Chapter 10

25 7 0
                                    

Namanya Mark. Nama panjangnya Mark Lee. Dia mempunyai perawakan yang sedang-sedang saja atau mungkin bisa di bilang kecil, bukna terlalu kecil juga namun tingginya lebih dari 170. Wajahnya seperti porselen, putih, bersih tanpa noda dan jerawat sedikitpun. Mungkin kotoran pun enggan hinggap di wajah manisnya tersebut. Dia mempunyai mata yang lebar, hidung yang sesuai dengan wajahnya, dan keningnya selalu berkerut ketika berbicara, membuat wajahnya terlihat semakin lucu dan tampan.

Mark mempunyai rambut yang hitam sempurna, sama sepertiku walaupun aku pernah mewarnai rambutku menjadi cokelat terang, tapi sekarang rambutku berwarna hitam. Dia lugu,polos, dan selalu tersenyum ketika bertemu atau berpapasan dengan orang lain. Tingkahnya sederhana dan perkatannya halus dan sopan. Dia mirip malaikat tak bersayap. Kalau di badingkan dengan manusia lain, mungkin dia mirip Charlie Rowe tapi dengan rambut hitam. Kalian tahu kan siapa Charlie Rowe itu? Dia itu yang jadi pemeran utama dalam film Neverland.

Semua orang akan terkagum ketika melihat wajahnya, semua orang akan berhenti bernafas jika melihat senyumannya, dan semua orang lidahnya akan kelu apabila berbicara dengan Mark untuk pertama kalinya. Itu yang aku rasakan ketika dia bertanya kepadaku kemudian menarikku masuk ke dalam kamar hotel ini, dan aku yakin semua orang akan melakukan hal yang sama denganku. Aku berbagi kamar dengannya karena sebuah kesalahan, seharusnya aku satu kamar dengan dua orang yeoja, tapi karna sebuah kesalahan data kalo mark adalah seorang Yeoja membuat dia satu kamar denganku, karna kamar lain semua nya sudah penuh. San seharusnya satu anak lagi yang akan menjadi tekan sekamarku tapi dia batal datang untuk mengikuti olimpiade di karenakan sakit asmanya kabuh. Jadi pihak penyelanggara olimpiade terpaksa harus memasang kamera di kamar yang aku tempati bersama Mark untuk meminimalisir sesuatu yang tidak di inginkan karna satu kamar di tempati oleh lawan jenis. Sebenarnya kami bisa menolak tapi aku benar-benar tidak merasa kebeeatan berbagi kamar dengan Mark.

Sekarang aku sudah seminggu sekamar denganya. Banyak hal yang aku tahu dari sifat-sifatnya yang lain. Ternyata memang semua yang ada di dunia ini mempunyai dua sisi. Jadi sisi baik dari Mark kan sudah aku sebutkan di atas, sekarang aku menyebutkan sisi buruknya. Ternyata walaupun badan Mark nggak sebesar Dawiya dia mempunyai penampungan besar di dalam perutnya. Itu terbukti ketika di adakan jamuan makan malam. Awalnya dia hanya makan dengan porsi yang biasa, tetapi setelah itu dia membawa beberapa potong pudding dan beberapa gelas ice cream ke kamar.

Oh ya aku lupa memberitahu kalian, Mark itu ice cream holic. Dia bisa menghabiskan dua bucket ice cream double dutch hanya dalam waktu dua jam. Tapi mimik wajahnya ketika mengunyah sendok demi sendok ice cream itu membuat orang gemas. Dia akan memasukan sesendok penuh ice cream lalu mengunyah dengan pipi yang mengembung, membuat wajah imutnya makin menggemaskan. Tapi walaupun dia mempunyai kekurangan, sebenarnya itu tidak berpengaruh sama sekali dengan kepribadiannya. Semua orang pasti akan betah berlama-lama berdekatan dengannya. Karena Mark mempunyai daya magnet yang sangat kuat. Sehingga banyak orang yang tertarik dengan ketampanan wajahnya yang bak malaikat tak bersayap itu.

Seperti sekarang ini. Kita sedang berkumpul di loby hotel untuk selanjutnya masuk kedalam ballroom untuk mengikuti kegiatan rutin kita, yaitu evaluasi hasil. Jadi, setiap Negara diharuskan melakukan evaluasi terhadap peserta olimpiade. Kebetulan dari Korea terdapat beberapa sekolah yang ikut serta dalam olimpiade kali ini, diantaranya SM School dan juga sekolahku. Mr.Henry selaku kepala penyelenggara olimpiade memerintahkan kami masuk. Akupun melangkahkan kakiku memasuki aula yang cukup besar ini. Di dalamnya terdapat banyak kursi yang membentuk lingkaran. Latar ruangan ini berwarna merah, mulai dari karpet, dinding dan juga kursi yang kami duduki berwarna merah. Dibagian atas banyak tergantung lampu hias dengan berbagai macam ukuran. Dan di bagian depan terdapat pana board yang sangat besar, bahkan lebih besar dari yang ada di sekolahku.

Aku mengambil tempat duduk di barisan nomor dua. Aku mencari kemana Mark, tapi sepertinya dia sudah di rubung oleh anak-anak yang tertarik padanya. Mark itu seperti bunga, dia banyak dikelilingi lebah-lebah tapi tak bersayap melainkan menggunakan jas dan rok. Bahkan yang Namja pun ada yang antusias berada di dekatnya. Aku saja sampai geleng-geleng.

Beautifull GengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang