Bagian 8

2.1K 218 25
                                    

"Makasih ya ,Yon udah nemenin gue", Yona tersenyum sambil mengangguk.

" Iya sama - sama. Apasih yang enggak buat sahabat. Eh btw ini gak gratis ya",ucap Yona sambil mencolek hidung Kinal. Kinal mengangkat sebelah alisnya.

"Sama temen sendiri perhitungan banget", gerutu Kinal sebal. Yona terkekeh pelan kemudian mengangkat dua jarinya

" Becanda elah. Baperan loe! ",ucap Yona sambil menoyor kepala Kinal. Kinal manyun - manyun lucu sambil mengelus kepalanya yang tadi di toyor oleh Yona.

" Pokoknya , kalo ada masalah jangan pendem sendiri. Ada gue yang selalu ada buat loe",ucap Yona sembari berpamitan pulang.

Kinal menatap sendu pada punggung Yona.

"Gak akan pernah ada orang yang selalu ada buat orang lain. Karena pada dasarnya manusia memiliki perasaan bosan",lirih Kinal kemudian masuk ke dalam rumah.

Keadaan Kinal jauh lebih baik saat ini karena Yona merawatnya hingga sore hari.

" Kapan pulangnya?",gumam Kinal saat melihat Keenan tengah makan di ruang makan. Kinal menghela nafas kemudian masuk ke kamarnya.

Ia membuka Diary kesayangannya. Yang ia jaga selalu. Semua kenangannya bersama Veranda tertulis dengan indah di sana. Di sekolah Kinal memang di kenal sebagai siswi yang tulisannya hancur amburadul , tapi sebenarnya tulisannya cukup bagus. Hanya saja dia malas menulis hal - hal yang tak akan masuk ke otaknya.

Ia tersenyum getir kala membacanya. Awal pertama ia berkenalan dengan Veranda , awal persahabatan , awal kedekatan , awal ia jatuh cinta pada Veranda dan saat - saat ia selalu sakit bersama Veranda.

Veranda , kamu sukses membuat dunia aku berwarna tapi kamu juga yang bikin dunia aku runtuh seketika.

Itulah paragraf terakhir dari Diary Kinal. Ia tersenyum seraya menyimpan Diary itu di tempat yang tersembunyi agar jauh dari jangkauan orang lain.

"Aku akan berjuang Ve. Aku akan berjuang", batin Kinal sambil menatap langit - langit kamarnya.

~~~~

Di tempat lain , tempat yang jauh dari keramaian , nampak sepasang kekasih tengah duduk di kap mobil sambil bercanda ria.

" Yang Beb , yuhuuu",panggil Ochi sambil ndusel - ndusel manja di bahu kekasihnya.

"Apa?", tanya Beby sambil merangkul bahu Ochi.

" Aku mau nyanyi buat kamu",ucap Ochi dengan percaya diri penuh. Ia mengambil gitarnya yang berada di dalam mobil kemudian kembali keluar.

Jreng jeng jeng jeng jeng

"Memenangkan hati ku bukan lah satu hal yang mudah~"

Beby nampak meniknati petikan Ochi pada gitar tersebut. Meski suara Ochi pas - pasan , setidaknya alunan merdu dari gitar itu membuat suara buruknya sedikit tersamarkan.

"Tolong kamu camkan itu~", Beby bertepuk tangan. Ia memeluk Ochi kemudian mencium pipinya.

" Main jangan?",tanya Ochi sambil menaik turunkan alisnya sambil tersenyum menggoda.

"Jangan mikir aneh - aneh deh kamu", ucap Beby sambil menatap sebal pada Ochi.

" Jangan marah dong",ucap Ochi sambil mencolek - colek pipi Beby.

"Kalo berani gitu lagi kita pu-ummbhh", seketika ucapan Beby terhenti saat Ochi menyumpal bibir milik Beby dengan bibirnya.

" Jangan ngomong gitu. Kamu tau kan gimana susahnya dapetin kamu",lirih Ochi sambil tertunduk. Beby jadi merasa bersalah. Ia mendekap kekasihnya itu. Kini langit senja menjadi saksi bisu atas cinta keduanya.

I'm Straight! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang