✨ Will You Leave?

5.9K 878 89
                                    

Now I'm searching every lonely place, every corner calling out your name. Trying to find you but I just don't know, "Where do broken hearts go?"
- Where Do Broken Hearts Go -

💫💫♠💫💫

Irene yang tadinya sibuk melayani kini ikut melihat ke arah pandang semua orang. Mulutnya terbuka karena terkejut melihat Jeongguk berada disana. Mata pria itu terlihat sengit terhadap pria asing berjas putih di hadapannya. Gadis itu mencoba melangkah mendekat, berharap dapat menjauhkan Jeongguk dari bahaya apapun yang akan menimpanya.

"Jeongguk, Jeongguk!" Panggilnya, namun sang empu justru menatap Taehyung.

"Kita pergi dari sini, Kim!"

"Tapi Jeong—"

Jemari Jeongguk menggenggam lebih erat pergelangan tangan Taehyung dari sebelumnya. Mata pria itu yang kemarin dingin kini berubah hangat, berusaha melelehkan hati Taehyung. Menatap Jimin yang marah sepersekian sekon, sebelum mengangguk pelan. Taehyung akhirnya membiarkan Jeongguk membawanya kemana pun. Menjauh, yang jelas menjauh dari Park Jimin yang tampak ingin mematahkan hidung seseorang.

Tentu saja rooftop menjadi tujuan akhir mereka. Jeongguk memastikan tak ada yang mengikuti sebelum menutup pintunya rapat. Tubuhnya yang kekar seolah menjulang di hadapan Taehyung dan pria itu terus melangkah maju. Pria bersurai cokelat itu merasakan kilas balik yang tak asing sebelum sengatan listrik seolah menyentuh pundaknya.

"Kim Taehyung, tenanglah."

Ternyata itu hanya tangan Jeongguk yang menyentuh pundaknya. Memberhentikan tubuhnya dari melangkah mundur, karena batas atap terlihat tak jauh dari jarak berdiri keduanya.

"Apa yang kau lakukan dengan pakaian seperti ini?"

"Aku hanya membantu klub masak yang kekurangan pelayan."

"Kenapa kau mau melakukannya? Kau ini seorang ketua, Kim Taehyung!"

"Justru karena aku seorang ketua, aku harus bisa membantu mereka saat berada dalam kesulitan. Aku harus turun tangan!"

"Walaupun itu di depan Park Jimin?"

Astaga. Jika boleh jujur, nama yang barusan keluar dari mulutnya membuat Jeongguk mual sendiri. Begitu menjijikkan terputar di lidahnya dan membuat gendang telinganya ingin pecah saja.

"Aku tidak punya pilihan lain, Jeongguk." Taehyung menunduk, "Toh Park Jimin memang tahu bahwa aku pelayan, apalagi yang bisa kusembunyikan?"

"Taehyung," Jeongguk mengguncak pundak yang sempit itu pelan. "Dia merendahkanmu. Dia memanfaatkan kelemahanmu."

"Aku tahu."

"Kalau begitu lakukan sesuatu! Jangan diam saja seperti ini!"

Taehyung memandang Jeongguk dengan mata yang memerah. Berkilap dari teriknya sinar matahari juga gumpalan air mata yang sedari tadi ditahannya. Pertama, ia merindukan Jeongguk—ia rindu berbicara dengan pria itu tentang apapun. Kedua, sepasang tangan Jeongguk di pundaknya terasa begitu nyaman. Ketiga, Taehyung sangat mengerti ucapan Jeongguk supaya dirinya melakukan sesuatu. Namun, yang keempat, Taehyung tidak mengerti kenapa Jeongguk terlihat semarah ini. Bukankah kemarin-kemarin kau tidak peduli?

"Taehyung, aku mengatakan ini demi kebaikanmu! Lakukanlah sesuatu supaya Park Jimin itu tidak punya celah untuk menyakitimu!"

"Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, Jeongguk!" Taehyung setengah berteriak. "Dia punya kuasa, dia punya uang, dia punya nama, dia punya segalanya!"

"Kau tahu kau bisa berhenti bekerja di kafe."

"Lalu dimana aku harus bekerja? Apa aku harus membiarkan ibu dan adikku menangis karena kelaparan? Aku tidak bisa! Apa kau pikir itu mudah untuk mencari pekerjaan sementara aku hanyalah siswa SMA?!"

Young God(s) || KookV [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang