Chapter 8

35 6 0
                                    

Aku terus memacu langkahku, nafasku sedikit tak beraturan, keringat ku mengucur dari pelipis dan mengalir ke pipiku. Ku lihat Chanyeol mengejarku dari belakang, namun tak ku gubris. Aku terus mempercepat lariku. Nafasku terasa tersengal, namun kurasa aku bisa mengaturnya, kuhembuskan nafasku panjang, dan menghirup oksigen sebanyak mungkin. Aku tidak mau menyerah, aku harus bisa melakukannya, karena aku tidak mau di pandang sebelah mata.

Aku menoleh kebelakang sebentar, ternyata bukan hanya Chanyeok yang mengejarku, tapi juga ada Minho sunbae. Mereka terlihat begitu antusias mengejarku. Namun aku tidak mau menyerah.

Dan ketika aku hampir sampai tiba-tiba Dhevia berteriak, “FATMA, AWWAAASSSSS!!!” teriakannya begitu kencang, mungkin apabila aku sekarang berada di sampingnya maka aku akan tuli seketika.

Dari sudut mataku aku bisa melihat kalau bola itu sudah mendekat ke arahku, ternyata Chanyeol mengoper bolanya ke Minho sunbae yang kebetulan lebih dekat denganku. Kemudian Minho sunbae melemparnya ke arahku. Aku pun langsung menghindar dengan membungkukan badanku. Dan, yah. Bola itu meleset jauh keluar dari garis.

“Horreeeeeeee…” teman-temanku berteriak bersamaan. Lalu mereka berlari berkejaran untuk masuk ke kotak permainan. Aku berlari menuju kotak penunggu. Namun sebelum sampai Lia meraih tubuhku.

“Oh thanks Mother , akhirnya kamu bisa Fatma,” Lia antusias menggoyang-goyangkan badanku.

“Iya..iya, yasudah kamu cepetan sana lari, nanti kamu kena pukul!” namun sebelum Lia mengiyakan perintahku, Piyol menarik tangan Lia.

“Lo mau bikin kita kalah? Cepetan lari!” Piyol menarik Lia dan berlari ke kotak permainan.

Aku sampai di kotak penungu dan mengatur kembali nafasku yang tak beraturan. Ku lihat Minho sunbae mendengus kesal karena lemparannya meleset. Namun, Chanyeol malah tersenyum ke arahku dan memberikan jempol ke arahku. Dan memberiku ciuman dari jauh. Dasar! Dia itu memang selalu menggodaku, bahkan dalam keadaan seperti ini.

Pluit panjang berbunyi, itu tandanya permainan usai dan di menangkan oleh kelasku dengan skor yang sangat tipis. Hari ini memang kelasku mengadakan pertandingan bola kasti dengan kelas Chanyeol. kami memilih bola kasti karena kami bosan bermain baseball, lagian bola kasti juga permainan yang seru. Dan kami sudah lama tidak memainkannya.

“Horreeeeee” semua anak kelasku terlonjak riang gembira. Sungkwan, Dino, Vernon, wonwo, dan beberapa anak namja kelasku berlari ke arahku dan memeluk tubuhku. Sumpah, aku merasa senang sekaligus gelisah. Senang karena menang dan tubuh mereka yang keren serta bermandikan keringat menempel ke tubuhku, karena di situ ada sensasi tersendiri. Gelisah karena mereka membuatku nervous, dengan pelukan-pelukan mereka.

Setelah sesi berpelukannya selesai, mereka semua ke ruang ganti. Akupun bermaksud pergi keruang ganti yeoj. Dan ketika masuk ke ruang ganti, ternyata anak-anak kelas XI sudah ada di dalam. Ada Suli dan juga Suzy disitu. Setelah selesai mengganti pakaian olahraga dengan seragam sekokah, aku langsung keluar dan ternyata di jalan aku bertemu Chanyeol dan Minho sunbae juga teman-teman namjanya yang lain sedang berjalan kearahku.

Minho sunbae mendekatiku, “Congrats yah Fat,” dia berkata sambil menjabat tanganku,”Sebenarnya aku tadi pengen ngenain kamu bolanya, tapi karena aku gak tega jadi aku sengaja memelesetkan saja bolanya,” dia tertawa ke arahku.

“Dasar! Itumah bisa-bisanya sunbae saja. Bilang aja kalau sunbae nggak mau di bilang kalah,” aku melipat kedua tangaku di depan dadaku. Namun Minho sunbae malah menoel daguku.

“Dasar kamu yah,eeeuughhhh” anak-anak pun tertawa bersama.

“Selamat yah Darl..euh..Fatma,” ucap Chanyeol ke arahku. Dia menjabat tanganku.

Beautifull GengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang