✨ Epilogue: It's Ending.

7K 765 86
                                    

Hal paling pertama yang Taehyung periksa adalah catatan panggilan. Ada dua panggilan keluar di beberapa menit sebelum kecelakaan terjadi. Yang pertama untuk 'Appa Park' dan yang kedua untuk 'Appa Jeon'. Jimin benar-benar menganggap ayah Jeongguk seperti ayahnya sendiri. Membuat perasaan sesak menyeruak di hati Taehyung, meski ia sendiri tidak tahu apa isi percakapan Jimin dengan kedua orang ayah tersebut.

Kemudian, jemarinya bergeser ke kanan untuk menekan ikon pesan. Nama 'Forever Nemesis' berada tepat di bawah pesan dari 'Appa Jeon'. Taehyung membuka yang teratas lebih dulu. Isinya menanyakan apa yang membuat Jimin tidak sampai tujuan. Isinya mengatakan bahwa Tuan Jeon sudah menunggu di kedai bulgoggi namun Jimin tak kunjung sampai. Lalu, pesan dari forever nemesis dibuka Taehyung selanjutnya.

Nafasnya tercekat untuk yang kesekian kalinya. Deretan kata itu tidak biasa saja. Deretan kata itu seperti menusuk-nusuk hatinya.

"Kau telah meminta maaf tapi aku belum memaafkanmu. Pergi dari hidupku selama-lamanya dan aku akan memastikan untuk memaafkanmu."

Taehyung sangat ingin mempercayai bahwa orang dibalik pesan itu bukanlah Jeon Jeongguk. Sangat ingin mempercayai bahwa Jimin memang mati murni kecelakaan, bukan karena pesan konyol seperti ini. Sangat ingin mempercayai bahwa ucapan terakhir Jimin di rumah sakit hanya omong kosong. Untuk membuktikannya, Taehyung menekan tombol panggilan terhadap pengirim pesan tersebut.

"Halo?" Suara itu benar-benar bukan yang diharapkan Taehyung. "Siapa ini? Setahuku, pemilik nomor ini sudah mati."

Jadi ini yang Eunwoo maksud kemarin. Bahwa hanya dirinya yang boleh membuka ponsel ini tanpa ada orang lain. Karena jika ia membukanya bersama Jeongguk, mungkin pria itu sudah lebih dulu mengambil ponsel Jimin sebelum Taehyung sempat mengecek yang lainnya.

Taehyung sudah menangis saat mematikan ponsel Jimin. Orang dibalik nama forever nemesis itu benar-benar kekasihnya. Jeon Jeongguk dengan suara dingin dan curiganya. Meski begitu, pria itu tidak menelepon ataupun mengirim satu pun pesan balik. Karena Jeongguk berada di sana, melihat dengan mata kepalanya bahwa pemilik ponsel itu, Jimin, telah dikubur bermeter-meter jauhnya di dalam tanah.

Aplikasi rekam suara adalah hal terakhir yang Taehyung lihat hari itu. Hanya ada satu dengan tanggal baru-baru terlewat ini. Taehyung mendengarkannya. Itu percakapan Jimin dengan seorang pria tentang dana pendidikannya. Diakhiri dengan Jimin yang mengancam pria itu jika ia menyalah gunakan dananya. Taehyung tidak menyangka jika Jimin mempertanggungjawabkan perbuatannya secara diam-diam seperti itu.

"Jimin..." Taehyung memeluk ponsel yang retak itu ke dadanya. Sangat erat. Sangat berharap jika yang tengah ia peluk saat ini adalah pemiliknya dan bukan hanya benda persegi panjang yang nyaris hancur. "Jimin... maaf."

Karena Taehyung tidak bisa menolongnya. Karena Taehyung tidak tahu kebenarannya. Karena Taehyung hanya mendengarkan cerita hidup Jimin dari mulut Jeongguk. Karena Taehyung terlalu mempercayai dan mencintai Jeongguk. Karena Taehyung... tidak dapat membuat Jeongguk menjadi teman yang baik untuk Jimin.

💫💫♠💫💫

He says "Oh, baby girl, don't get cut on my edges
I'm the king of everything and oh, my tongue is a weapon
There's a light in the crack that's separating your thighs
And if you wanna go to heaven you should fuck me tonight"

💫💫♠💫💫

Mereka tidak berangkat bersama hari itu. Taehyung menolak Jeongguk menjemputnya. Mengatakan bahwa ia ada urusan dekat Menara Namsan, jadi ia hanya tinggal berjalan sedikit untuk sampai disana. Kenyataannya? Taehyung tidak bisa berhenti memikirkan pesan terakhir dari Jeongguk untuk Jimin. Taehyung tidak bisa menatap Jeongguk tanpa merasa sedih dan kecewa.

Young God(s) || KookV [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang