✨ In This World

5.1K 793 54
                                    

        I am still the same person I was before, but an overgrown lie is trying to swallow me whole.
-Lie-

💫💫♠💫💫

Park Jimin meremas segelas vodka di tangannya dengan keras. Akhir-akhir ini ia terus berpikir keras akan suatu hal. Ia ingin segera menghancurkan hidup seseorang. Ia ingin segera menjatuhkan seseorang itu sampai ke lututnya—berlutut padanya, memohon padanya. Katakan Park Jimin gila, tapi memang tak ada kata lain yang mampu mendefinisikan dirinya sekarang.

Matanya sudah merah seperti darah. Ia menenggak vodkanya sekali lagi sebelum menatap ke cermin di ujung ruangannya. Darah Park Jimin seketika mendidih, mengingat bagaimana seseorang itu terus mendapatkan hal yang baik dalam hidupnya. Jauh berbeda dengan dirinya. Sekeras apapun ia ingin menjadi yang terbaik, ia tetap tidak akan bersinar layaknya emas. Layaknya Jeon Jeongguk itu.

"KEPARAT!"

Gelas itu menabrak cermin yang jaraknya dua meter dari kasur Jimin dan menghancurkan keduanya. Pecahan gelas terjatuh ke lantai sementara cermin yang retak menggambarkan betapa kuatnya lemparan pria itu.

"Aku harus membuatmu berlutut padaku, Jeon Jeongguk!"

💫💫♠💫💫

Park Jimin adalah bocah yang paling tinggi di tempat pelatihan taekwondo itu. Di depannya, berdirilah Jeon Jeongguk bocah yang lahir satu bulan di atasnya dengan tinggi badan enam centi lebih rendah. Semua orang memuji Jimin, mengatakan bahwa pertumbuhannya sangat sesuai dengan umurnya. Ditambah dengan wajah tampan di usianya yang masih delapan tahun.

Beda halnya dengan Jimin. Jeongguk menjadi yang paling pendek dan terlihat sangat tidak keren disana. Gigi kelincinya yang besar itu membuat orang-orang tidak yakin bahwa ia akan bertahan di taekwondo. Bahkan, ada yang terang-terangan menyuruhnya les vokal di tempat ber-AC dibanding latihan taekwondo sampai keringatan di tempat ini.

"Tapi aku tidak suka menyanyi!" Jawab Jeongguk kecil. "Aku mau berkelahi!"

"Dengan wajah selucu ini? Yang ada orang-orang tidak tega memukulmu tahu!"

"Kenapa kekuatanku dilihat dari wajah saja?"

"Ya darimana lagi? Kau juga pendek! Pasti mudah menjatuhkanmu."

"Kalau begitu ayo kita buktikan di depan sana!"

Sebelum Jeongguk dan anak bernama Jaehyun itu berkelahi, Jimin datang untuk menengahi. Ia membisikkan pada Jaehyun bahwa ia harus mengalah. Tiba-tiba, kerah bajunya ditarik dari belakang dan Jeongguk membanting tubuhnya ke lantai seolah ia hanya karung beras yang kosong. Hell, mereka baru mempelajari gerakkan itu sekali dan Jeongguk sudah bisa memperagakkannya di depan umum.

Park Jimin mengaduh karena punggungnya yang sakit. Ia melihat anak laki-laki lain sudah melingkari mereka bertiga dan memberi pandangan kasihan pada Jimin. Jeongguk yang mendapat lebih banyak perhatian, terutama tatapan kagum.

"Hebat sekali yang tadi itu, Jeongguk!"

"Tidak menyangka ya ternyata dia kuat juga!"

"Bagaimana bisa dia membanting si Park yang jauh lebih tinggi darinya? Keren!"

Jeongguk memandang Park Jimin, lalu mengulurkan tangannya untuk membantu anak itu berdiri. "Aku tidak suka kau ikut campur—" Park Jimin tidak menerimanya.

"Anak-anak ada apa ini?"

Pelatih taekwondo membubarkan kerumunan dan memandangi kedua anak laki-laki yang sibuk melempar tatapan tajam itu. Ia menepuk pundak keduanya menyuruh untuk berbaikkan. Meski Park Jimin enggan melakukannya, akhirnya ia menjabat tangan Jeongguk dengan terpaksa.

Young God(s) || KookV [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang