5

49 5 0
                                    

Sampai di rumah, ternyata udah ada kak Minyon sama teman-temannya. Sibuk banget kelihatan, sampe-sampe nggak sadar kalo aku datang.

"Hoy Kang Hana, baru pulang ya?" sapa kak Jaenni yang lebih dulu melihatku.

"ah iya kak, tadi di sekolah lagi rapat,"

"kamu pulang bareng Ujin, Han?" tanya kak Minyon tiba-tiba.

"iya kak, tadi kami ketemu di jalan,"

"ujin ketemu kak Hana tadi kak di depan gang," sambung Ujin, "tapi kak Han, kok temannya nggak dipanggil masuk sih tadi, malah turun di depan gang?"

Kening kak Minyon mengernyit, dia menatapku dengan raut muka yang penasaran.

"dia buru-buru pulang Ujin. Masuk kamar sana, trus bersih-bersih," kataku sambil menuntun Ujin masuk ke kamarnya tanpa membalas tatapan Kak Minyon.

Tatapannya itu... Dia pasti marah

Aku masuk ke kamarku dan langsung rebahan di kasur tanpa mengganti pakaian. Entahlah, aku jadi nggak mood. Mau langsung tidur saja rasanya. Padahal hari ini pulang bareng sama Guanlin. Senang banget, tapi ada yang nggak sreg, apalagi pas ketemu kak Minyon tadi.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarku. Dengan malas, aku berjalan dan membuka pintu kamar. Itu Ujin.

"kakak disuruh kak Minyon bikin minum buat temannya," ucap Ujin berbisik.

"iya..iya.. Kakak segera ke dapur,"

Aku lalu menutup pintu kembali dan mengganti pakaian. Aku terus kepikiran tatapan kak Minyon tadi waktu mendengar pernyataan Ujin.

Apa aku bohong aja ya sama kak Minyon?

^^~

Habis magrib, rumah yang tadinya ramai oleh teman-teman kak Minyon kini jadi lengang. Aku dan kak Danil, yang baru aja sampai, membantu kak Minyon beres-beres di ruang tamu.

"kamu istirahat aja Niel di kamar, kamu kan baru nyampe. Ada Hana kok yang bantu," kata kak Minyon tanpa menghentikan kerjaannya.

Alis kak Danil terangkat. Sepertinya dia mengerti apa yang sedang terjadi. Setelah pamit, kak Danil lalu meninggalkan aku dan Kak Minyon berdua di ruang tamu.

"pulang sama siapa tadi?" sebuah pertanyaan terlontar dari mulut kak Minyon. Itu membuat jantungku berdetak tak karuan saking gugupnya.

"ss-sama teman kok kak," jawabku terbata.

"siapa? Jisung? Daehwi? Kenapa musti turun di depan gang?" nada kak Minyon mulai meninggi. Aku tau ini akan terjadi sehingga aku mempersiapkan diri kalau-kalau kak Minyon beneran marah.

"kenapa nggak jawab Han?"

"sama... Guanlin kak,"

"Guanlin? Siapa Guanlin?"

"itu... Teman sekelas, "

"kenapa kamu pulang bareng dia? Itu kan masih sore Hana, masih ramai, kamu bisa pulang naik bis," nada bicara kak Minyon seperti menahan emosi. Air matakupun kutahan agar tidak jatuh.

Baru kali ini kak Minyon benar-benar marah padaku. Kakak bukan tipe orang yang gampang marah. Tapi memang ini salahku, dan kak Minyon berhak marah.

"kamu tau sendiri kan Han, kakak itu nggak suka kalo kamu dibonceng-bonceng sama cowok, apalagi kalo kakak nggak kenal,"

Aku hanya bisa menunduk diam.

"kalo kamu nggak bisa naik bis, kamu kan bisa minta antar Jisung atau Daehwi," tambah kak Minyon, "atau kamu bisa hubungi Ong untuk jemput kamu,"

Day By Day   |   ft. Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang