sembilan ; Cemburu Menguras Hati

5.6K 176 11
                                    

Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau disana aku disini
Meski hatiku memilihmu

-

Hari guru pun tiba. Hari dimana Khalisa harus bangun pagi pagi demi dandan biar mukanya gak dempul amat. Tepat jam 6.15 Khalisa keluar dari rumah dengan kebaya warna pink dan tak lupa kain yang membelit kakinya.

"Bun, Caca jalan ya!" teriak Khalisa dari luar rumah.

"Bentar Ca!"

"Ono opo to Bun?"

"Ya Allah anak bunda cakep bener pake kebaya. Bareng bunda aja Ca, biar gak ongkos kamunya."

Khalisa mengangguk, "Papah udah jalan?"

"Udah,"

Di bagian sebelumnya, kedua orang tua Khalisa ingin berpisah bukan? Entah dapat risallah dari mana, kedua orang tua Khalisa pun rukun kembali. Mungkin ini salah satu nikmat dari Allah buat Khalisa yang baru saja melepas seorang yang sangat amat dia cintai.

"Bun ini muka Caca kaya badut gak sih? soalnya Caca gak bisa dandan ini." kata Khalisa sambil mengaca di dalam mobil.

"Nggak, anak Bunda udah cantik kaya bidadari syurga." jawab Ghina.

"Ah mamah, emang pernah liat bidadari surga?" tanya Khalisa.

"Yaa, ngga sih, kata Al - Qur'an gitu soalnya."

"Ooh, jadi Caca mirip gitu?"

"Banget dong, anak siapa dulu?"

"Ghina Kamalia!! Hhahahaha." balas Khalisa dan kemudian kedua nya tertawa bersama.

Mobil yang dikendarai Ghina sudah sampai di depan gerbang sekolah. SMA yang Khalisa idam idam kan saat SMP dulu. Tapi sekarang SMA itu bagaikan neraka karena saat Khalisa turun, ia melihat Alex dengan Abigail berjalan bersama.

"Loh Ca, kok Alex sama cewe lain?" tanya Ghina.

"Udah putus bun,"

"Ahh, yasudah tak apa." Ghina mencium kening anaknya.

"Caca pergi ya bun!"

"Iyaa."

-

Acara itu pun dimulai, pasangan laki - laki dan perempuan dari setiap perwakilan kelas pun berdiri berjejer di lapangan dan sudah ramai sekali yang menonton.

Dari sudut kanan lantai 2 Rena meneriakkan nama Khalisa berulang kali.

"KHALISAA LO HARUS MENANG!!"

Tak lupa banner bertulisakan 'KHALISA ALIFIA' yang udah dibuat Rena pun di angkat tinggi tinggi agar dilihat Khalisa, saat itu juga Khalisa berfikir "Nyesel gue punya temen kaya dia." katanya dalam hati.

"Kan kalian udah dapet nomer tampilnya, nah nanti pas tampil udah dikasih tau juga kan cara jalan yang bener?" tanya panitia acara tersebut dan semua peserta mengangguk.

"Nah yaudah, nomer 1 siap siap ya, sisanya boleh minggir ke samping."

"Haduhh Daniel tolongin gue dong!" teriak Khalisa pada Daniel yang berjalan mendahuluinya.

"Diana please maafin aku ya sayang. Aku gak tau kalo aku sampe di suruh jadi pasangan macan." ucap Daniel dan kemudian membaliikan dirinya ke Khalisa.

"Lo manja banget sih anjing!" Daniel menunduk mengisyaratkan agar Khalisa naik, tapi Khalisa menolak. "Lo gila ya?!"

"Yaudah kalo nggak mau." Daniel meninggalkan Khalisa.

Tere LiyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang