satu ; Keyakinan

15.5K 486 5
                                    

"Khal, besok aku jemput habis pulang Gereja." kata Alex sebelum Khalisa keluar mobil. Khalisa mengangguk.

"Lex jangan lupa tugas fisika aku ya."

"Iya, udah sana masuk, titip salam buat Mamah ya." Khalisa mengangguk, menutup pintu mobil, Alex membuka kaca mobil sedikit dan berdadah pada Khalisa. Khalisa tersenyum dan Alex meluncurkan mobil nya meninggalkan rumah Khalisa.

Sebelum kembali ke rumah, Alex di perintahkan untuk menjemput Mamah nya yang berada di Gereja. Untung saja rumah Khalisa tidak jauh dari Gereja. Sampai di Gereja, Alex turun dan memasuki altar Gereja.

Alex merasa aura yang berbeda saat ia masuk ke altar, ia merasa dada nya berdetak kencang dan hatinya berkata.

Aku ingin menikah disini. Tapi, aku sangat mencintai Khalisa, Yaa Tuhan apa yang harus ku lakukan?

Tak sadar diri nya sudah berada di depan altar dan seorang wanita paruh baya mendekati nya.

"Alex." panggil wanita itu. Alex menoleh dan tersenyum. "Ayo mah."

Maria terseyum dan mengangguk pada anak laki laki nya yang dia sayangi ini. Alex menuntunnya keluar Gereja.

"Kamu udah antar Khalisa?" tanya Maria. Alex mengangguk.

"Kamu udah makan?" tanya Maria lagi dan juga di balas anggukan oleh Alex. Maria merasa ada yang berbeda dengan anaknya. Saat di mobil juga seperti itu, hanya diam.

Sampai dirumah, Alex langsung naik ke atas dan menuju kamarnya, mengunci rapat rapat kamarnya. Alex dari dulu selalu tahu, hubungan dia dan Khalisa itu tidak akan selamanya.

Khalisa begitu mencintai agamanya, begitu juga Alex.

Alex berjalan ke kasur dan membaringkan tubuhnya, sembari memikirkan tentang hubungannya dengan Khalisa. Ia menoleh ke samping, dilihatnya akitab suci dirinya yang selalu dia baca.

Dalam kitab tersebut Alex tak pernah menemukan apakah boleh menikah dengan seorang yang mempunyai Tuhan berbeda dengannya.

•••

Khalisa memasuki kamar nya, dan menguncinya rapat rapat. Dia menaruh tas yang dia kenakan. Membiarkan barang belanjaan nya tergeletak di bawah. Ia membaringkan tubuhnya di kasur.

"Aduh cape banget dah."

Khalisa mengambil ponselnya yang ada di tasnya. "Alex udah sampe belom ya, biasanya dia ngabarin." ia mulai mengecek apakah ada telfon atau sms dari Alex.

Ternyata tidak ada. Yang ada hanya peringatan bahwa paketannya sudah mau habis.

"Alex kemana ya?" tanya nya pada diri sendiri. Tanpa berfikir panjang ia mengetik beberapa pesan untuk Alex.

Khalisa : Lex, kamu dah nyampe rumah?

Setelah mengirim pesan, Khalisa bangkit dan mengambil baju tidurnya. Selesai mengganti tak lama muncul balasan dari Alex.

Alex : Aku baru sampe abis jemput mamah, kamu kok belom tidur?

Dengan secepat kilat Khalisa membalas.

Khalisa : Ini mau tidur kok. Bagus kalo udah sampe. Jangan lupa ganti baju, sikat gigi, cuci kaki, sebelum tidur.
Khalisa : Good night

Alex : Oke, good night too sweetheart.

Khalisa melempar Handphone nya asal. Ia membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk kesayangannya sambil menatap langit langit kamar.

Ketika ingin menutup mata seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Siapa?"

"Ini bunda kak."

"Oh masuk aja, bun."

Bunda masuk dan menghampiri Khalisa yang duduk diatas kasur. Sambil menatap seduh anaknya.

"Ada apa bun?" tanya Khalisa.

"Kamu kan udah mau lulus SMA," Bunda menjeda bicaranya dan menarik nafas. "Iya terus?" tanya Khalisa.

"Kamu ngertikan, kalo hubungan makin lama itu malah makin semakin besar." kata Bunda.

"Bunda, ngomong apa sih Caca gak ngerti." kata Khalisa sambil menunjukkan giginya dan menyigap rambutnya di belakang pipi.

"Ayah mu, mau kamu putus sama Alex, kak."

Khalisa menarik nafas. "Bun, aku.."

"Bunda ngerti kak, tapi Alex kan berbeda agama dengan kamu."

GLEDAR. Bagai disambar petir hati Khalisa. Kata kata yang keluar itu memang benar, tapi rasanya sakit sekali di hati Khalisa.

"Bunda tau kamu sayang Alex, tapi kamu harus sadar juga kak. Kalian berbeda." Khalisa memalingkan badannya. "Bunda boleh keluar."

Bunda mengangguk paham bahwa anaknya ini sakit hati atas apa yang baru saja ia bicarakan. "Yaudah kak, bunda keluar ya."

Khalisa menghapus air matanya dari pipi kanannya yang sedari tadi keluar. Ia berusaha menahan nya tapi sulit sekali. Apakah ini sudah saat nya?

Satu hal yang harus diketahui : Khalisa sangat mencintai Alex. Sangat.

•••

Sudah pukul 3 pagi Alex belum juga bisa memejamkan matanya. Dirinya terlalu sibuk memikirkan Khalisa sampai tidak bisa tidur, bukan, maksudnya memikirkan hubungan mereka.

Alex terbaring sambil memegang Handphone nya, melihat foto foto dulunya bersama Khalisa. Tak disangka, hubungan mereka sudah menginjak 4 tahun lamanya.

Jika mengingat itu, rasanya Alex ingin sekali pergi ke masa lalu lagi dan melupakan masa depan.

Alex hanya tidak mau berpisah. Karena Alex tahu, mereka berdua saling mencintai. Tak lama matanya terpejam dan Alex hanyut ke dalam mimpi nya.

•••

Aku tak pernah bisa menjawab dimanakah nanti kita akan menikah? siapakah yang akan menikahkan kita?
Gereja dengan Pendeta, atau
Masjid dengan Penghulu?

🔹🔹🔹

Wkwkwk di next dong biar tahu kelanjutannya. btw jangan lupa di vote kalo kalian suka hehe wuffyuu.

Tere LiyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang