Bagian 23

1.9K 194 24
                                    

Budayakan Vote sebelum membaca dan komen setelah membaca~

Seusai mandi dan berbenah diri, Shania keluar dari kamarnya dan bergerak menuju dapur. Betapa terkejutnya ia melihat Kinal tertidur di sana.

Ia melirik jam dinding, ia mandi hampir 1 jam lamanya, wajarlah ya namanya juga cewek.

Kemudian ia melirik makanan yang terhidang di atas meja, belum ada satupun hidangan yang di santap oleh Kinal. Gadis itu benar - benar menunggunya.

"Nal",panggil Shania lembut sambil menyentuh bahu Kinal. Namun si empunya tidak kunjung bangun.

"Kinal..",panggilnya lagi, kini tak hanya menyentuh, tetapi ia juga sedikit mengguncang tubuh Kinal. Rasa panik mulai menyelimuti fikirannya.

" Kinal!",teriak Shania pada akhirnya. Akhirnya Kinal mengangkat kepalanya.

"Hehe",cengir Kinal saat Shania menatapnya begitu tajam.

" Ihhh kebo banget sihh",ucap Shania sambil mencubit pipi Kinal.

"Atit bunda",ucap Kinal sambil terkekeh. Shania melepas pipi Kinal kemudian bersedekap dada. Ia duduk di kursi yang jauh dari Kinal duduk.

" Ngapain disana? Disamping aku aja",ucap Kinal sambil menepuk kursi yang ada di sampingnya.

Shania tidak menggubris, ia memilih fokus mengambil nasi serta lauk pauk untuk dirinya sendiri.

"Shan.."

"Udah diem! Makan aja ribet banget sih!",Kinal langsung diam. Ia menghela nafasnya panjang.

" Aku pulang aj—"

"Yaudah pulang aja sana!",Kinal terdiam untuk beberapa saat. Namun kemudian ia keluar dari apartement Shania. Ia benar - benar pergi. Sementara Shania memilih tidak peduli. Ia tetap melanjutkan makannya. Rasa kesalnya membuatnya lupa bahwa Kinal tidak memiliki kendaraan pribadi.

*Drttt

Shania merongoh sakunya saat merasakan ponselnya bergetar. Ia melihat nama Beby tertera di sana.

" Beby? Ngapain?",batin Shania cemas. Jika boleh jujur, di dalam hatinya masih ada perasaan suka pada Beby.

"Angkat aja deh",pikir Shania. Ia menggeser tombol berwarna hijau itu ke samping kemudian menempelkan ponselnya ke telinga.

" H-halo Beb?"

"Kinal sama loe gak?"

"Tadinya sih iya"

"Sekarang kemana?"

"Gak tau"

"Astaga Shania!"

"Kenapa sih?"

"Tau gak? Tadi gue telfonan ama Kinal. Trus dia gak jawab sama sekali, padahal panggilannya masih terhubung. Gue khawatir dia sakit. Gue coba telfon loe, tapi loe gak ngangkat"

"Astaga tadi gue mandi"

"Udah dulu ya? Gue mau nyusul Kinal"

Shania langsung memutuskan panggilan secara sepihak. Ia merasa bersalah kini. Dia langsung menyambar jaket serta kunci mobilnya. Setelah itu dia berlari keluar untuk mengejar Kinal.

Dengan perasaan panik gadis itu menyetir mobilnya menyusuri jalanan yang ramai. Semakin sulit baginya menemukan Kinal.

Hingga akhirnya ia melihat keramaian atau lebih tepatnya kerumunan orang - orang. Tanpa buang waktu, ia langsung mencari tempat untuk memarkirkan mobilnya kemudian ikut masuk ke dalam kerumunan itu.

I'm Straight! [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang