taman yang berada di tengah kota yang terbilang cukup maju. Laki laki itu masih menggunakan seragam sekolahnya lengkap dengan tas dan sepatu yang masih menempel di tubuhnya. Kedua telingannya menggunakan earphone yang tersambung dengan smartphone miliknya, kakinya sesekali bergerak menghentak ke tanah mengikuti irama lagu yang di mainkan.
Dia sedang menunggu seseorang yang sudah berjanji akan menemuinya sepulang mereka sekolah. Banyak anak sekolah yang berlalu lalang di sekitarnya, mereka menggunakan seragam yang berbeda dengan laki laki itu.
Hingga tiba tiba matanya tertuju pada seorang gadis yang baru saja keluar dari gerbang sekolah, refleks dia melambaikan tangganya untuk memberi petunjuk jika dia sudah berada di situ. Perempuan itu pun berjalan mendekatinya dan duduk di sampingnya.
"ada apa tiba tiba ingin bertemu disini? Aku malu disini banyak anak sekolahanmu" ujar laki laki merasa risih karna berada di sekolah orang lain.
"ada yang mau aku katakan padamu"
"mau sambil cari makan? Aku lapar karna tak makan saat istirahat tadi"
Perempuan itu menggeleng, tiba tiba raut wajahnya berubah seperti memikirkan sesuatu.
"Luna? Ada apa?" laki laki itu menyadari perubahan raut wajah pada perempuan bernama Luna itu.
"maafkan aku"
Dia merasa bingung dengan ucapan pacarnya yang tiba tiba meminta maaf.
"minta maaf untuk apa?" tanyanya penasaran.
"Novva, aku minta maaf karna.... Aku telah menghianatimu dan menyukai orang lain" tegasnya mengutarakan apa yang dia rasakan.
Laki laki bernama Novva hanya mematung kaget dengan apa yang di ucapkan Luna. Dia tak percaya dengan apa yang keluar dari mulut sang pacar.
"apa maksudmu? Kamu bercanda?"
"maafkan aku Novva"
"siapa orang itu? Sejak kapan kamu menyukainya?"
"dia Frass, teman sekelasku. Aku tidak tau kapan aku mulai menyukainya. Setiap hari aku bertemu dan bercanda bersamanya, dia slalu membantuku jika akau sedang kesulitan, dan.... Aku merasa nyaman ada di dekatnya"
Pengakuan Luna membuat Novva rasanya ingin lari dan pergi meninggalkan Luna karna tak sanggup mendengar hal lain yang akan menyakiti perasaannya. Tapi, dia tak ingin lari dari masalah untuk saat ini. Novva ingin mendengar dengan jelas dan menyelesaikan masalahnya saat ini juga, sebelum masalahnya tambah rumit.
"jadi sekarang apa yang kamu mau?" Novva bertanya dengan keraguan dan ketakutan akan jawaban yang akan keluar dari mulut Luna.
"aku...ingin....kita putus"
"putus? Apa maksud kamu? Apakah kamu tidak tau apa arti dari kata yang kamu ucapakn?"
Ketakutan Novva akhirnya jadi kenyataan, kata yang tak ingin sekali Novva dengar akhirnya keluar dari mulut Luna.
"kamu benar benar sudah tak sayang padaku?"
"bukan begitu Novva. Aku justru sayang padamu. Aku tidak mau kamu terus tersakiti oleh aku. Jadi, lebih baik kita putus sehingga kamu juga bisa mencari perempuan yang lebih baik dariku dan bisa membuatmu bahagia"
"tapi Luna..."
"aku pergi dulu Novva, Frass sudah mengguku untuk mengantarku pulang"
Belum sempat Novva berbicara, Luna sudah pergi begitu saja meninggalkan Novva yang masih mematung dengan perasaan yang campur aduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Beloved [Completed✔]
Teen Fiction"menurutmu cinta itu apa?" tanya laki laki dengan pandangan lurus menembus kaca jendela kelasnya. Orang yang di ajak bicara berfikir sejenak. "Definisi cinta menurut setiap orang berbeda beda, begitupun menurutku dan menurutmu, pasti akan berbeda...