Rey menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangan yang disilangkan di atas meja sebagai bantalan untuk kepalannya. Perasaanya kalut hari ini. Ingin rasanya Rey berlari ke suatu tempat untuk menyendiri, dia sedang tak ingin bertemu siapa pun sekarang.
Ini semua berkat laki laki yang telah berhasil mengisi seluruh ruangan dihatinya. Ya, Novva. Rey tahu bahwa Novva adalah laki laki normal yang menyukai wanita dan tak akan pernah meliriknya, namun entah kenapa pendangan Rey tak bisa lepas dari sosok laki laki seperti Novva. Semakin Novva menunjukan ketidaktertarikannya pada Rey, semakin menyukai pula Rey pada Novva. Bodohnya, Rey menganggap bahwa pada akhirnya Novva juga akan menyukainya. Dan kenyataan pahit bahwa Novva tak menyukainya bahkan sekarang dia sudah mempunyai pacar membuat Rey seperti ini.
Sesekali Rey memejamkan matanya, tapi yang muncul slalu saja Novva, Novva dan Novva. Rey beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kelas mencari suasana baru untuk sekedar menghilangkan stressnya sejenak. Rey berjalan menuju toilet, membasuh mukanya di wastafel agar sedikit lebih segar.
Kemudian datang seorang laki laki mendekatinya dan membasuh tangan di wastafel samping Rey. Ray tahu laki laki itu, teman Novva yang beberapa saat lalu makan bersama Novva. Mike. Mike tak sadar dan bahkan tak kenal Rey, bertingkah biasa saja. Mike hanya mencuci tangannya dan kemudian kembali lagi keluar.
"hei!" seru Rey menghentikan langkah Mike.
"berbicara padaku?" tanya Mike.
"Memangnya ada orang lain disini selain kita?" ucap Rey sambil sibuk bercermin membersihkan wajahnya, kemudian berbalik menatap Mike.
"kamu Rey?"
"tahu dari mana namaku?"
"teman teman perempuanku sering membicarakanmu, ada masalah apa?"
"oh jangan bilang kamu masih mempermasalahkan kejadian waktu itu. Jangan bertingkah berlebihan, aku benar benar lupa tak membelikan minum untuk Novva" ucap Mike mengingat kejadian perseteruan kecil Mike dan Rey di kantin.
"ada hubungan apa kamu dengan Novva?" tanya Rey to the point tanpa memperdulikan ucapan Mike.
Mike mengerutkan dahinya. "aku dengan Novva? Hanya teman, kenapa?"
"memang ada teman yang sampai tahu makanan kesukaan Novva? Aku tak melihat kamu hanya menganggap Novva sebagai teman"
Mike tertawa kecil meremehkan ucapan Rey. "kamu tak pernah punya teman yang benar benar peduli padamu ya? Punya teman yang perhatian padamu? Atau teman temanmu hanya baik padamu karna ada maunya?"
"jaga mulutmu, dan jangan mengalihkan pembicaraan" Rey merasa tersinggung dengan cara tertawa Mike yang seperti meremehkan dirinya.
"sesungghunya apa masalah yang sebenarnya? Kamu cemburu? Kamu siapanya Novva? Pacarnya?"
"atau...orang yang diam diam menyukai Novva?" sambung Mike.
"memangnya mengapa?"
"ya kalau benar berarti kau sainganku" ujar Mike kemudian pergi begitu saja meninggakan Rey.
Rey berjalan keluar toilet dengan perasaan yang semakin tak karuan. Rey tak menyangka bahwa begitu sulit mendapatkan Novva sampai harus bersaing dengan 2 orang sekaligus, satu perempuan dan satu laki laki.
Rey memutuskan bolos pelajaran dan diam di lapangan indoor sambil bermain basket. Setelah dirasa lelah Rey beristirahat di tribun, tiduran diantara beberapa kursi yang dijadikan alas. Hingga tak sadar dia benar benar tertidur hingga bel pulang berbunyi dan Rey terbangun. Rey pergi menuju kelasnya untuk mengambil tas kemudian pulang, hari ini Rey tak melihat Novva disekolah maupun dikantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy Beloved [Completed✔]
Novela Juvenil"menurutmu cinta itu apa?" tanya laki laki dengan pandangan lurus menembus kaca jendela kelasnya. Orang yang di ajak bicara berfikir sejenak. "Definisi cinta menurut setiap orang berbeda beda, begitupun menurutku dan menurutmu, pasti akan berbeda...