15 - Waktu Hujan Sore

4.6K 226 8
                                    

Alex berdiri didepan pintu gereja menghadap ke depan, hujan masih turun. Dia masih belum mau untuk berjalan ke parkiran mobil. Dia masih mau menikmati hujan yang turun di hadapannya.

Tidak ada yang berubah dari hujan. Dia tetap saja kembali walaupun tahu rasanya jatuh berkali-kali. Pikir Alex.

Takdir membawa Alex pada Khalisa, begitupun sebaliknya. Tidak ada yang mau menjalin hubungan seperti ini, salah satu dari mereka tidak mungkin mengalah. Bagaimanapun juga, Alex sulit untuk melepas Khalisa.

Tiba-tiba ponsel Alex bergetar, ia merogohnya dan melihat nama yang tertera disana. Tak sadar senyum itu terukir diwajah Alex.

"Haallo matahari ku." sapa Alex.

"Lebaayyy!! Kamu dimana??" tanya wanita itu.

"Aku? dihatimu."

"Gibran Alexander. Sejak kapan kamu jago gombal???!!"

"Khalisa Alifia sejak kapan kamu jadi tukang ngegas???"

Kemudian keduanya tertawa. Tertawa seakan tidak terjadi apa-apa diantara mereka.

"Aku sedang menatap hujan."

"Aku juga."

"Hujannya awet."

"Seperti kita?"

"Iya." keduanya saling diam, sampai akhirnya Alex melihat seorang laki-laki berjalan di tengah hujan.

"Aku lihat ada laki-laki jalan ditengah hujan." seru Alex.

"Bantuin dong, ajakin berteduh." balas Khalisa sambil meneguk air minum.

"Nanti aku bantu, setelah hujan reda."

"Apassiiihhh!! keburu sakit dia!"

"Asal bukan kamu yang sakit gak papa."

"Gombal." Alex terengkeh.

"Kamu itu seperti hujan."

"Kok hujan?"

"Iya soalnya bikin aku ingin selalu mendekap. Karena kalo hujan kan dingin, yang aku butuh cuma kamu." seru Alex.

"Sini aku peluk."

"Otw."

"Apaan sihh!!"

"Aku serius. Aku kangen kamu."

"Lebay! besok kita ketemu disekolah." balas Khalisa.

"Aku maunya sekarang."

"Gak. Alex. Nggak. Aku males ketemu kamu." tolak Khalisa.

"Kenapaa??"

"Abis kalo kerumah gak pernah bawa makanan."

Alex tersenyum, "Ooohh kamu lapar ya?? okee aku bawain hokben."

"TUH TAU!! Buruaann ya!" jawab Khalisa. Jelas Alex bisa mendengar suara riang Khalisa disana.

"Oke Princess. Wait for me." Alex mematikan sambungan dan berlari ke mobilnya.

-

Tak butuh waktu lama, Alex sudah berada dirumah Khalisa. Menemani perempuan yang ia sayangi ini makan dengan lahap di meja makan. Rumah Khalisa sepi, ya seperti biasa.

"Lex, besok kita ke pantai yuk?" ajak Khalisa.

"Ngapain?" tanya Alex sambil mengelap sudut bibir Khalisa karena ada mayones disana.

"Aku mau liat senja." jawab Khalisa sambil tersenyum.

"Kan senja nya kamu, ngapain lihat kembaran kamu?"

"Aku peeenggen ihh.." rengek Khalisa.

Alex terkekeh, "Okey, baiklah. Itu mau kamu kan? anything for my princess."

"Yeay!"

"Sekarang dimakan dulu, habis ini kita keluar."

"Kemana?" tanya Khalisa sambil menyuap nasi ke mulutnya.

"Aku mau ajak kamu ke suatu tempat, bagus deh pokoknya."

"Apa???"

"Udah nanti aja."

"Ish. Spoiler dong."

"Gak. Nanti ga suprise."

"Yaudah okey."

Alex mengangguk dan membelai rambut Khalisa.

"Udah nih, ayo jalan." Khalisa merapihkan bekas makanannya dan membuangnya di tong sampah.

"Minum dulu." seru Alex sambil menyodorkan segelas air yang barusan ia ambil. Khalisa menerimanya dan meminumnnya sampai habis.

"Udah."

"Yaudah ayok."

-

Disinilah mereka, duduk disebuah pinggir jalan dengan pemandangan langit yang sangat bagus. Alex dan Khalisa duduk diatas mobil, menatap kendaraan berlalu lalang.

Indah, hanya itu yang dipikiran Khalisa saat ini. Ia tak pernah melihat langit seindah ini sebelumnya. Ditambah dengan pelangi yang baru saja keluar karena hujan.

"Khal, kamu itu kaya pelangi."

"Kok?"

"Indah tapi hanya sementara."

Khalisa mengerti maksud Alex. Ya karena sampai kapanpun mereka tak akan pernah bisa bersama. Selayaknya senja dan fajar.

Khalisa tersenyum dan menyandarkan kepalanya dipundak Alex. "Aku tahu, kamu dan aku berbeda, kita tak akan pernah bisa bersama. Tapi izinkan aku bahagia sama kamu sekarang." seru Khalisa.

"Khal, tugas aku hanya menjagamu, bukan melawan takdir. Tetaplah tersenyum walau nantinya bukan aku." sahut Alex.

Khalisa hanya terdiam dengan sejuta air mata yang ia tahan. Ia tahu, selamanya ia tak akan bisa bersama dengan Alex. Ah kenapa dunia ini terlalu kejam untukku? pikirnya.

•••

TBC

I'M SOOOOOOO SORRY FOR LATE UPDATE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I'M SOOOOOOO SORRY FOR LATE UPDATE. Huhu dari kemarim sibuk terus sampe kaga sempet buka wattpad. Maafin juga updatenya dikit:( huhuuu. makasih buat vote nya, buat readers yg udh setia nunggu.

me love u

see u next chapter😜👋

btw happy 7k readerss!! jangan lupa kalo kalian habis baca di like bintangnya:( bintang dari kalian itu mood buat lanjutin cerita ini😭

huhuwww

Tere LiyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang