Dua Puluh Enam

35K 2.4K 36
                                    

"Adeline, aku rasa penyelidikkan kita dirumahmu sudah cukup. Oh ya, apa itu rumah seberang jalan yang kata mu disanalah Liza berada?" tanya Audrey sebelum mereka pergi.
Adeline mengangguk.

"Oke, urusan rumah itu, biar aku yang tangani. Come on, kita lanjut ke sekolahmu. Aku akan bicara dengan Wali Kelasmu soal ketidak masukkanmu selama beberapa hari ini." ajak Audrey.

Adeline seperti kerbau yang dicucuk hidungnya. Ia mengikuti langkah Audrey dengan tas ransel penuh dipunggungnya..

"Anggap saja kau akan berlibur dan berpetualang denganku, Adeline hehehe..." canda Audrey.

Adeline terkekeh mendengar ucapan Audrey.
Bagaimana bisa Audrey masih bisa mengajaknya bercanda, sementara maut, sedang berayun-ayun dikelopak matanya.

*

"Jangan katakan apapun kepada siapapun bahwa kita sedang menyelidik, Adeline. Bilang saja jika kau sedang ada keperluan keluarga jika teman-jemanmu bertanya. Tanpa terkecuali teman dekatmu..." bisik Audrey, saat ia melihat dari kejauhan, seorang gadis berlari menghampiri mereka.
Adeline mengangguk.

"Adeline! Kau kemana saja?! Kenapa kau meninggalkan rumah, Adeline!" seru Rossiana.

Ia nampak begitu cemas. Adeline tersenyum menyambut kedatangan Rossiana. Sementara itu, Audrey pergi setelah mengedipkan mata pada Adeline.

"Siapa perempuan cantik itu?" tanya Rossiana. Ia menatap punggung Audrey.

"Dia tanteku, sementara waktu aku akan tinggal bersamanya, Rossi..." jawab Adeline berhati-hati. Jangan sampai ia keceplosan. Ia akan selalu berusaha sedapat mungkin untuk mengingat pesan Audrey.

"Ayo ke kantin. Kita ngobrol disana," ajak Rossi. Adeline mengangguk kemudian keduanya berjalan menuju kantin. Kebetulan, sekolah sedang istirahat saat Adeline dan Audrey tiba di sekolah.

*

Di Ruang Guru

"Jadi, Anda ini adalah kerabatnya Adeline?" tanya Miss Ira. Setelah Audrey menceritakan soal Adeline. Audrey mengangguk.

"Maaf, boleh saya tahu asal usul bangku kosong dikelas Adeline?" tanya Audrey.

Miss Ira meneliti wajah Audrey. Sebetulnya, sudah sejak pertama Audrey berada dihadapannya, Guru sebaya Audrey itu memperhatikan wajah Audrey.

"Sepertinya, aku begitu familiar dengan wajah anda, Nyonya ..." ujar Miss Ira, sebelum menjawab pertanyaan Audrey.

"Ah! Apa kau Audrey detektif itu?!" pekik Miss Ira. Audrey tersenyum canggung, lalu mengangguk pelan.

"Kau serius, Audrey?! Astaga, aku harus berfoto denganmu!" seru Miss Ira sambil mengeluarkan ponsel dari dalam saku seragamnya.
Audrey mengibaskan tangan serta menggeleng.

"Tidak, tidak, Miss! Aku mohon jangan sekarang. Ada yang lebih penting dari ini. Aku janji, setelah kau beri aku info sebanyak-banyaknya, kau bukan hanya boleh berfoto denganku, tapi aku akan menjadi followermu!" tegas Audrey.

Oh My God...

"Kita tidak bisa bicara disini, Audrey. Temui aku dirumahku sore nanti. Ini alamatku," jawab Miss Ira sambil berbisik. Audrey mengangguk.

"Baiklah, aku akan menemuimu sore nanti. Terimakasih Miss ..." ujar Audrey lalu berdiri.

"Ehmm ... Yakin, tak ingin berfoto dulu satu kali saja?" tanya Miss Ira sekali lagi. Audrey terkekeh kemudian menggeleng.

"Nanti saja, Miss hehe..." jawabnya.

"Ya ya yaa baiklah ..." gumam Wali Kelas Adeline sambil mengantar Audrey keluar ruangannya.

RUMAH SEBERANG JALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang