Chapter 4

67 7 3
                                    

"Maaf," akhirnya aku memberanikan diriku untuk ikut angkat bicara, karena aku tidak bisa membiarkan kesalah pahaman ini terus berlanjut.

Lia dan Kyungsoo sunbae mengalihkan pandangannya ke atas, ke arahku. Mereka tampak terkejut karena mendapatiku berada di atas mereka. Perlahan aku menuruni setiap anak tangga dari rumah pohon tersebut, hingga akhirnya aku sampai pada tanah yang kupijak.

Aku melangkahkan kakiku mendekati Lia. kemudian aku memeluknya, dia pun membalas memelukku bersama tangisan yang semakin menjadi. Aku ikut merasa sedih dan tanpa terasa air mataku pun ikut jatuh. Ternyata kebersamaan yang kulalui bersama Lia mengakibatkan aku punya ikatan batin yang kuat dengannya. Seperti ikatan batin saudara kembar. Dan sekarang aku mulai yakin kalau kita kembar, walaupun beda appa dan eoma.

Aku mengusap rambutnya pelan. Ku alihkan pandanganku ke arah Kyungsoo sunbae berdiri. Dia menaatap ke arah kami. Dari wajahnya aku bisa melihat raut bersalah sekaligus bingung. Kemudian aku melepaskan pelukan kami, "Sudah nangisnya?" tanyaku pada Lia. Dia mengusap tetesan air mata yang mengalir di wajahnya kemudian menganggukan kepalanya.

"Boleh aku ngomong sesuatu sama kamu?" yang lagi-lagi hanya di jawab dengan anggukan kepalanya.

"Sebenarnya yang kamu tuduhkan pada kami itu salah. Ini semua tidak seperti yang kamu fikirkan," Lia menjauhkan kepalanya dari badanku.

"Maksud kamu?" tanya Lia bingung.

"Kamu percayakan padaku?" tanyaku sekali lagi.

"Iyah," jawabnya singkat.

"Yasudah biar aku jelasin ke kamu kejadian yang sebenarnya," kataku, kemudian menceritakan hal yang sebenarnya terjadi.

***

Malam itu Kyungsoo sunbae memintaku untuk mengikutinya.Aku mengikuti kemana Kyungsoo sunbae pergi. Kita mulai menaiki anak tangga menuju atap vila kami. Setelah sampai atap dia melepas gandengan tangannya padaku lalu berjalan menuju sudut atap vila ini. Dia menyuruhku duduk di sampingnya, akupun menurutinya.

"Hmmm sebenarnya ada apa sih sunbae?" tanyaku membuka percakapan.

"Oh anu..mmm..ini soal Lia," jawab Kyungsoo sunbae.

"Owh, memangnya ada apa dengan Lia? Dia marah-marah ke  sunbae karena waktu itu sunbae menyelamatkanku dari hukuman itu?"

"Nggak, nggak, bukan itu," jawabnya.

"Lantas kenapa?" lanjutku, lalu menggeser posisi tempat dudukku agar lebih dekat dengannya.

"Kamu tahu kan kalau aku sudah lama suka sama dia?" aku menganggukan kepalaku. "Dan kamu tahukan kenapa aku lebih sering berbicara, menolong maupun jalan bareng sama kamu?" sekali lagi aku menganggukan kepalaku, aku tahu kalau Kyungsoo sunbae tidak berani melakukan tindakan secara langsung ke Lia, baik itu cuman sekedar mengobrol maupun membantunya. Itu karena Kyungsoo sunbae akan selalu merasa gugup apabila dia di dekat Lia. Maka dari itu dia lebih sering menolongku dan mengajakku ngobrol. Padahal dia sangat ingin melakukakn hal itu pada Lia.

"Sebenarnya aku ingin mengatakan perasaanku padanya, namun aku merasa takut. Apalagi sikap dia akhir-akhir ini makin berubah. Setiap dia melihatku pasti langsung buang muka, dan dia terlihat sangat membenciku," kata Kyungsoo sunbae dengan tatapan sendu.

"Hmmm sebenarnya aku juga gak bisa nyalahin Lia, soalnya semua orangpun pasti akan berfikiran sama seperti dia. Tapi, sunbae pasti bisa kok. Dia cinta sunbae dan sunbae cinta dia, jadi apa yang perlu di ragukan lagi? Ayolah, jangan jadi pengecut, sunbae kan namja. jadi sunbae yang harus lebih dulu menyatakan perasaan sunbae padanya. Yah walaupun di luar sana banyak yeoja yang menyatakan perasaanya terlebih dahulu kepada namja yang di cintainya. Tapi, Lia bukan tipe yeoja seperti itu. Dia itu masuk kategori yeoja yang menjunjung harga diri walaupun sebenarnya dia ingin melakukannya. Oleh karena itu aku minta sama sunbae buat menyatakannya terlebih dahulu," pintaku sambil memegang kedua pundaknya.

Beautifull GengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang