15

2.2K 143 5
                                    

Pagi-pagi sekali hyerim sudah bangun,ia sudah menyiapkan sarapan untuk suaminya.
Semenjak malam itu saat ia berhasil membujuk jimin untuk tidak terlalu memikirkan masalah kemandulan nya,jimin sudah sedikit lebih baik walau masih sering melamun dan bersikap cuek.

Tapi hyerim tak berhenti begitu saja membuat jimin semangat kembali,ia sama sekali tak masalah jika tidak bisa memiliki keturunan.Hanya hidup berdua dengan jimin saja itu sudah sangat membuatnya bahagia.

"Em sudah selesai?sini mana dasi nya?"dengan telaten hyerim memasangkan dasi hitam yang menjadi kesukaan jimin,dasi itu merupakan kado hyerim untuk jimin di tahun pertama pernikahan mereka.

"Selesai.Sekarang makanlah,atau kau ingin di suapi?"tawaean hyerim di balas dengan gelengan oleh jimin,beginilah sosok jimin akhir-akhir ini sangat jarang tersenyum.bahkan sifat manjanya berubah seketika menjadi jimin yang pemurung,hyerim rindu dengan jiminnya yang manja.

Di meja makan hanya terdengar bunyi dentingan piring dengan sendok yang menemani keduanya,biasanya jimin akan mengoceh segala hal yang membuat kegaduhan di meja makan.

"Hari ini aku akan pulang terlambat,mungkin pulang malam jadi aku tidak bisa menjemput mu.tidak apa-apa kan?"hanya kalimat ini yang di lontarkan oleh jimin saat ini.

"Memang nya ada apa sampai kau harus pulang larut?"tanya hyerim tak biasanya jimin pulang malam jika tidak ada hal yang penting.

"Hari ini ada rapat penting,ada Kolega dari amerika yang akan datang.Kau tidak apa di rumah sendirian?atau kau menginap saja di rumah eomma atau rumah eommonim"

Hyerim hanya mengangguk saja saat jimin menjelaskan nya.Mungkin ia tidak akan menginap di rumah orang tua atau mertuanya lebih baik dia menunggu jimin pulang,ia sangat tau jimin sama sekali tak bisa tidur tanpanya.

                            ****

Di perjalanan menuju kantor saat usai menghantar hyerim jimin sedikit gelisa,entah apa yang menjadi penyebab nya.

Hatinya sedikit tak tenang,sedari tadi ia terus kepikiran hyerim padahal belum sampai 15 menit ia berpisa dengan istrinya itu tapi entahlah rasanya ingin hyerim disamping nya terus tanpa jauh dari pandangan nya sedikitpun.

"Ada apa dengan ku?kenapa aku terus memikirkan hyerim?"gumam nya,bahkan tak terasa ia sudah sampai di kantor nya.

Di dalam lift jimin bertemu dengan para karyawan nya dan kenetulan dua sahabatnya itu tengah berada di lift yang sama dengan nya.
Namun ada yang berbeda tanggapan dari para karyawan nya.

Biasanya jimin akan sangat ramah terhadap karyawan nya,namun sekarang bahkan senyum sapa dari karyawan nya pun tak di gubris oleh jimin membuat taehyung dan jungkook keheranan.

"Apa dia sakit?"bisik taehyung pada jungkook yang di balas gelengan oleh jungkook menandakan dia pun tak tau.

Di lantai 14 semua karyawan turun karena memang di sinilah ruangan mereka bekerja yang tersisa hanyalah trio pria tampan bersahabat ini yang masih menunggu menuju lantai selanjutnya.

"Yya Jimin!ada apa dengan wajah mu itu?apa kau sakit?"taehyung menanyai sahabatnya itu.

"Tidak.!"singkat,jelas,padat itulah jawaban jimin.

"Hyung kau tak lupa hari ini ada rapat yang sangat penting kan?kau sudah siap?"kali ini jungkook yang bersuara.

"Hm."kedua nya kembali terheran dengan sikap jimin ini,memang di kantor jimin terkenal tegas namun tak dingin seperti ini.

'Aku harap tak ada hal yang buruk akan terjadi'batin jimin,ia merasa hal yang mengganjal di hatinya.

                             ****

My Childish Husband[PJM]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang