Bagian 15

1.9K 149 15
                                    

Seorang gadis jangkung nampak tengah meringkuk di dalam mobilnya. Sedari tadi ia tak bergerak dari tempat dimana kekasihnya meninggalkannya. Air matanya sedari tadi mengalir membasahi pipi bahkan hingga stir mobil.

*Drrttt

Gadis itu mengontrol dirinya saat ponselnya berdering. Dapat di lihat dari layarnya nama "Mama". Shania menarik  nafasnya kemudian menghembuskannya perlahan. Dirasa sudah cukup, ia pun segera menjawab panggilan itu sebelum panggilan terputus.

" Halo ma",sapa Shania dengan suara serak akibat terlalu lama menangis. Ya, tak bisa di bohongi. Ia benar - benar jatuh cinta pada Kinal.

"Sayang? Kamu kenapa?",tanya sang mama yang berada di seberang sana tanpa membalas sapaan dari putrinya itu.

" Gak tau nih ma, ekhm ekhm! Kayaknya tenggorokan aku kering",jawab Shania

"Ah ngeles aja kamu",ujar sang mama.

" Kenapa nelfon ma?",tanya Shania langsung ke inti.

"Gini sayang, kamu bisa ke Cafe mama gak? Mama ada urusan, kamu cuma harus ngawasin doang kok",Shania hanya berdehem.

" Yaudah, cepetan ke sana ya? Dadah",tutup sang mama.

"Iya ma"

***

Shania pergi ke Cafe milik mamanya dengan tampilan kasual. Karena tadinya ia berniat jalan - jalan dengan Kinal. Namun hal yang tak di inginkan bahkan tidak di duga terjadi.

Ya, tidak menunjukkan kesan boss pada dirinya . Tapi ia tak memperdulikan hal itu, toh gue udah cantik, pikir Shania.

Sebelum turun dari mobil, ia sedikit memoles wajahnya agar ia nampak terlihat baik - baik saja.

Gadis cantik itu turun dari mobil kemudian masuk ke Cafe milik sang mama.

Ia memperhatikan sekeliling, nampak sesak sekali. Karyawan di sinipun nampak kelelahan melayani para pelanggan yang ramai dan tak sabaran.

"Shania Junianatha harus turun tangan nih keknya",batin Shania seraya menggulung lengan bajunya.

" Ini di anter kemana?",tanya Shania pada seorang pelayan.

"Eh, Nona mau ngapain? Gak perlu nona",ucap sang karyawan yang merasa tak enak hati pada anak boss nya itu.

" Gak papa, saya kasian liat kalian kewalahan gitu. Mana pelanggannya pada gak sabaran semua",Shania mengangkat nampak yang di atasnya terdapat dua gelas coffee latte.

*bruk

"Eh",kaget Shania saat seorang gadis berbalik dan menabraknya.

"Heh! Jalan tuh pake mata!",bentak gadis itu hingga beberapa perhatian pengunjung tertuju pada mereka.

" Maaf mbak",ucap Shania sambil menghela nafas.

'Orang cantik itu harus banyak - banyak ngalah biar cantiknya ga pudar',batin Shania sambil menundukkan kepalanya.

"Gak sudi gue dateng ke tempat ini lagi. Guys, ayo kita cabut",ucap gadis angkuh itu sambil mengajak teman - temannya pergi.

" Setidaknya sedikit terhormatlah dengan membayar makanan dan minuman yang sudah kalian cicipi",ucap Shania sambil bersedekap dada menatap gadis - gadis angkuh itu.

Gadis itu langsung mengambil dompetnya dengan rasa geram. Ia mengambil 5 lembar uang ratusan ribu kemudian ia lemparkan tepat di depan wajah Shania. Tanpa ba - bi - bu, ia bersama teman - temannya langsung pergi keluar cafe.

"Dikira gue pelakor apa ya pake di lempar duit",gerutu Shania sambil menatap jengkel pada gadis angkuh itu.

Shania menatap seorang karyawan kemudian mengarahkan pandangannya ke arah uang yang tergeletak itu seolah menyuruhnya untuk mengutipnya.

I'm Straight! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang