Bl4- Bodoh, bodoh, bodoh

4.6K 252 1
                                    

Suasana rumah sangat sepi. Sebenarnya memang keadaan rumah sering seperti ini, tapi hari ini terasa sangat sepi. Novva sedang duduk sendirian di balkon kamar. Kedua orang tuannya memang slalu pulang larut malam, bahkan mereka pernah tidak pulang ke rumah karna pulang dini hari dan paginya harus sudah berada kembali di kantor jadi mereka menyewa hotel untuk bermalam.

Ayahnya adalah orang kepercayaan kantor dan ibunya adalah seorang sekertaris bos, jadi tak heran jika tugas mereka begitu berat dan menumpuk. Sebenarnya Novva sangat rindu saat saat bersama kedua orang tuanya, ketika kedua orang tuanya belum sesibuk sekarang. Tapi apa boleh buat, semua yang mereka lakukan pada akhirnya hanya untuk menghidupi semua kebutuhan keluarga termasuk menghidupi dirinya.

Dia juga merindukan Jashmine kakaknya yang sekarang sedang melanjutkan pendidikannya di luar negri, kakaknya pulang paling sering 2-3 kali dalam setahun.

Disisi lain, Rey sedang asik memainkan gitarnya. Jari tangganya memetik setar gitar beraturan mengikuti kunci yang sudah ia tulis dalam sebuah buku. Suara gitarnya melantun merdu memenuhi kamarnya, hingga kegiatannya terhenti saat ibunya memanggil namanya.

Rey keluar kamar dan menghadap ibunya. "ada apa ma?"

"ibunya Novva tadi menelpon, katanya apa Novva ada disini dengan mu"

Topik pembicaraan ini tiba tiba sangat membuat Rey tertarik untuk mendengarkannya. "lalu?" tanya Rey.

"ya, mama bilang tidak ada. Terus ibunya bilang, handphonenya tak aktif dari tadi siang dia khawatir apa anaknya sudah makan atau belum"

Rey terlihat sangat serius mendengarkannya.

"Novva sangat susah dalam hal makan, pembantunya sedang cuti jadi tak akan ada yang mengingatkannya untuk makan. Sebaiknya kamu cari ke rumahnya ajak dia kemari jika dia belum makan, mama akan masakan makanan untuknya"

"oke ma" Rey cepat cepat bergegas keluar rumah menuju rumah Novva.

Rey sudah berada di depan rumahnya, seperti tak ada seseorang disana. Rey mencoba mendorong pintu gerbangnya tapi susah, sepertinya terkunci. Rey melihat ke balkon kamar, entah kamar siapa. Seperti ada orang yang sedang duduk disana tapi tak jelas siapa.

"Novva" Rey memanggil namanya untuk memastikan itu siapa. Ternyata benar, Novva berdiri dan berjalan ke pagar balkon.

"ada apa?" teriak Novva.

"keluar, buka pintunya"

"geser saja, gerbangnya tak dikunci"

Rey mencoba menggesernya ke kiri, ternyata bisa. Dia lupa jika gerbang rumah Novva di geser bukan di dorong. Rey berjalan memasuki rumah Novva, benar saja tak ada siapa siapa di sini. Rey menaiki tangga untuk menuju kamarnya Novva.

"ada apa?" tanya Novva pada Rey yang baru saja memasuki kamarnya.

"handphonemu mati?"

"tidak tahu, mungkin iya"

Spontan tangan Rey memukul kepala Novva.

"aww, kanapa memukul kepalaku?" Novva meringis mendapat pukulan itu.

"ibumu susah menghubungimu karna handphonemu mati, kenapa malas sekali hanya untuk mengisi batre handphone"

"aku tidak tahu ibuku menelpon"

"ya karna handphonemu mati. Bodoh"

Tangan Rey mengambil tas Novva yang berada di atas meja belajar, mencari handphone milik Novva yang ternyata memang mati karna habis batre, kemudian menyambungkannya pada charger handphone milik Novva

My Boy Beloved [Completed✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang