Hawa melangkah keluar kamar, melihat sekeliling rumah. Sepi, hanya ada desir-desir angin yang datang dari celah fentilasi udara. Cuaca diluar mulai mendung padahal baru beberapa saat sebelumnya matahari bersemangat untuk bersinar.
Hawa melangkahkan kaki menuju dapur. Didapati sepiring nasi lengkap dengan lauknya, Hawa lapar. Ia menarik kursi dan duduk sambil menyantap lahap makanannya. Ya, sejak semalam Hawa tak makan sebutir nasi pun. Hanya snack dan alkohol yang memenuhi perutnya. Untunglah dia tidak mual. Hawa masih memegangi kepalanya, masih ngilu. Dahinya mengernyit menahan sakit.
Drrttt... drrtttt
Ponsel Hawa bergetar. Hawa menghentikan makannya sejenak.'Sayang? Udah bangun?' tertanda emot cinta dilayar atas ponsel Hawa, alias Rama. Kekasih Hawa yang telah menjalin kasih dengannya selama 3 tahun.
'Udah kok, aku makan dulu ya?' Hawa lansung meletakkan ponselnya. Dia lanjut makan. Berikut ada balasan lagi dari Rama. Tertera di layar depan.
'Aku denger kamu nge-club semalam? Kamu kok gak nurut sih? Kata Maya kamu mabuk? Bener?' nafsu makan Hawa hilang. Dibantingnya sendok dan garpu setelah melihat pesan itu.Maya brengsek!
Gumamnya dalam hati. Belum sempat dia membalas pesan Rama sebelumnya, Rama sudah mengirim pesan lagi.
'Wa? Aku sayang kamu. Aku takut kamu kenapa kenapa. Kamu jaga diri ya? Kalau ada apa apa hari ini aku kosong. Kita jalan keluar, mau?' Hawa yang berniat ingin meluapkan kemarahannya mendadak runtuh karena kalimat Rama.
'yaudah, jam 1 ya? Aku tunggu dirumah. Bye' Hawa menarik napas dalam. Mencoba menenangkan hatinya agar tak meluapkan segala bentuk kemarahan pagi ini. Karena dia sudah cukup lelah semalaman...........
Rama memutar-mutar ponselnya. Bingung dan khawatir. Dia ingin menghubungi kekasihnya, Hawa. Tapi dia takut Hawa akan marah jika Ia bertanya tentang apa yang dilakukan oleh Hawa semalam. Tentang clubbing itu.
Hawa memang seseorang yang susah diatur dan nakal. Tapi tak biasanya dia ikut nge-club. Makanya Rama bingung saat semalaman ponsel Hawa susah dihubungi. Ditambah lagi berita dari Maya yang mengatakan bahwa Hawa baru pulang dengan keadaan yang memalukan. Hawa sempat meminta izin kepada Rama, tapi tentu Rama menolak. Karena Hawa kesana hanya ditemani oleh tiga orang sahabat dekatnya. Selebihnya, seisinya adalah orang asing.
Pikiran Rama terpenuhi oleh kekacauan. Rama khawatir, sangat khawatir. Entah apa yang mungkin memang akan terjadi pada kekasihnya.
Rama memberanikan diri. Tuts ponselnya berbunyi sesuai ketukan jarinya. Sebelum benar-benar mengirimkannya, Rama berhenti sejenak. Lalu dengan mantap Ia mengirimkan pesan itu kepada Hawa.
Rama mencoba membujuk Hawa untuk bertemu. Untunglah Hawa menerima ajakan itu. Dan segera Rama bergegas mandi dan pergi ke toko bunga untuk menghadiakan Hawa se buket bunga sebelum menemuinya. Bunga nuansa gelap. Kesukaan Hawa.
Rama berulang kali mengecek jam tangannya. Masih jam 12.36 dan Rama sudah sampai di depan gerbang komplek rumahnya. Biarlah cepat, daripada terlambat. Bisa bisa mood Hawa malah memburuk. Rama memakirkan mobilnya disamping pagar Hawa. Karena tak mau kedatangannya diketahui Hawa. Ini adalah surprise untuk Hawa. Rama cuma lelaki biasa, hanya saja dia selalu bisa membuat nuansa hati Hawa teredam. Rama selalu memberikan kejutan-kejutan kecil, yang itu saja sudah bisa membuat Hawa setia padanya selama tiga tahun ini. Wajah Rama tampan bak pangeran, kulitnya putih bersih. Dan tampilannya yang selalu rapih dan cool.
'Kamu udah siap? Aku otw ya?'
'Aku tinggal pake baju kok. Hati hati ya?❤' balasan Hawa membuat hati Rama tenang. Pertanda moodnya sudah membaik. Semoga saja Hawa mau bercerita tentang kejadian semalam kepadaku.Rama melihat keatas langit. Mendung, dan perlahan rintik hujan sudah menetes satu persatu. Ada semacam kabut tipis mengiringi kedatangan hujan. Dengan sigap Rama turun dengan membawa payung. Rama membuka pagar tanpa berbunyi, bajunya berbintik karena hujan. Rama bersembunyi di balik pintu. Bersiap menyambut kedatangan Hawa dengan tiba-tiba.
Tak lama kemudian terdengar suara samar langkah kaki dari balik pintu depan rumah Hawa. Cklekk
Pintu terbuka, dan Rama menyambut Hawa dengan senyuman manis. Hawa kaget dan memukul pelan dengan sayang kepada Rama. Rama memeluk Hawa sebagai permintaan maaf telah membuatnya kaget. Lalu dijulurkannya sebuket bunga yang dibelinya tadi kepada Hawa."Makasih sayang." Rama hanya senyum dan mengelus pipi sang pacar.
"Yaudah, yuk jalan." ajak Rama. Hujan sudah menjadi. Rama sigap membuka payung. Lalu dengan lembut, Rama merangkul bahu Hawa yang lebih pendek darinya lalu mendekap Hawa ke dadanya. Cipratan air membasahi sepatu keduanya. Dan kini mereka sudah ada di dalam mobil.
"Maaf sayang, aku gak tau kalau bakalan hujan deras. Jadinya aku parkir diluar nunggu kamu. Kan kamu jadi basah." Rama menepis-nepis air yang ada dibaju Hawa.
"Gak apa kok." Hawa menyimpulkan bibirnya. Lalu membuang tangan Rama dan melakukannya sendiri. Rama hanya menurut.Langsunglah Rama menyalakan mesin dan mulai melaju keluar komplek perumahan Hawa menuju jalan besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bersama Allah, dan Tanpa 'Dia' [END]
RomanceMenceritakan kisah perjalanan hijrah wanita muda yang tengah berjuang dan mengabdikan dirinya hanya demi Allah SWT. Perubahan yang terjadi setelah dirasakan olehnya hati yang ringkih diikuti dengan fisik yang merintih. Berhasilkah perjalanan Hijrah...