6

58 6 2
                                    

Aku dan Ong akhirnya sampai di sebuah taman yang indah dengan bunga-bunga, dengan kolam dan air mancur besar yang ada di tengah.

Senyumku pun mengembang, menandakan suasana hatiku sudah membaik. Aku menatap Ong yang ada di sampingku dengan rasa bersalah karena sudah marah-marah padanya tadi.

"tidak apa-apa, tidak perlu merasa bersalah gitu," Ong seakan membaca pikiranku, "yang penting, sekarang kamu nggak marah lagi kan sama aku?"

"he em, sedikit,"

"Lho kok..."

"beliin es krim,"

"enak saja. Beli sendiri sana," kata Ong cuek. Aku mencubit lengannya gemes.

"kan kamuu yang maksa-maksa kesini tanpa ngebiarin aku balik dulu ke rumah buat ambil dompet,"

Ong menghela nafas dan tersenyum kecut kepadaku. Dia tiba-tiba menarik tanganku lagi persis seperti tadi.

Anak ini hobi banget narik tangan aku tanpa permisi.. Tapi anehnya, aku tidak marah sama sekali..

Setelah membeli es krim, Ong mengajakku ke zona permainan. Mulai dari komedi putar, rumah hantu yang bikin kaki Ong lemas setelah keluar dari sana, sumpah dia lucu banget, sampai mesin capit boneka.

"woah, hebat banget kamu Han main mesin ini, master mesin capit," Ong tidak berhenti bertepuk tangan tiap aku mengambil hadiah dari mesin itu.

Sementara Ong berwah-wah ria, aku dengan serius menghabiskan koin yang dibelikan Ong tadi. Alhasil, kedua tangan kami penuh dengan bermacam-macam hadiah.

"Hei Ong, coba menghadap sini," Ong menoleh kepadaku dan aku langsung memakaikan berbagai macam aksesoris di tangan dan kepalanya dengan santainya. Melihat Ong yang pasrah, naluri keisenganku semakin membuncah.

"coba kamu bergaya," kataku sambil menahan tawa.

"Ooong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ooong... Hahahahha... Kenapa kamu tampak konyooooolll... Hahaha" sementara dia bergaya-gaya, aku terduduk karena sakit perut kebanyakan ketawa.

"gimana, lucu kan aku"

"hahaha.. Ong Seongwu, iya kamu sangat lucu. Sudah, sudah, aku sampai nangis nih gara-gara ngetawain kamu,"

Ong juga tertawa melihat wajahnya dari layar hape. Aku dan dia lalu melepas satu per satu aksesoris yang ia kenakan tadi karena orang-orang yang lewat mulai memperhatikan kami.

Beberapa kali ia meringis kesakitan karena aku terlalu kuat memakaikannya. Aku sampai tidak bisa menahan tawa melihat ekspresi wajahnya yang sedang meringis.

 Aku sampai tidak bisa menahan tawa melihat ekspresi wajahnya yang sedang meringis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Day By Day   |   ft. Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang