Chapter 15

41 9 0
                                    

Aku masih terus berusaha lepas dari ciuman bibir Jaehyun dan juga dekapan kedua lengannya. Sebenarnya jadi orang kurus itu tidak selamanya enak. Buktinya kayak sekarang, aku kalah kuat dengan Jaehyun karena memang badanku lebih kurus darinya. Tapi aku harus bisa, aku mencoba menggeltiki pinggang Jaehyun, tapi dia malah makin intens menciumi leherku. Aku sebenarnya juga menikmati sensasi yang Jaehyun berikan terhadapku. Tapi aku juga harus sadar kalau Jaehyun sedang dalam pengaruh minuman beralkohol. Itu yang membuatnya kehilangan akal sehatnya. Dia berbuat seperti ini sekarang, dan aku yakin setelah dia sadar, dia akan tercengang ketika tau kalau dia melakukan hal seperti ini.

Usahaku untuk menggelitikinya gagal. Aku mencoba usaha kedua, yaitu dengan mencubit pinggangnya. Aku tahu bagaimana cubitan agar terasa sakit, karena Lia mengajariku. Dia dulu sering sekali mencubitku ketika kita berdua bertengkar. Dia sedikit melenguh kesakitan, tapi dia tetap bertahan. Sekarang tangannya mulai meraba-raba dadaku. Akupun dilema, antara ingin mengikuti permainan ini, atau mencoba menyadarkannya.

Aku masih bingung dengan apa yang harus aku lakukan, hinga tiba-tiba Jaehyun mengatakan sesuatu, “Kenapa dadamu begitu kecil honey…ehmmpphh,” katanya ditengah ciuman yang sedang dia luncurkan di leherku. “Dan kenapa payudaramu terasa begitu datar? Aku seperti sedang bersenggama dengan anak kecil..eehhmmpphh,” what? Apa yang dia bilang barusan? Dia bilang payudaraku kecil? Aku semakin kesal dibuatnya.

Apa aku harus menamparnya? Batinku. Tapi aku tidak berani. Aku kasihan, dan aku takut nanti Jaehyun kesakitan. Tapi sepertinya itu cara paling ampuh untuk menyadarkannya. Akhirnya aku mencoba meloloskan tangan kananku dari pelukannya. Dan, yess! Bisa. Namun ketika aku hendak menamparnya aku melihat air mineral yang tergeletak di sela-sela pintu mobil. Aku pun mencoba meraihnya. Dan itu membuat Jaehyun makin gencar menciumi tubuhku. Sekarang ciumannya sudah turun ke area perutku, karena memang aku sedang berusaha meraih botol tersebut. Nah, dapat. Aku mecoba memutar tutup botol tersebut dengan satu tangan, karena tangan kiriku masih tertahan. Ku geser tutup tersebut dengan jempolku, agak susah sih, tapi akhirnya aku bisa. Tutup tersebut jatuh. Aku langsung beringsut ke posisi semula dan ketika wajahku berhadapan dengan wajahnya, aku melihat matanya masih tertutup. Ck, pantas saja dia nggak sadar dengan apa yan dia lakukan, matanya saja tertutup. Aku langsung menyiram air mineral tersebut ke wajahnya.

“Hamp..hhhappp..hhaaapp..” dia gelagapan, karena memang isi beotol tersebut masih banyak. Tangannya yang tadi menahanku kini sibuk mengusap-usap wajahnya yang penuh air. Aku langsung bangkit, namun sialnya kepalaku malah kejedot atap mobil.

“Aaauuu,” ucapku sambil mengusap-usap kepalaku. Jaehyun sedikit sadar, dia membuka matanya dan dia terlihat kaget dengan apa yang dia lihat sekarang. Refleks, aku langsung berignsut bangun. Lalu aku keluar dari mobil tersebut. Aku memasukan kedua kaki Jaehyun yang masih menggantung keluar mobil. Kubenarkan posisi t-shirt dan jaketku yang bentuknya sudah acak-acakan.

Lalu aku masuk ke dalam mobil. Ku tekan tombol start engine dan mesin mobil itupun menyala. Aku menginjak tuas gas mobil tersebut dan akhirnya kami pergi meninggalkan halaman parkir rumah Shim Lee. Aku melihat dari kaca spion yang berada diatas kepalaku, Jaehyun sekarang sedang duduk dan masih terlihat bingung dengan apa yang barusan terjadi. Aku pun tak mau membahas hal tersebut dan aku tetap fokus menyetir.

“Kok baju gue basah yah?” Tanya Jaehyun. Aku langsung bingung harus menjawab apa. Kalau aku jujur, nanti aku malah di bilang mengada-ada lagi.

Aha, aku punya ide, “Ehm.. itu tadi pas aku nyoba buat bantu kamu masuk ke dalam mobil, air mineralku tumpah,” kilahku. Mudah-mudahan aja alasanku masuk akal. Dan dia hanya mengangguk-angukan kepalanya. Lalu dia kembali memejamkan matanya.

Ponselku berdering, dan ternyata itu dari Dhevia, “Halo Dhev, ada apa?” tayaku.

“Kalian masih di party?” Tanya Dhevia.

Beautifull GengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang