Epilog

2.9K 134 14
                                    

Shania tidak berhenti menangis sedari tadi. Beby dan Ochi berusaha menenangkannya, namun gadis itu tetap saja tidak berhenti menangis.

"Shan.. Gue mohon tenang",ucap Beby sambil memeluk Shania dari samping. Ochi hanya memperhatikan. Ia tidak boleh cemburu, ini adalah situasi yang sangat tidak tepat.

" Tenang ya?",ucap Beby seraya tersenyum. Shania hanya terduduk lesu sambil berusaha menghentikan isak tangisnya.

•Flashback on•

Shania masih terisak di atas perut Kinal. Hingga akhirnya tanpa sadar tangannya menyentuh sesuatu berbentuk persegi yang berada tak jauh dari tempat jasad Kinal berbaring.

Ia meraih benda itu. Ternyata itu adalah sebuah ponsel. Ponsel itu masih dengan rekaman yang terus berlanjut. Ia menghentikan rekaman itu kemudian mulai memutarnya dari awal.

"Buat siapapun yang nemuin hp ini, tolong kasih ke siswi yang namanya Shania Junianatha"

"Tolong, jika kamu bukan Shania junianatha, jangan dengarkan rekaman ini lebih lanjut", Shania dapat mendengar nafas Kinal yang terengah - engah.

" Shan, maafin aku ya"

"Aku gagal membahagiakan kamu"

"A-aku lemah"

"Aku harap, suatu saat nanti kamu bisa nemuin seseorang yang lebih baik dari aku ya"

"Ak.. Akuh.. Aku udah g-gak bisa.. sama kamu l-lagi"

"Ma-maaf, akhir d-dari kisah kita j-jadi begitu menyedihkan"

"Aku sayang kamu"

Shania menutup mulutnya dengan tangan kemudian kembali terisak. Ia mendengar suara ponsel jatuh, maka sudah jelas itu akhir dari rekaman itu. Ia berfikir bahwa Kinal memiliki banyak kata - kata yang ingin ia sampaikan, ternyata pesannya hanya berkisar 2 menit, 19 menit lainnya kosong.

"Kinal.. Aku mohon jangan pergi..",lirih Shania. Namun takdir berkata lain, Kinal nya benar - benar sudah pergi. Ia segera memanggil bantuan kemudian berlari ke kelas Kinal.

•Flashback off•





~~~


Tak terasa hari ini tiba. Ya, hari dimana Shania tidak akan pernah bisa menatap wajah Kinal secara langsung lagi. Ia menatap sendu pada gundukan tanah merah yang nampak sedikit basah itu.

Isak tangis dari keluarga Kinal pun nampak terdengar.

" Kalo dengan aku mati keluarga aku bisa utuh lagi, aku gak papa" , Shania teringat akan ucapan Kinal dulu. Saat Kinal menceritakan seluruh masalahnya pada Shania.

"Mami.. Kita pulang ya?",Keenan nampak memegang bahu ibunya. Mami Kinal nampak masih belum rela melepas kepergian sang putri.

Sepeninggal keluarga Kinal, barulah Veranda bersama temannya datang. Ve menggeleng pelan.

" INI GAK MUNGKIN!" , teriaknya sambil meremas kepalanya sendiri. Rasa sesal kian menyeruak di dalam hatinya.

Shania hanya menggeleng melihat reaksi Veranda. Ia ingin sekali mencaci maki gadis itu, namun rasanya Itu sudah tidak ada gunanya. Kinal sudah pergi, selamanya.

"Ve.. Tenang",ucap Farish sambil memeluk Veranda.

" Seandainya aku percaya sama Kinal, mungkin Kinal masih bareng kita Rish!",ucap Veranda sambil menghentak - hentakan kakinya.

"Udah gak perlu menyesal",ucap Shania .

" Ini buku diary Kinal. Semoga dengan ini loe bisa belajar buat ngehargain orang yang tulus mencintai loe",Shania pergi meninggalkan pemakaman. Wajah dinginnya hanya bertahan untuk beberapa detik. Pada akhirnya, ia kembali terisak.

"Kita balik ya?",ucap Farish sambil merangkul Veranda. Veranda menggeleng.

" A-aku mau disini. Sebentar aja. K-kamu tunggu di mobil aja",Farish menghela nafasnya. Ia memilih menuruti ucapan Veranda. Ia menunggu Veranda di mobil.

Ve berjongkok di samping pemakaman Kinal. Ia membuka lembaran pertama.

Tidak ada tanggal, namun ada ungkapan - ungkapan perasaan Kinal disana.

Aku suka dia

~~~

Mau ngajak ngobrol tapi takut, huftt

~~~

Ternyata namanya Jessica Veranda, namanya indah, seindah orangnya.

~~~

Mimpi apa coba gue bisa deket ama Veranda

~~~

Veranda menghentikan membacanya. Diary Kinal selalu terdiri atas 1 kalimat saja. Dan sepertinya masih awal. Ia memilih melangkahinya ke pertengahan buku kecil itu

Namanya Shania, dia cantik tapi dingin kayak ubin kamar mandi.

Tak bisa ku pungkiri, mungkin dia sudah mengambil sebagian cintaku yang awalnya hanya untuk Veranda.

~~~

Sakit, aku ditolak

~~~

Jujur, ini ciuman pertama ku

~~~

Kenapa dia menganggapku pembohong?

~~~

Aku baik baik saja, meski hatiku berkata lain.

Percayalah, aku gak akan ngerepotin mami, papi, bang Keenan, Shania atau siapapun. Aku bakal pergi. Aku janji.

~~~

Dan hari ini adalah hari terakhirku. Jika boleh, izinkan aku memeluk nya untuk terakhir kalinya:)

~~~

Ve menutup buku diary itu. Sekedar membaca sebagian saja sudah membuat hatinya teriris, bagaimana bila membaca semuanya? Ia tak bisa membayangkan itu.

"Maaf Kinal maaf"

"Aku nyesel"

Begitulah akhirnya. Veranda hanya bisa menyesali segalanya. Sudah terlambat untuk menyesal. Waktu tak bisa di putar kembali.

TAMAT

Dari cerita ku ini kita bisa menyimpulkan bahwa, JANGAN BELOK GOBLOK, KAN MATI UJUNG - UJUNGNYA!1!1!1!

Sekian terima kasih

Sekian terima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm Straight! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang