When life deals us cards, make everything like it salt. Then you come through like the sweetener you are to bring the bitter taste to a halt.
- Sweetener –💫💫♠💫💫
Taekwondo menjadi olahraga yang populer di Korea Selatan pada masa itu. Rasanya tidak keren jika para orang tua tidak mendaftarkan anak mereka ke pelatihan taekwondo di Tongyeong. Sama seperti kedua orang ayah beda marga yang tengah menuntun anak laki-laki mereka ke tempat pelatihan itu.
"Ternyata kau mendaftarkan anakmu berlatih taekwondo juga." Kata yang lebih tua.
"Tentu saja. Aku ingin anakku pandai membela dirinya sendiri saat dewasa nanti."
"Kuharap kedua anak kita akan berteman dengan baik."
"Aku juga berharap begitu."
Sementara kedua anak yang tingginya baru melewati 100cm itu hanya menatap satu sama lain dengan enggan. Yang berambut pirang menyipitkan mata pada si rambut hitam yang bersembunyi di balik tubuh sang ayah. Anak itu bersembunyi bukan karena takut, pikir si pirang. Ada sesuatu yang lain tentang anak itu.
"Hei!" Akhirnya si pirang memanggilnya duluan. "Apa kau tidak berniat berteman denganku?"
Si rambut hitam—yang sedari tadi sibuk memandang ke arah barisan antri—kini menoleh pada sumber suara. Tidak ada pancaran kehangatan maupun rasa ingin berteman disana. Namun, sebuah senyum tiba-tiba terumbar dan dua gigi kelinci yang besar itu menampakkan dirinya.
"Tidak mau berteman." Jawabnya polos. "Ayo menjadi lawan!"
Si pirang hanya membulatkan mulutnya tak mengerti. Ia hendak mengucapkan sesuatu, tapi si rambut hitam itu sudah lebih dulu membalikkan tubuhnya, berlari, lalu menghilang diantara kerumunan anak laki-laki lain yang hendak berlatih taekwondo. Si pirang kemudian tersenyum miring. Bocah dengan gigi kelinci dan mata bulat besar itu ingin menjadi lawan katanya? Heh, yang benar saja?
💫💫♠💫💫
Festival musim gugur telah tiba dan Taehyung menyibukkan diri dengan berbagai proposal yang diterimanya. Meski banyak dibenci, setidaknya masih ada anggota-anggota OSIS yang menghormatinya sebagai seorang ketua. Masih ada orang waras yang tidak mempedulikan mau pemimpin itu miskin atau kaya, selagi ia berlaku adil dan bertanggung jawab, itu bukan masalah.
Ada Jennie, Rose, Joohyun, dan Taeyang disana. Mereka sibuk membantu Taehyung memilah proposal mana yang pantas dipilih untuk kegiatan festival nanti. Sementara sang ketua sudah mulai memijat pelipisnya yang sedari tadi berdenyut. Matanya kelelahan meneliti setiap tulisan yang ada sampai ia lupa istirahat makan siang.
"Ketua Kim." Panggil Joohyun tiba-tiba.
"Ya?"
"Kau tahu kau juga perlu istirahat. Kau bukan robot."
Taehyung menggeleng pelan. "Sedikit lagi. Setelah aku membaca semuanya, aku akan beristirahat."
"Tapi wajahmu sudah pucat." Sahut Rose.
"Aku baik-baik saja. Kembalilah bekerja."
Taehyung memang seorang yang keras kepala dalam hal tidak ingin merepotkan orang lain. Bahkan, sampai kursi-kursi di depannya pun kosong, Taehyung tetap tidak beranjak dari duduknya. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore dan perutnya sudah berbunyi sejak tengah hari tadi.
Pria itu membetulkan letak kacamatanya sebelum menumpuk rapi proposal yang lulus seleksi. Diantaranya ada rumah hantu, bazaar, pensi, lomba olahraga, dan mini bar. Tinggal memfotokopi formulir yang telah dibuat anggotanya, setelah itu ia bisa segera pergi ke kafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young God(s) || KookV [ √ ]
Fanfiction"But, do you feel like a young God?" Ketua OSIS bernama Kim Taehyung itu punya suatu rahasia, namun apa jadinya jika murid pindahan bernama Jeon Jungkook mengetahuinya? Pria itu menggunakan tindik berbentuk panah di telinganya. Ada cerita penuh tek...