Bagian 24 -End-

2.6K 179 26
                                    

Kali ini seriusan end loh. Aku ga boong~

Shania tidak henti - hentinya menggerutu dalam hati. Ia sangat kesal saat ini. Bagaimana tidak? Sudah hampir 1 jam ia menunggu Kinal, tapi gadis itu tak kunjung datang. Gemuruh pun terdengar bersahut - sahutan pertanda akan turun hujan. Hal itu membuatnya yakin bahwa Kinal memang tidak akan datang.

*Byurrrr

Hujan deras langsung mengguyur. Shania menghela nafasnya pasrah. Lebih baik ia tidur dan mulai menenangkan fikirannya.

Sementara seorang gadis nampak berteduh di pinggiran jalan. Gadis itu nampak membuka bagian bawah tasnya dan mengambil sebuah mantel. Bukan mantel tubuh, melainkan mantel untuk ranselnya. Karena buku serta seragam sekolahnya berada di dalam sana.

"Udah deket, lanjut ajalah",gumam gadis itu seraya menyandang tasnya di bagian depan agar terlindungi dari hujan.

Hingga akhirnya gadis itu berhasil sampai di tujuan. Ia menyusuri lorong bangunan apartement itu dan tibalah ia di apartement Shania.

Ia menekan bel yang ada di samping pintu. Namun pintu tak kunjung di buka.

"Shan..",panggil Kinal disertai dengan ketukan pada pintu. Setelah bermenit - menit mengetuk pintu, memanggil dan menekan bel, akhirnya pintupun terbuka.

Keluarlah Shania yang menguap sambil mengucek matanya.

" Boleh aku masuk?",tanya Kinal. Shania yang masih setengah sadar hanya menganggukkan kepalanya.

Setelah beberapa saat, barulah Shania sadar bahwa Kinal datang dengan kondisi basah kuyup.

"Kamu kesini naik apa?", tanya Shania.

" Sepeda",jawab Kinal sambil membuka lemari pakaian Shania tanpa rasa segan sedikitpun.

"Tenang aja, aku gak papa. Kamu lanjut bobo aja gih",ucap Kinal sambil mengelus puncak kepala Shania.

" Tapi—"

Cup

Shania langsung diam saat Kinal menempelkan bibir keduanya. Hanya sebentar, setelahnya ia kembali mencari pakaian yang sekiranya pas untuk ia pakai.

"Bobo",ucap Kinal lagi. Shania hanya bisa pasrah. Ia memilih membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil terus memperhatikan Kinal. Hingga akhirnya ia mengalihkan pandangannya ke langit - langit saat Kinal masuk ke kamar mandi.

***

Rasanya waktu begitu cepat berlalu. Kini Matahari perlahan mulai menampakkan diri. Sementara dua orang insan nampak masih tertidur pulas di atas ranjang. Hei, mereka tak melakukan apa - apa semalam, hanya tidur.

"Hoammhh",Shania lebih dulu bangun dari alam bawah sadarnya. Ia melirik Kinal yang masih memejamkan matanya. Ia mengusap lembut dahi gadis tomboy itu. Ia terkejut saat merasakan suhu tubuh Kinal sedikit hangat.

" Hmmhh",Kinal perlahan - lahan membuka matanya. Ia tersenyum pada Shania.

"Badan kamu anget, gak usah sekolah aja ya?",ucap Shania pada Kinal.

" Gak mau.. Aku mau sekolah",Kinal perlahan duduk kemudian mulai menyesuaikan pandangannya yang sedikit buram. Kinal sendiri tidak mengerti, setiap kali ia bangun tidur, pandangannya akan menggelap meski matanya terbuka. Hal itu akan berlangsung sekitar 5 detik saja.

"Mandinya pake air anget ya",Shania beranjak dari sana kemudian menyiapkan segala kebutuhan Kinal dan dirinya.

***

Keduanya sudah tiba di sekolah. Kinal berada di kelasnya dan Shania juga begitu.

Sedari tadi Kinal hanya merebahkan kepalanya di meja dengan mata terpejam.

I'm Straight! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang