Bagian 12

1.8K 199 11
                                    

Jangan lupa vote dan komen

" Lid , giliran kamu"

"Siap sabeum"

Lidya pun segera mengenakan pelindung kepala , tubuh , tangan serta kaki. Sementara pelindung gigi dan kemaluan ia abaikan karena itu hanya akan menghambat dan membuatnya risih.

"Kalau Lidya menang , kalian bakal ketemu Nal", ucap sang sabeum membuat Kinal terkejut. Bagaimana bisa?

" Gue mohon kalah Lid",batin Kinal sambil memandang Lidya yang sudah siap melancarkan serangan. Bisa di lihat bahwa kemampuan Lidya tak bisa di anggap remeh. Poin pun berbeda jauh. Lidya memimpin dengan sangat baik , hingga sebuah senyuman merekah di wajah tegas sang sabeum.

*ting

Pertandingan antara Lidya dengan atlit bogor itu selesai dengan Lidya sebagai pemenangnya.

Sang sabeum menghampiri sabeum lain yang akan menjadi pendamping Kinal saat bertanding nanti.

"Lidya harus menang", ucap sang sabeum.

" Kalau di lihat - lihat , Lidya jauh dari Kinal. Jadi Lidya lebih pantas dapetin juara dari Kinal",lanjut sang sabeum pada murid yang kini menjadi seorang pelatih seperti dirinya.

"Lid , gue gak bisa", lirih Kinal.

" Gak bisa gimana?",tanya Lidya sambil menyerngitkan dahinya.

"Kita bakal ketemu ntar , Lid. Gue gak tega nendang loe", ucap Kinal.

" Kayak jago aja loe njing ",ucap Lidya sambil menatap sengit pada Kinal. Kinal menghela nafas lelah , Lidya salah paham ternyata.

" Nal",panggil sang sabeum.

"Eh , iya sabeum?"

"Kamu jangan serang kepala dia ya , takut bahaya nanti", ujar sang Sabeum. Kinal menghela nafas lagi. Itu sulit. Biasanya saat sparing , ia lebih dominan menyerang bagian kepala. Dan sekarang ia tak boleh menyerang kepala. Namun Kinal paham betul maksud sang Sabeum , pasti itu untuk keamanan muridnya.

" Lidya",panggil sang sabeum pada Lidya yang tengah mengistirahatkan tubuhnya.

"Eh , kenapa sabeum?", tanyanya sambil menegakkan tubuhnya.

" Sabeum percaya sama kamu. Kinal emang temen kamu, tapi kali ini dia musuh. Kamu harus menang Lid",Lidya mengangguk mantap mendengar penuturan sang sabeum.

Hingga tiba saatnya mereka berdua bertanding. Lidya dengan tatapan tajam , sementara Kinal menunduk.

Pertandingan pun di mulai. Lidya melancarkan serangan membabibuta pada Kinal. Sementara Kinal hanya memberi perlawanan kecil.

*Duak

"Argh", Kinal meringis saat kaki Lidya mendarat dengan mulus ke pipinya. Ia terjatuh ke matras. Matanya menangkap layar yang menampilkan skor. Selisih yang sangat jauh , bagaimana bisa ia mengejar nya?

" Loe gak ada apa - apanya , Nal",ucap Lidya remeh. Kinal perlahan bangkit sambil menatap Lidya. Ia memberikan sebuah senyuman.

"Gak papa , loe menang aja", ucap Kinal dengan suka rela. Namun bagi Lidya itu adalah sebuah hinaan. Ia kembali menyerang Kinal hingga sahabatnya itu merasakan sakit yang teramat sangat di perutnya.

" Kinal!",Kinal mendengar suara yang sangat familiar. Ia mencoba menelusuri dari mana arah suara itu. Hingga akhirnya ia mendapati seorang wanita menatap khawatir padanya

"M-mami dateng..",lirih Kinal sambil tersenyum

"Keknya gak ada salahnya gue ngebales",Kinal melancarkan serangan bertubi - tubi. Lidya yang sudah lelah tentu kewalahan dan kehilangan kesempatan untuk menang.

*ting

Pertandingan berakhir dengan poin 20 - 21 dengan Kinal sebagai pemenangnya.

Citra , Fakhira , Arya , Farish dan yang lainnya bersorak senang. Kinal melambai pada teman - temannya seraya tersenyum. Namun tak lama pandangannya mulai buram dan ia jatuh pingsan.

Semuanya langsung panik , termasuk Lidya. Ia memapah Kinal keluar arena. Ambulans yang memang sudah di siapkan oleh panitia siap membawa Kinal ke rumah sakit.



~~~



"Iya iya , sante.. Gue gak papa"

"Gak usah , gue gak haus"

"Di pijitin malah sakit tolol!"

"Weh , udahlah"

Kinal mengerang frustasi , bagaimana tidak? Detik saat ia siuman, ia langsung di kerumuni oleh perhatian dari teman - temannya. Bukannya senang , Kinal malah jengkel.

"UDAH WOII!", teriak Kinal kesal. Semuanya hanya menyengir kemudian mengambil posisi masing - masing dam mulai menyibukkan diri dengan ponsel.

" Dih",batin Kinal sambil memandangi mereka semua.

"Mami gue mana?", tanya Kinal pada Citra.

" Ohh katanya dia ada kerjaan jadi harus langsung balik ke Jakarta",jelas Citra. Kinal hanya ber - oh ria saja.

"Eh , Cit. Ambilin hp gue dong", pinta Kinal. Citra pun segera mengambil ponsel Kinal yang berada di dalam sebuah ransel.

" Nih"

"Makasih", Kinal segera menghidupkan ponselnya. Saat ia mengaktifkan data seluler , ponselnya langsung di penuhi notif dari Shania.

Bukannya langsung membalas , Kinal malah memilih menscrool halaman chatnya. Ia tersenyum kecut saat melihat tak ada satupun ucapan semangat dari Veranda untuknya.

" Huftt",Kinal menghela nafas seraya hendak meletakkan ponselnya di nakas. Belum sempat ponsel itu mendarat di nakas , ponsel Kinal bergetar. Kinal menaikkan sebelah alisnya kemudian menatap layar ponselnya.

Kinal menggeser lingkaran berwarna hijau di ponselnya ke atas dan terpampanglah wajah Shania di sana.

"Gimana pertandingannya?", tanya Shania dari seberang sana.

" Bukannya nanya ke adaan aku , malah nanya pertandingannya. Pertandingannya ga kenapa - napa",balas Kinal sok sebal.

"Hmm , yayaya. Gimana keadaan kamu?", tanya Shania meralat ucapannya.

"Aku baik - ba—"

"Eh, tempat tidur kamu bagus tuh. Katanya jelek", ucap Shania saat melihat bantal yang Kinal pakai tampak bersih dan bagus.

" A-aku.."

"Di hotel kan kamu? Hayo ngaku", ucap Shania memasang wajah curiga.

" Aku di rumah sakit ,Shan",ucap Kinal pada akhirnya. Wajah curiga Shania langsung sirna berubah menjadi raut khawatir.

"Eh serius? Berarti kalah dong?"

"Enak aja , aku menang ya", gerutu Kinal.

" Wihh asik , ntar traktir ya",ucap Shania dengan senyum manisnya.

"Iya...", ucap Kinal ," sayang",lanjutnya setengah berbisik. Kinal tersenyum tipis saat melihat rona merah di pipi Shania.

"Adududu , bisa malu juga towtownya akuh", goda Kinal sambil menaik turunkan alisnya.

" Apaan tuh towtow",Shania memicing matanya.

"Tower , mwehehehe", ucap Kinal.

Tawa Kinal hanya sebentar. Tak lama raut wajahnya berubah menjadi pucat.

" Eh, kamu kenapa Nal?",tanya Shania yang mulai khawatir.

"G-gak papa", Kinal segera memutuskan sambungan , meletakkan ponselnya seraya memejamkan mata.

" Semoga aku kuat ,Shan",lirihnya.

Tbc

Tbc dulu , haha.
Semangat author mulai membara kembali,wkwk:v

Yang belum follow , silahkan follow akun Kivenju29 ya.

Sekalian follow ig author , Kivenju29.

Malah promosi hahaha.

See you next time~

I'm Straight! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang