13

54 5 0
                                    

Aku membuka mata dan mendapati langit-langit yang tampak asing. Aku menatap ke sekeliling dan kudapati Ong sedang duduk di sampingku.

"oh, Hana... Kamu sudah sadar..."

"aku kenapa bisa ada di uks?"

"tadi kamu pingsan di gerbang sekolah. Untung masih banyak anak-anak yang tinggal jadinya kamu dibawa kesini," ucap Ong lembut.

 Untung masih banyak anak-anak yang tinggal jadinya kamu dibawa kesini," ucap Ong lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi dari matanya... Dia seperti marah.

"lagian kamu itu.. bandel amat sih, emang kamu superhero apa.. Sakit tapi masih juga kerja,"

"a-aku nggak sakit kok,"

"jangan bo'ong, aku tadi lihat muka kamu pucat,"

"jadi.. Walaupun kamu lihat aku pucat kamu nggak peduli gitu sama aku Ong?"

"kan ada Guanlin yang ngurus ka-", Ong tidak melanjutkan kalimatnya. Dia tiba-tiba terdiam, manik matanya menghindari tatapanku.

"ya udah, kamu istirahat sebentar lalu kuantar pulang,"

"Tunggu Ong..."

Ong yang hendak keluar dari UKS menghentikan langkahnya dan berbalik kepadaku.

"kamu marah ya sama aku?"

"hm? Marah? Nggak, aku nggak marah, kenapa harus marah?"

"akhir-akhir ini, kita jarang ngobrol, kamu seperti menghindariku juga,"

"cuma perasaan kamu aja, udah kamu sekarang istirahat, aku keluar dulu cari mobil, ya?"

Aku mengangguk diiringi langkah Ong yang keluar dari ruangan.

Aku tidak pernah berpikir kalau kamu tidak marah, Ong. Kamu berubah, kamu menghindariku.

Tidak terasa mataku seperti basah. Cepat-cepat kuusap, ntar Ong datang dan lihat, dia bakal tambah cemas nanti.

Ah, kenapa aku menangis?

^^~

Perjalanan pulang bareng Ong berlangsung hening. Tidak ada suara radio mobil, pun suara dari kami berdua sejak meninggalkan sekolah.

Kutatap wajah Ong yang sedang serius mengemudi di sampingku, dia....sangat keren. Lampu jalan yang menembus kaca mobil seakan menegaskan garis wajahnya yang tampan... dan... eh... Ini pertama kalinya aku pulang bareng dan dia yang menyetir.

Aku senang sekali dan tersenyum diam-diam, senang sekali rasanya duduk di sisinya, sampai aku tidak menyadari kalau sebenarnya ada yang tidak beres di antara kami.

"oiya Ong.... kamu jangan bilang ke kak Danil ya kalo aku abis pingsan, aku nggak mau bikin kak Danil khawatir,"

"hmm," kata Ong singkat, "kamu telfon kak Danil gih, tadi dia nelfon di hapeku, sepertinya dia khawatirin kamu,"

Ong merogoh hape dari saku jaketnya dan menyerahkannya kepadaku. Dengan pelan aku mencari nama kak Danil di list kontaknya.

"halo kak Danil,"

"gimana Ong-Oh, Hana? Dek, kamu kenapa nggak nelfon kakak sih, hape kamu juga ngga aktif, untung kakak bisa telfon Ong, kakak kan cemas,"

"iya kak Danil, maafkan Hana. Hape Hana lobet tadi, ini udah di jalan dianter pulang ama Ong,"

"fyuh~ syukurlah, kamu hati-hati ya, bilang sama Ong nyetirnya pelan aja jangan ngebut,"

"iya kak, aku tutup ya kak telfonnya, kayaknya ada panggilan masuk,"

Setelah sambungan ke kak Danil terputus, nama Yuri terpampang dia layar hape Ong.

"siapa?" tanyanya.

"Yuri. Angkat nggak nih?"

"Nggak usah, biarin aja,"

Aku dan Ong kembali terdiam. Selama itu aku terus kepikiran Yuri yang nelfon Ong. Ada yang nyesek di dada, tapi aku harus sadar dan nggak boleh begini. Toh, itu Yuri, dia cewek yang baik dan cerdas. Cantik pula, dan idola sekolah. Gimana dia bisa nggak pantes untuk Ong?

^^~

Sesampainya Ong di rumah, dia segera menelfon balik Yuri...

"kenapa?"

"Kak Ong udah sampai rumah?"


"Iya. Kamu?"

"Aku udah sampai dari tadi banget kak. Hmm, apa kak Hana baik-baik aja?"

"Iya, dia baik-baik aja. Tuh anak emang rada keras kepala. Dipikirnya dia superhero apa yang musti melindungi setiap warga kota,"

"hahaha kak Ong ada-ada aja, Kak Hana itu emang superhero tau kak, wonder woman," ucap Yuri sambil tertawa, "hmmm... Kak Ong kenapa sih nggak tembak aja kak Hananya.. Bikin aku tambah berharap sama kak Ong. Hahaha,"

"Apa?"

"hahaha nggak kak. Kak Ong mustinya nembak kak Hana, lagian kak Ong takut apa sih, takut ditolak?"

"heh, dasar kamu.. Yaa nggak lah... Aku juga nggak tau kenapa aku belum bisa bilang sama Hana kalau Aku sayang sama dia,"

"yaelah kak Ong..."

Yuri menghela nafas panjang. Di hatinya ada yang sakit dan cemburu. Tapi dia tidak bisa memaksakan kehendaknya, karena Yuri tau mereka berdua... Ong dan Hana... sama-sama saling menyayangi dan hubungan mereka itu terasa sangat spesial.

Yuri sayang Ong tetapi juga sangat sayang sama Hana yang sudah seperti kakaknya sendiri...

Day By Day   |   ft. Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang