9

58 5 0
                                    

"mbul.."

"mbul.."

Ujin dan Jiun saling berpandangan, kemudian menoleh ke kanan dan kiri mereka.

"manggil siapa sih kak?" tanya Ujin sambil menjilati es krimnya.

"tuh tuh.. Adik kamu tuh si Jiun, pipinya udah menggembul gara-gara makan es krim 3 bungkus,"

Jiun lalu menatapku dengan memicingkan matanya, pipi gembulnya betul-betul lucu dan menggemaskan. Tapi aku hanya bisa cekikikan.

Aku dan si kembar lagi jalan-jalan di taman abis belanja di pasar untuk perlengkapan liburan besok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku dan si kembar lagi jalan-jalan di taman abis belanja di pasar untuk perlengkapan liburan besok.

Udah lama juga nggak jalan bareng adik ku ini. Biasanya waktu mereka masih SD paling sering jalan ya bareng mereka. Sampai belanja di pasar juga bareng mereka. Senang banget, ada yang angkatin belanjaan.

"bahagianyaaaaa kak Hana jalan bareng kalian," teriakku sambil merangkul leher Jiun dan Ujin dari belakang. Mereka berdua jadi sesak napas dan berusaha melepas pelukanku itu.

"duh kak Hana, apaan sih, malu tau diliat orang," keluh Ujin.

"iya nih kak, Jiun jadi susah napasnya. Mana es krimnya udah mencair lagi," Jiun masih memegang es krim yang mulai mengotori bajunya itu.

"gitu amat sih kalian ama kakak, aku kan kangen tauu, udah lama kan nggak jalan gini bertiga aja,"

"ii-iya kak Hana, Ujin juga senang banget, tapi meluknya jangan keras-keras gini kakak,"

"ughh, Ujiin tulungin Jiun dong nih,"

Tiba-tiba aku merasa seseorang menyambarku dan dompet yang aku pegang di tangan kananku raib seketika. Sontak aku teriak.

"Woooyyyy!! Copeeet!! Copeeett!!"

Ujin dan Jiun yang kaget segera lari mengejar pencopet itu. Aku masih ternganga karena nggak tau harus ngapain. Aku panik dan kakiku mulai lemas. Orang-orang di sekitarku mulai ramai dan mendatangiku. Ada juga yang ikut lari mengejar pencopet tadi.

Melihat kedua adikku yang mulai hilang dari pandangan, aku duduk di pinggir jalan dan berusaha tenang. Tanganku bergerak cepat mencari nama kak Minyon di kontak hapeku. Bersyukur sekali karena hape kutaruh di saku jaket.

Sambil berjalan cepat menyusul Ujin dan Jiun, aku menceritakan apa yang terjadi kepada kak Minyon.

* * *

Aku menyeka lembut ujung bibir Ujin yang terluka. Sesekali dia meringis karena kesakitan, aku menghentikan sekaannya. Lalu kulanjutkan menyeka luka lain di pelipisnya.

Kami sudah sampai di rumah setelah kejadian tadi pagi di pasar. Si kembar berhasil merebut kembali dompetku dari pencopet itu walau harus mengorbankan wajah mereka yang kena tonjok. Parahnya Jiun sempat terjatuh karena didorong oleh pencopet sampai tangan kanannya terkilir.

Day By Day   |   ft. Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang