Adeline menatap punggung Audrey yang menghilang dibalik gerbang rumah sakit. Ia menatap sekelilingnya yang gelap gulita. Tubuh Adeline merinding, ketika ia mendengar suara Anjing melolong dari kejauhan.
'Aku harap kau tak pergi lama, Audrey ...' bathin Adeline.
Sambil menatap dirinya di cermin.
Menatap dirinya?Adeline mengedipkan mata sekali. Tak ada apapun. Sekali lagi. Ada! Adeline mengarahkan Spion ke atas. Agar ia tak melihat bayangan itu!
Tie!
Gadis menyeramkan itu muncul di dalam cermin!
Adeline menghirup napas dalam-dalam. Kemudian mengembuskannya perlahan.
Ia membuka mulutnya."Tie, aku tahu itu kau! Kenapa kau begitu pengecut Tie? Hanya berani datang ketika aku sendiri?!" teriak Adeline.
Seorang Satpam menjulurkan kepala dari balik pagar besi. Membuat Adeline tersadar, jika ia tengah berbicara sendiri. Karena Adeline tahu, jika orang lain tak mungkin melihat keberadaan Tie.
Krrrrkkkkk Krrssekkkk
Radio di dalam mobil Audrey tiba-tiba menyala dengan sendirinya. Adeline beringsut, kedua lututnya gemetar.
Adeline .... Adeline ....
Suara lirih itu benar-benar membuat Adeline tak berkutik!
Ia mati kutu dibuatnya.Adeline menatap jalanan, berharap Audrey segera datang. Ia tak mungkin keluar dari dalam mobil, bagaimana jika Papa tiba-tiba muncul? Atau satpam, atau Dokter lain mengenalinya dan melaporkannya pada Papa?
*
Di Ruang Dokter
"Sudah hampir satu minggu dokter Gabriel tidak masuk kerja. Menurut dokter jaga yang menggantikan beliau, dokter Gabriel sedang mengambil cuti panjang. Itu wajar, sebab dua tahun terakhir, dokter Gabriel tidak pernah mengambil masa cuti nya. Ia bekerja terlalu keras, mungkin dokter butuh refreshing," jawab seorang dokter perempuan.
"Apa dokter Gabriel tidak pernah mengatakan apa-apa, soal kemana atau dimana ia selama masa cutinya?" tanya Audrey lagi. Dokter berwajah dingin itu menggeleng.
"Aku tak tahu soal itu. Itu bukan urusan kerja. Dan diluar urusan kerja, kami memang tidak saling berhubungan." jawabnya.
Audrey mengangguk.
"Oh ya, Dok, apa kau pernah merawat pasien bernama Liza?" tanya Audrey. Dokter perempuan itu mengernyit, lalu melepaskan kaca mata yang dikenakannya.
Setelah mengingat-ingat, ia mengangguk."Aku bukan dokter yang menangani gadis itu. Tapi aku tahu, ada gadis bernama Liza yang dirawat disini. Dokter Gabriel yang menanganinya. Namun sayang, gadis itu melarikan diri Satu tahun yang lalu," jawabnya.
"Melarikan diri? Bagaimana bisa? Bukankah penjagaan disini sangat ketat?" selidik Audrey.
"Itu diluar kuasa ku untuk menjawab, Nyonya. Oh ya, mungkin jika kau butuh informasi soal Liza, lain kali datang jika dokter Gabriel usai cuti. Mungkin ... Dua atau tiga minggu lagi." jawabnya.
What, Dua minggu itu bukan waktu yang sebentar!
"Apa tak ada orang lain yang merawat Liza, selain Gabriel?" tanya Audrey. Dokter diam lagi.
"Ada. Suster Emma. Dia masuk pagi. Jika kau ingin bertemu dengannya, datang saja besok jam tujuh." jawaban Dokter itu sedikit membuat Audrey lega. Setidaknya usahanya malam ini membuahkan hasil. Meski tak banyak ...
*
Adeline menutup kedua telinganya, ia membenamkan wajahnya pada kedua lututnya. Dan masih melakukan hal yang sama, ketika kaca mobilnya digedor dari luar.
"Adeline!" suara itu membuat Adeline mengangkat kepalanya.
"Astaga, Audrey!" pekik Adeline. Dengan cepat ia membuka kunci pintu kemudi.
Audrey menatap Adeline dengan bingung diwajahnya.
Sementara itu, Adeline masih menatap Layar Radio yang tidak menyala lagi.TIDAK MENYALA DAN TIDAK BERSUARA LAGI!
"Adeline, kau kenapa?" tanya Audrey. Adeline menggeleng. Ia diam dan masih mengingat ucapan Tie lewat pesawat radio.
*
Sepanjang perjalanan sunyi. Audrey tengah menyimpulkan penemuannya malam ini. Berbeda dengan Adeline, ia tengah memikirkan ucapan Tie yang terus berdengung ditelinganya.
"Audrey ..." ujar Adeline. Audrey memalingkan wajahnya sekilas.
"Ada apa, Adeline?"
"Apakah aku ini Gila?" pertanyaan Adeline mengagetkan Audrey.
"Kenapa kau bertanya seperti itu, Adeline? Aku sudah bilang, tenanglah. Kau hanya lelah, dan aku mengerti. Begini, besok, aku akan membawamu bertemu dengan seseorang. Cobalah berbicara tentang apa yang sering kau lihat padanya ..." ujar Audrey.
"Siapa?"
"Teman kecilku. Dia masih SMA. Tapi kurasa, kalian ada kemiripan. Hanya saja, kau belum atau tidak terarah." jawab Audrey.
*
Adeline dan Hans sudah tidur, dan Audrey masih menghisap rokok ketiganya malam itu. Malam yang dua jam lagi akan segera pagi.
Audrey sudah terbiasa tak tidur semalaman, jika ia tengah mengusut sebuah kasus.
Audrey sudah memberi tanda beberapa hal yang sesuai dengan pemikirannya.Tinggal menunggu pagi, dan ia akan kembali mendapatkan informasi yang mungkin jauh lebih akurat tentang Liza.
Tapi, dimana keberadaan keluarga Adeline saat ini?
Keluarga yang aneh...
Bagaimana bisa mereka tak merasa kehilangan atas kepergian Puterinya!
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH SEBERANG JALAN
HorrorKisah ini, berawal dari kepindahan keluarga Maleka ke Kota besar itu. Gabriel Maleka, adalah seorang Dokter Jiwa yang bekerja disebuah Rumah Sakit Jiwa. Beliau adalah seorang Dokter dengan Satu Istri. Satu orang Puteri, dan Satu orang Putera. Puteri...