1

112 9 0
                                    

Sepulang sekolah, kak danil jemput aku. Siang ini kami mau belanja untuk makan malam yang spesial dari biasanya. Kak minyon sampai nyuruh aku beli daging. Ini untuk syukuran si kembar masuk SMP.

"kak, bagusnya beliin apa ya buat hadiah si kembar?"

"kalo jiun beliin aja ayam goreng, demen banget tuh dia. Kalo ujin beliin mainan,"

"yahh kok beda gitu sih kak, yang ada ntar ujin rebut ayamnya jiun,"

"nggak bakal, ujin kalo nemu mainan pasti udah insomnia dia,"

"amnesia kali kak,"

"iya itu maksud kakak,"

"yaudah pilihin aja gih mainan yang ujin pasti suka," kak danil lalu mendorong kereta ke bagian mainan dan mengambil helikopter yang pake remote kontrol.

"ayamnya?"

"entar mampir di wai ef si."

Belanja selesai. Kami hendak keluar dari mart, namun langkah kak danil tiba-tiba berhenti.

"eh danil, kayaknya abis belanja nih," kata seorang cewek yang sepertinya mengenal kak danil.

"he eh," kak danil menjawab sambil tersenyum kecut. Cewek itu lalu memperhatikanku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tatapannya seperti ingin menerkamku saja. Dia mengangkat alis seakan bertanya siapa aku.

"Aigoo.. Aigoo.. Maaf ya aku harus pulang, mama udah nungguin calon mantunya ini di rumah," kak danil tiba-tiba merangkul bahuku sambil mengedipkan matanya kepadaku.

"ah iya sayang, yuk kita pulang. Mama pasti udah nyariin, mari kak, kami duluan." kataku kepada cewek itu, dia lalu mengangguk dan terdengar seperti mendengus kesal. Aku dan kak danil masih berangkulan menuju parkiran.

"udah ah kak, geli tauu. Orang-orang pada ngeliatin tuh,"

"geli kenapa? Kok kamu geli sama kakak sendiri,"

"iyalah, kakak nggak liat ini dimana," aku menatap kak danil sambil mencibir. Dia melepas rangkulannya dan mulai terkekeh.

"emang tadi itu siapa sih kak? Gitu amat liatin aku, jadi kesel,"

"fans berat, huahaha"

"awas aja ya kalo kak danil pacaran ama dia, aku gak suka,"

"yeee, sapa juga yang suka sama dia. Wong dia yang kejar-kejar kakak kok,"

"huuuu narsis, udah buruan pulang, udah ditungguin kak minyon." kamipun beranjak dari mart.

^^~

Aku, kak minyon, dan kak danil lagi sibuk masak di dapur. Mm, maksudnya cuma aku dan kak minyon, karena kak danil cuma ngerecokin kulkas, ngeliatin kami masak sambil nyemil strawberry. Dia cuma seksi hura-huranya doang.

"kakak ngundang jaeni ama kak hasung nggak papa kan ya?" tanya kak minyon.

"iya nggak papa kak,"

"kamu nggak manggil daehwi sama jisung gitu?"

"ogaaah, ntar yang ada si daehwi ngelive di ig trus temen-temen nonton kan brabe," kataku, kak minyon hanya tersenyum.

"ya nggak papa, kita bisa terkenal jadinya, kan kami mirip member wanawan kan yak.." celetuk kak danil sambil berpose swag.

"narsis banget siih iih," kami pun tertawa bersama.

"oh iya, aku juga undang tetangga baru, yang di depan rumah jaeni,"

"tetangga? Kita punya tetangga baru kak?" tanya kak danil penasaran. Aku tak kalah penasarannya.

"iya, tadi dia bawa strawberry itu kesini sebagai hadiah, katanya baru pindah kemarin sore,"

"cowok ato cewek kak? Kalo cewek Hana bakal senang banget biar ada temennya," harapku.

"cowok dek, namanya... Ah, aku kenapa lupa nanya namanya ya,"

Aku sedikit kecewa. Padahal kalo cewek kan aku bisa punya teman main kalo bete di rumah.

^^~

"yeaaayyy party party partyy.." teriak ujian kegirangan.

"ujiiin jangan lari-lari disitu ah, sana diluar aja" kataku. Haah, anak itu udah masuk SMP tapi masih aja petakilan. Kenapa dia nggak masuk pesantren aja sih bareng jiun biar diem dikit, dikit aja. Soalnya kalo diem banget dia malah kayak bukan ujin adikku, yaah.. walaupun suka rusuh cuma dia yang bikin rumah rame dan bikin kami semua terhibur sama tingkahnya. Utamanya jiun, sodara kembarnya. Walau kembar, jiun seperti menganggap ujin kakak yang melindunginya di sekolah dulu. Tapi sekarang mereka malah harus berpisah.

"kak Han, nanti kalo jiun masuk asrama bakal jarang ketemu dong sama kakak," ucap jiun sambil mengelap piring-piring di sampingku yang lagi menata kue.

"hmm, tapi kan kami pasti jenguk jiun kok ke asrama, jadi jiun nggak bakal lama rindunya,"

"tapi kak nggak ketemu tiap hari kayak sekarang, bakal kangen suara kak minyon, bawelnya kak hana, lucunya kak danil, sama isengnya ujin. Ntar disana tidur sendiri nggak sama ujin lagi,"

Elaah ini anak ngapa malah sedih2an deh, bikin aku mau nangis aja dengar kata-katanya.

"jiun, walaupun udah nggak bisa ketemu tiap hari, tapi pasti disana jiun bakal ketemu teman-teman yang baik. Lagian kakak bakal selalu datang jenguk jiun biar kangennya terobati. Okee?"

Jiun mengangguk pelan. Lalu dia tiba-tiba memelukku. Kudengar suara isaknya. Jiun... Nangis? Ah, adikkuu jiun. Aku jadi nggak tahan juga mau nangis.

Tiba-tiba kak minyon masuk ke dapur. Dia melihat kami lagi sedih-sedihan, lalu mendatangi kami dan membelai lembut kepala jiun.

"eh, calon ustadz pinter banget ini, pasti lagi bantuin kak hana yaa" kata kak minyon. Jiun cepat-cepat menghapus air matanya dan melanjutkan mengelap piring.

"oh.. Emm.. Iya dong, jiun kan anak rajin kak," kata jiun masih sedikit terisak, tapi ditahannya.

"duh gemesin banget sih adik kakak ini," aku mencubit pipi tembem jiun. Bagaimana aku nggak sedih kamu bakal masuk asrama jiun, aku menangis lagi.. Tapi dalam hati.

"kak Hanaaa, ada kak jaeni tuh sama kak hasung," teriak ujin yang muncul di pintu dapur.

"panggilin kak minyon ama kak danil dulu ya ujin, kakak lagi sibuk nih..

"iya kak," langkah ujin terhenti, "tapi... ada satu orang lagi tuh kak, aku nggak tau dia siapa, orangnya ganteng, kayak bule gitu,"

Hmm? Siapa orang yang dimaksud ujin? Apa temannya kak minyon? Atau temannya kak danil?

"oh gitu, suruh masuk dulu ya jin kakak-kakaknya," ujin berlari keluar.

Aku dan jiun segera beberes dan keluar ke ruang tamu. Disana semua udah pada ngumpul. Termasuk orang yang kayak bule itu. Siapa dia?

> > > bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

> > > bersambung...

Day By Day   |   ft. Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang