✨ Bloom For You

4.3K 643 24
                                    

Am I in love with you? Or am I in love with the feeling? Trying to find the truth. Sometimes the heart is deceiving.
-The Feeling-

💫💫♠💫💫

Mencintai seseorang itu tidak mudah. Menurut Taehyung, jika mencintai seseorang, maka ia harus menerima apa yang telah dilaluinya, menemani apa yang sedang dilaluinya, dan bertahan untuk apa yang akan dilauinya. Mencintai seseorang tidak membuat salah satu dari mereka menjadi lebih baik. Mencintai seseorang itu membuat keduanya sama-sama tahu bahwa mereka tidak berjalan sendirian. Bahwa mereka tidak harus menanggung beban dan air mata sendirian.

Taehyung mencintai Jeongguk, sangat-sangat mencintainya. Ia tidak ingin melihat Jeongguk menangis lagi. Pria yang terlihat begitu tangguh di hari pertama mereka bertemu itu, Taehyung tidak pernah membayangkannya serapuh ini. Tangannya mengelus-elus punggung Jeongguk yang masih terisak dan sesekali mencium puncak kepalanya untuk menenangkan.

Tidak peduli jika kaus yang dikenakannya sudah basah air mata atau jam di dinding telah menunjukkan dua dini hari. Taehyung akan terus terjaga dan memeluk Jeongguk sampai rasa sakit pria itu habis tersalurkan.

"Jangan tinggalkan aku, Tae."

"Tidak akan pernah."

Pria bersurai cokelat terang itu tidak berbohong. Ia tidak akan pernah meninggalkan Jeongguk lagi, karena itu sama saja dengan menyakiti dirinya sendiri. Seperti menarik keluar oksigen dari rongga paru-parunya. Sesak, menyakitkan, Taehyung tidak bisa melakukannya. Jeongguk adalah segalanya.

"Maafkan aku yang sudah cemburu."

"Bukan salahmu." Jeongguk akhirnya mendongak setelah berjam lamanya menangis di dada Taehyung. Matanya merah dan sembab. "Waktu itu aku ingin mengatakan pada Yoongi bahwa aku memang mencintainya, tapi itu dulu. Lalu kau terlanjur membuka pintu dan ucapanku langsung terpotong."

Taehyung meringis kecil dan menghapus jejak air mata di wajah kekasihnya. Mengelus pipinya lembut sembari berkata, "Aku mencintaimu, Gguk."

Jeongguk mengangguk. Tak mampu menjawab karena tenggorokannya begitu kering setelah bercerita sampai menangis. Menyadari hal itu Taehyung segera mengambil segelas air putih di meja nakas dengan tangannya yang bebas. Ia mendekatkannya ke bibir Jeongguk dan membantunya untuk minum.

"Sudah lebih baik?"

"Boleh aku menginap di kamarmu malam ini?"

"Ini sudah pagi, Gguk."

"Jadi, tidak boleh?"

"Tentu boleh. Kau boleh menginap di kamarku pagi ini."

Agar tidur lebih nyaman, Taehyung meminjamkan Jeongguk celana pendek dan kaus putih yang besar, setelah ia selesai mengganti pakaiannya dengan piyama. Awalnya Taehyung menawarkan piyama seperti miliknya, namun Jeongguk menolak karena ia lebih suka pakaian yang terbuka untuk tidur. Taehyung mengangguk lalu menyuruh pria itu untuk membasuh wajah di kamar mandi. Supaya jadi tampan kembali, katanya.

Tak lama Jeongguk kembali lagi ke kamar dengan pakaian tersebut. Rambut depannya sedikit basah dan Jeongguk menyisirnya dengan sela jari ke belakang. Katakanlah Taehyung terpesona apalagi saat melihat lengan kausnya itu membungkus bisep besar Jeongguk dengan baik. Yang dipandangi hanya tersenyum sebelum ikut naik di atas kasur. Posisi mereka saling berhadapan dan Jeongguk tidak bisa untuk tidak menarik Taehyung ke dalam pelukan.

"Apa yang bisa kulakukan jika tidak ada kau, Taehyung." Bisiknya.

"Kuharap aku tidak akan pernah tahu jawabannya." Taehyung tersenyum. Mendekatkan kepalanya ke dada Jeongguk untuk mendengarkan detak jantung yang menenangkan. "Karena aku akan selalu berusaha ada untukmu, Jeongguk."

Young God(s) || KookV [ √ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang