"Ini kelasmu Adeline. Anak-anak! Kalian mendapat teman baru! Adeline, silahkan perkenalkan dirimu," ujar Miss Ira sembari tersenyum.
Adeline menatap berkeliling. Matanya tertuju pada seorang gadis yang duduk di pojok paling belakang kelas."Adeline, ayo..." Adeline tersentak. Ia lalu mengangguk.
"Hai, aku Adeline Maleka, dan kalian bisa memanggilku Adel!" seru Adeline dengan wajah sumringah.
"Ooohhhh Adeline..." jawab mereka serempak.
"Adeline, kau duduk disana sementara waktu. Sampai bangku yang lain selesai dalam pengerjaan," ujar Miss Ira.
Adeline mengangguk. Kemudian melangkah menuju bangku dipojok kelas. Langkahnya diiringi tatapan seisi kelas.
Tapi, kemana Gadis itu?!
*
"Adeline ...."
"Rosiana, berhenti bicara karena sudah saatnya jam pelajaran dimulai!" Miss Ira menghentikan ucapan seorang gadis bernama Rosiana tersebut.
Wajah Miss Ira nampak tak suka dengan perkataan Rossiana. Apa yang salah? Bukankah wajar jika gadis itu menyapa murid baru dikelasnya?Adeline melemparkan senyum pada Rosi, sementara Rosiana hanya membalasnya dengan tatapan.
*
Jam pelajaran kedua telah usai. Jam Istirahat adalah hal yang paling ditunggu seluruh siswa.
"Adeline...." Rosiana menghampiri Adeline yang tengah memasukkan seluruh buku pelajarannya.
"Ya, Rosi. Sini, duduk!" jawab Adeline. Sembari menepuk bangku disebelahnya.
Bukan mendekat, Rosi malah mundur Satu langkah dari hadapan Adeline."Rosi!" seorang gadis berambut sebahu menyerukan namanya. Rosiana mengangguk.
"Aku duluan ya, Adel..." ujarnya sebelum meninggalkan Adeline yang menatap bingung kepergian Rosiana.
Adel hanya mengangguk.Adeline sesungguhnya sedikit bingung dengan sikap Rosiana. Sepertinya gadis itu ingin menyampaikan sesuatu padanya, tapi selalu saja ada yang mencoba menghalanginya. Tadi miss.Ira, barusan temannya yang lain.
'Aneh...' gumam Adelin seraya mengangkat kedua bahu.
Kelas Adel sudah kosong. Semua murid sudah keluar kelas, kemana lagi, jika bukan kantin sebagai perburuan yang paling menarik.Adeline berdiri, gadis itu menatap berkeliling ke seisi kelas. Sepertinya ia merasa ada seseorang sedang memperhatikannya. Tapi Adeline yakin bahwa di dalam kelas tersebut memang sudah tak ada siapapun, kecuali dirinya sendiri.
Adel mengayunkan langkah santai, keluar kelas. Ia berdiri dipintu kelas sambil melihat kiri kanan, kemudian berjalan ke arah kanan, setelah melihat tulisan petunjuk jalan 'KANTIN'
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH SEBERANG JALAN
HorrorKisah ini, berawal dari kepindahan keluarga Maleka ke Kota besar itu. Gabriel Maleka, adalah seorang Dokter Jiwa yang bekerja disebuah Rumah Sakit Jiwa. Beliau adalah seorang Dokter dengan Satu Istri. Satu orang Puteri, dan Satu orang Putera. Puteri...