Chapter 19

79 7 0
                                    

Mobil yang kami naiki terus melaju hingga akhirnya kami sampai di tempat yang telah di tentukan oleh GPS. “Ayo kita turun!” Ajak Dhevia, lalu kami bertiga langsung mengikutinya keluar dari mobil. Kami terus menyisir tempat ini tapi masih belum menemukan juga sosok Piyol. “Harusnya disini. Tapi kenapa dia gak kelihatan yah?” ujar Dhevia bingung.

“Coba sini lihat!” Jaehyun meraih iphone milik Dhevia. “Iyah, harusnya sih disini. Soalnya lokasinya menunjukkan kalau Piyol itu disini. Tapi kenapa dia nggak ada?” lanjut Jaehyun tak kalah bingung.

“Mungkin dia ke pendam ke dalam tanah kali,hehehe,” sambung Dhevia sambil terkekeh.

“Hussshh kamu ngaco,” sergah Lia cepat. “Mungkin hapenya dia terjatuh disini kali, makanya lokasinya mengarah kesini,” lanjutnya sambil mendekapkan tangan di depan dadanya.

“Ya ampun Lia, aku kira kamu itu oon-oon I loph you gitu. Ternyata kadang-kadang kamu pinter juga yah. Kirain otak kamu kosong,hahaha” canda Dhevia.

“Otak kamu tuh yang kosong. Paling isinya cuman penis Chen atau nggak besok mau ngesex pake gaya apa? Gaya cumi-cumi kesiram air keras kah? Atau gaya keong racun kesambar petir?” balas Lia kesal.

“Hahaha, nggak mungkin donk aku ngelakuin kedua gaya itu. Gaya apaan tuh, gak jelas banget. Aku tuh yah kalau ngesex sama Chen, gaya favoritenya itu gaya Miley kepentok palu. Jadi setiap Chen penetrasi, aku itu kayak Miley yang kepentok palu, tapi in a good way. Ouchh, abis palunya Chen enak sih. Bikin merem melek,hehehe,” jawab Dhevia sambil mengerlingkan matanya ke arah Lia.

“Whore,” sahut Lia cepat.

“Biarin. Daripada kamu, janda desperate. Abis putus sama Kyungsoo mana ada kamu punya namja? Cari namja sana! Nanti vagina kamu jamuran lho,hahahaha,” kata Dhevia sambil tertawa kencang. Lia langsung menatapnya kesal.

“Udah sih. kalian itu bukannya nyari Piyol malah ributin soal vagina. Kayak vagina kalian bagus aja,” sergah Jaehyun cepat.

“Vagina kita bagus kok. Bersih dan higienis lagi. Yakan Li?” tanya Dhevia pada Lia, lalu dia langsung mengangguk cepat. “Tapi pasti menurutmu bagusan vaginanya Fatma, yakan? Punya Fatma kan lebih rapet dan ketat,” Canda Dhevia, lalu mengerlingkan matanya ke arahku. Saat ini pasti semburat merah tampak diwajahku. Entah kenapa perkataan Dhevia tadi sukses membuat wajahku merona. Kulirik Jaehyun malah sedang tertawa. Dasar Jaehyun menyebalkan.

“Apaan sih Dhev. Kamu itu ada-ada aja deh. Yaudah ayo kita lanjut nyari Piyol!” perintahku, karena aku tidak mau permasalahan ini diperpanjang yang nantinya akan berimbas pada diriku sendiri. Ku lihat sekali lagi ke arah Jaehyun. Dia masih saja senyum-senyum nggak jelas kepadaku. Dasar Jaehyun gelo.

“Coba lo telepon dia deh Dhev, siapa tau dia mau angkat,” saran Jaehyun. Dhev mengangguk cepat, menuruti Jaehyun. Sebenarnya,  aku punya firasat dimana keberadaan Piyol. Tapi aku harap firasatku itu salah. Karena kalau benar, pasti akan sangat mengerikan.

“Halo, kamu dimana Pi? Katanya kamu mau bunuh diri yah? Good luck yah, semoga bisa masuk ke neraka,” Dhevia ini, selalu saja menganggap masalah itu enteng. Perlahan aku mundur dari mereka. Aku berjalan menjauh dari mereka. Ketika aku sudah melangkah jauh, aku menengokkan kepalaku ke atas. Oh my dear God. Firasatku benar. Ternyata Piyol berada di atas tempat kami berdiri tepatnya di balkon ke dua Namsan Tower. Saat ini dia sedang berdiri di pinggiran balkon Namsan Tower tersebut sambil berbicara di telepon dengan Dhevia.

“Ngapain?” tanya Jaehyun menghampiriku. Aku menatapnya dengan tatapan bingung. Bingung, karena tak tahu apa yang harus kusampaikan. Akhirnya, aku hanya menunjuk ke arah Dhevia berdiri. “Gila. Dia beneran mau bunuh diri ternyata,” Jaehyun langsung melambaikan tangannya ke arah Dhevia dan Lia. Dia menyuruh mereka menghampiri kami. Setelah mereka menghampiri kami, Jaehyun menunjuk ke tempat dimana Piyol berdiri. Lia langsung kaget dan menutup mulutnya. Dhevia pun sama, aku bisa melihat keterkejutan di raut wajahnya. Namun dia menaruh jarinya di depan bibirnya, menyuruh kami semua untuk diam dan tidak berbicara.

Beautifull GengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang