✨ Be Young and Wild-Free

5K 755 55
                                    

Do you call yourself a fucking hurricane like me?
Pointing fingers cause you'll never take the blame like me?
-Gasoline-

💫💫♠💫💫

"Capek sekali."

"Tumben mengeluh."

"Memangnya tidak boleh mengeluh pada kekasih sendiri?"

Jeongguk tersenyum sembari mengusak surai Taehyung yang berantakan. "Boleh asal diakhiri dengan ciuman. Bagaimana?"

Pipi Taehyung memerah. "Sedang tidak ingin mencium."

"Kalau dicium mau?"

"B-boleh."

Jeongguk mengecup bibir itu secepat kilat. Pertama, karena mereka berada di tempat umum yaitu halte yang meski tidak ramai sama sekali. Kedua, karena bis tujuan rumah Taehyung sudah terlihat dari ujung mata. Keduanya memiliki rona wajah yang sama sekarang. Jeongguk berdeham sementara Taehyung mengulum bibirnya sambil tersenyum.

"Bisku datang."

"Sampai ketemu besok, Tae."

Taehyung mengangguk dan segera berdiri. Pintu bis tidak lama terbuka di hadapannya, lalu Jeongguk membalas lambaian tangan pria manis itu. Mereka masih saling melambai melewati jendela bis sampai kendaraan itu membawa pergi salah satunya. Jeongguk terkekeh, mengingat betapa tidak menyangkanya dia akan keadaan yang terjadi saat ini.

Tidak pernah dibayangkan sebelumnya bahwa Jeongguk akan menjadi kekasih seorang pria, Taehyung pula orangnya. Semenjak Jieun tidak membalas perasaannya, Jeongguk berubah menjadi pria yang suka menebar pesona di sekolah. Ia tidak mengajak mereka berpacaran, hanya sekedar teman mengobrol dan teman untuk digoda. Sampai salah satu dari mereka terlihat begitu sungguhan menyukainya dulu. Sayangnya, Jeongguk tidak bisa mempertahankan seseorang tersebut. Ia terlambat untuk segalanya pada saat itu.

Beda lagi ceritanya dengan Taehyung yang satu ini. Jeongguk tidak pernah menyangka ia akan bersikap seperti budak cinta hanya karena jatuh cinta pada seseorang. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa ia selalu ingin mendapatkan ciuman dari pria yang berstatus kekasihnya sekarang itu.

Jeongguk percaya bahwa sebuah ciuman itu dapat menyalurkan berbagai perasaan. Jeongguk hanya ingin Taehyung tahu bahwa ia sangat menyukainya, sangat ingin melindunginya, sangat ingin tidak terlambat untuk segalanya.

Dan ya, Jeongguk tidak terlambat untuk membalas perasaan pria itu. Jeongguk tidak terlambat untuk menolong pria itu saat ia dalam bahaya. Jeongguk tersenyum, rasanya malam ini ia akan tidur sembari tersenyum jika terus memikirkan Kim Taehyung itu.

"Jeon Jeongguk-ssi."

Sampai sebuah suara yang bergetar memanggilnya. Pria yang masih menunggu bisnya di halte itu pun menoleh mendapati seseorang familiar di hadapannya. Pelayan kafe Maid Love yang masih memakai riasan wajah dan rambut mint-nya yang terurai. Bedanya, sekarang ia memakai celana bahan biasa dengan kemeja putih kebesaran.

"Ah," Si surai jelaga itu mengusap tengkuknya yang kedinginan. "Kau pelayan di kafe itu 'kan? Yoonji?"

"Bukan." Pria bermata sipit itu masih menatap pria di hadapannya dengan tatapan yang dingin. "Aku bukan lagi Yoonji."

Jeongguk membelalakkan mata saat gadis itu mendekat padanya. Matanya terus menusuk sementara tangannya mulai menarik lepas rambut panjang itu dari kepalanya. Ia juga mengusap lipstick di bibirnya dengan punggung tangan. Sekarang si surai jelaga itu melihat pria dengan surai hitam, kulit pucat, mata sipit—bukan lagi pelayan kafe si Min Yoonji.

Young God(s) || KookV [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang