Saw you there and I thought,
“Oh my God, look at that face--you look like my next mistake.
Love's a game, wanna play?”
- Blank Space -💫💫♠💫💫
Jeongguk adalah wajah baru di sekolah Sekang yang diyakini akan menjadi most popular tahun ini. Berjalan santai mengenakan seragam sekolah lamanya tanpa ada kancing yang tertutup. Tindik-tindik di telinganya sewarna dengan kaus yang berada dibalik kemejanya. Banyak gadis yang telah menyapa dan mengajaknya berkenalan, namun belum ada satu pun manusia yang menarik perhatian pria itu.
“Namaku Jeon Jeongguk.”
“Jeon—apa?”
“Jeongguk.”
“Jeon Jungkook?”
Pria pindahan itu mendengus. Ia sudah banyak menemui manusia yang kesulitan menyebutkan namanya. Entah lidah mereka bermasalah atau nama Jeongguk memang terdengar asing.
“Young God. Panggil saja aku Young God.”
Dengan seringai bak pembunuh bayaran dalam film thriller, pria itu pun meninggalkan kerumunan gadis yang menanyai namanya. Langkahnya menggema di sepanjang koridor sebelum berhenti di depan majalah dinding. Ada peta letak sekolah disana. Telunjuknya mencari-cari sebuah nama tempat favoritnya.
“Kurasa aku akan membolos hari ini.”
Dialah Jeon Jeongguk. Siswa pindahan dari Tongyeong yang memilih untuk membolos di hari pertamanya di Sekang. Ia melangkah memandangi lapangan olahraga yang kini telah kosong karena bel masuk berdering. Tak lama, tangga yang ditujunya terlihat dan pria itu tetap berjalan santai. Sama sekali tidak peduli dengan kerusuhan kaki-kaki lain di kanan dan kiri tubuhnya.
💫💫♠💫💫
Jeongguk tersenyum. Pemandangan di atas selalu terlihat lebih indah ditambah dengan suasana sunyi yang menemani. Ia melangkah dengan salah satu tangan berada di saku celananya. Bukan sok keren, ia hanya sedang berusaha mengeluarkan permatanya dari dalam sana.
Setelah sampai di garis terujung rooftop, pria itu menjatuhkan tas di punggungnya. Ia pun mendudukkan diri dengan sembarangan dan mengeluarkan sebungkus rokok mild—permatanya. Lalu, tangannya merogoh saku lain untuk menemukan korek gas.
Sebatang rokok menyala dan terselip diantara bibir Jeongguk. Menghisapnya dalam, sebelum menariknya lepas dan membebaskan awan gelap dari mulutnya. Aroma manis juga pekat, itulah yang Jeongguk suka.
Kakinya bergelantungan di atap sementara matanya berkeliaran menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi. Seoul memang indah, pikirnya. Hanya saja keindahan itu hilang saat manusia lain ikut campur tentang hidup dan mati seseorang.
Angin kencang berhembus saat pintu terbuka dan seseorang berlari ke arahnya. "Kau bisa mati!"
Jeongguk merasakan tarikkan kuat di pundaknya sehingga tubuhnya terseret beberapa puluh centi ke belakang. Beraninya tangan manusia itu menyentuhnya!
"I don't give a fuck."
Ia melepas tangan intruder itu dengan kasar. Matanya terlihat tidak berteman.
"Sebutkan nama dan kelasmu."
Bibir Jeongguk tidak bergeming. Pria yang menganggunya pun semakin mengerasakan wajah. Menyeramkan sih, tapi Jeongguk tidak yakin jika bibir bentuk hati yang merengut itu bisa disebut seram.
"Aku ketua OSIS disini. Yang kau lakukan saat ini telah melanggar banyak peraturan sekolah, kau harus mendapat--"
"Hukuman?" Tebak Jeongguk. Ia tersenyum miring.
Mata pria pengganggunya langsung membesar saat Jeongguk berdiri dan melangkah maju. Derapnya pasti serta mata yang tak pernah meninggalkan wajah sang lawan bicara. Pria di hadapannya terpojok sekarang. Punggungnya telah terbentur dengan dinding sementara bibir Jeongguk yang masih terselip rokok itu mulai mendekati telinganya.
"Kenapa aku harus mendapat hukuman hanya karena aku melakukan apa yang membuatku bahagia, hm?"
Suaranya dingin, sinis, dan menusuk. Jeongguk menghisap rokoknya sekali sebelum menghembuskan asapnya ke sekitar telinga pria itu. Ia langsung bergidik dan mengalihkan wajah untuk terbatuk beberapa saat.
"Kenapa kau merokok? Benda itu bisa membunuhmu!"
"I smoke because I want to be high. High enough to reach the heaven."
Belum sempat pria itu menjawab, tangan Jeongguk sudah menggerayangi wajahnya lebih dahulu. Ia memegang dagunya dengan kencang sebelum ibu jarinya menyusuri bibir bawah sang lawan bicara yang merah. Bibir itu terbuka dan bagian dalamnya basah. Seperti undangan masuk bagi Jeongguk meski kenyataannya bukan.
"I know you wanna go to heaven too." Ia terkekeh melihat perubahan ekspresi sang ketua OSIS. Wajahnya itu terlihat marah karena ia merasa dilecehkan.
"But sadly, Ketua OSIS, you're still a human tonight."
Jeongguk menjatuhkan rokok dan membasahkan bibirnya sejenak. Entah karena bibir itu begitu menggoda atau ia hanya tak ingin membiarkan sang lawan bicara membalas perkataannya. Bibirnya yang kasar tapi juga lembut itu menabrakkan diri pada bibir merah di hadapannya.
Sama seperti yang terlihat. Kenyal, lembut, dan manis seperti cherry. Jeongguk yakin setidaknya pria itu memoles lipbalm sebelum bel masuk berdering tadi. Mana mungkin ada bibir semanis itu tanpa dipoles apapun ‘kan?
Mata pria yang diciumnya sudah berair dan Jeongguk tak merasa bersalah sama sekali. Tubuhnya merosot dan matanya sama bergetarnya dengan bibirnya yang terbuka. Jeongguk jelas bisa menebaknya.
“Apa aku harus meminta maaf karena telah merebut ciuman pertamamu?” Tanya Jeongguk.
“Kau—“
Pria itu kehilangan kata-katanya dan Jeongguk hanya tersenyum sembari menatap name tag di seragamnya. Ia mengeluarkan sebuah rokok baru dan menjentikkan koreknya.
Api keoranyean itu langsung membakar ujung rokok dan Jeongguk menghisap dengan suara yang keras. Ia pun melangkah meninggalkan tempat favoritnya dengan membanting pintu.
Alasannya? Supaya pria yang tadi sadar dari keterkejutannya. Jeongguk benar-benar merusak bibir sucinya dengan bibir kehitaman khas perokok. Jeongguk benar-benar telah mencurinya. Mencuri ciuman pertamanya! Jeongguk telah membuatnya menjadi seorang pendosa.
Mencium manusia dengan jenis kelamin yang sama itu termasuk dosa besar, bukan?
“Lihat apa yang bisa kulakukan padamu, Kim. Tae. Hyung.”
Koridor teratas gedung sekolah itu pun menjadi saksi dimana Jeongguk bersumpah untuk menghantui kehidupan Kim Taehyung. Sementara sang pemilik nama tengah menjatuhkan air matanya padahal ia hanya ingin menolong hidup seseorang yang tak dikenalnya.
Well, betapa jahatnya dunia mempertemukan Jeon Jeongguk dan Kim Taehyung di satu atap sekolah yang sama. Young God and innocent deer, apakah itu akan menjadi sebuah kolaborasi yang bagus?
💫💫♠💫💫
"Getting interested in me, hm?" -Young God
KAMU SEDANG MEMBACA
Young God(s) || KookV [ √ ]
Fanfiction"But, do you feel like a young God?" Ketua OSIS bernama Kim Taehyung itu punya suatu rahasia, namun apa jadinya jika murid pindahan bernama Jeon Jungkook mengetahuinya? Pria itu menggunakan tindik berbentuk panah di telinganya. Ada cerita penuh tek...