Disela - sela carut marut dan hiruk pikuknya denyut kehidupan para kaum metropolitan di kota industri, ku lecut tangan ini untuk menuangkan biru diatas putih untuk sebuah bahan renungan dan cerminan diri yg penuh cela ini, juga saudari- saudariku seiman di seluruh penjuru nusantara ...
Masalalu telah terlewati dengan mengenang seribu satu kisah dan cerita yg mengalir sesuai iringan suratan takdir dari Dzat yg mengatur segalanya. "Tik...Tik...Tik" detik jam selalu berjalan dan terus berputar, mengikuti dan menemani irama perjalanan Bani Adam.
Mengejar, menumpuk, dan menghamba kepada dunia adalah perilaku tercela mayoritas komunitas penguji bumi ini. Canda tawa permainan manusia yg seakan tiada habisnya,waktu dan masa terus menggiring dan menyeretnya hingga sampai pada detik terakhir penentuan.Dalam waktu sedetik, ia berganti alam ...
Dalam waktu sedetik, ia tak mampu menambah amal ...
Dalam waktu sedetik, harapan dan anggan anggannya pupus ...
Dalam waktu sedetik, ia menjadi bangkai tergeletak tak berdaya...Jika pada detik itu, Rahmat dan Ampunan Allah belum ia dapatkan maka yg ada hanyalah penyesalan,penyesalan dan penyesalan ...
Rumus perjalanan Bani adam tak ada yg mampu untuk memahami dan menerawangnya, satu dan ribuan orang sudah membuktikan nya betapa tidak? Jika saat itu keduanya terlihat akrab bersama,bukan mustahil jika di hari esok mereka terpisahkan dengan dua alam yg berbeda.
Jika dipagi itu kedua nya masih bisa bercengkrama dan tertawa ria bisa saja bila di sore hari nya, pemandangan tsb sudah padam untuk selamanya. Ia seorang diri harus meneguk minuman yg bernama "Kematian" tersebut tergeletak tak berdaya sekedar berteriak pun ia tak kuasa, ia sudah berada di suatu titik menuju amal pendakian ke negeri akhirat, bermalam diruang kubur. Renungkanlah!
Teman, betapa cepat nya bergulir waktu ini hingga satu persatu mereka mereka yg dahulu berada disekitar kita telah mendahului kita menghadap Allah Ta'ala Sang Pencipta alam raya ini, untuk mempertanggungjawabkan semua tindakan dan amalnya yg telah mereka perbuat. Marilah kita berfikir sejenak dan merenung sesaat Bayangkan! Bagaimana kiranya jika Allah Tiba-tiba mencabut nyawa kita? Saat kita lalai dari berzikir Kepada Allah? Apa yg akan kita persiapkan saat itu untuk menjawab pertanyaan mungkar dan naqir dikuburan? (Ya Allah ... Jauhkanlah dari kami kematian yg datang dengan tiba- tiba disaat kami lalai).
Bayangkanlah Wahai Saudariku !!
Bagaimana nasib kita kelak di hari akhir? Saat Allah meminta kita untuk mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan kita di dunia.
Sudah siapkah kita untuk semua itu? Sudah siapkah kita untuk dijemput kematian? Jika sudah siap seberapa siapkah? Sudah maksimalkah kita membekali diri dengan keimanan dan ketakwaan ? Renungkanlah!
Sudahkah amalan kita selama ini mengalir dibawah keridhaan nya? Sudah siapkah kita menghadapi kematian? Ini semua merupakan pertanyaan yg semata-mata membutuhkan jawaban Namun, disana kita bisa merenung dan mengintrospeksi diri. Sebenarnya kebanyakan kita selama ini lalai dari mengingat Sang Penghancur Kelezatan! Itulah kematian ...
Sosok yg sangat manusia takutkan untuk berjumpa dengan nya.Dalam keadaan ia terus terombang-ambing dal kelalaian dan kemaksiatan. Dalam keadaan demikian, ia terus mengatakan "Aku Belum Siap Menghadapi kematian" ...
Hari demi hari kita lalui menemani waktu yg terus bergulir, mengalir selalu mengantarkan kita untuk menjemput takdir. Suatu hari yg telah kita lalui maka suatu hari pula yg terkurangi dari umur kita dan suatu hari pula kita semakin mendekati ajalah kita.Kini kenangan tinggal kenangan. Mereka semua telah mendahului kita yg suatu saat nanti kita akan mendahului orang lain. Mau tidak mau! Begitulah keadaan dunia semuanya fana dan akan binasa, seiring berjalannya waktu dan masa kita semua akan menghadapi kepada Dzat yg Maha Kuasa. Kelak akan merugi dan menyesal lah orang orang yg hidupnya bergelimpangan dosa.
Dan akan beruntung dan berbahagialah orang orang yg Luar Biasa. Semangat dalam ibadah dan amal shalih dan mereka yg tak pernah mengenal Putus Asa untuk menjadi orang orang Shalih inilah kita seharusnya merajut asa. Berjuanglah dan bangkitlah kita. Pasti bisa!
Hidup ini adalah perjalanan yg penuh dengan liku-liku. Ada saat nya kita terdiam untuk berfikir tentang masa depan yg ingin diraih terkadang pula hanya diam berkhayal berlarut dalam mimpi tanpa pernah mewujudkannya. Terkadang pula hanya merenung sesaat tentang amalan yg selama ini telah dunia genggam saudariku!
Hidup ini adalah tantangan, Hadapilah!
Hidup ini adalah anugrah, Syukurilah!
Hidup ini adalah tugas, Laksanakan lah!
Hidup ini adalah kesempatan, Ambilah!
Hidup ini adalah perjalanan, Tempuhlah !
Hidup ini adalah tipu daya, Sadarlah !
Hidup ini adalah Pilihan, Pilihlah!Begitulah yg namanya kematian ia tak hanya menghampiri orang-orang yg sudah terkulai lemah di pembaringan rumah sakit saja. Ia tak hanya menjemput orang orang yg berkepala 6 ke atas ajal tidak mengenal waktu dan umur. Tinggal kita, apakah kita akan menghabiskan sisa sisa umur dalam kebaikan atau mungkin terus menerus dalam kelalaian.
Hidup ini adalah Pilihan! Kita yg memilih, apakah kita mengambil kebaikan atau keburukan? Berusaha menjadi orang yg bertakwa ataukah terus menjadi seorang durjana lagi Pendosa? Saat usia kita bertambah apakah kebajikan atau keburukan pula yg kita tambah? Umur panjang bukan segala nya, harta yg berlimpah mobil yg mewah, fisik yg kuat dan pakaian yg serba "Wah" juga bukan ukuran dan harga untuk sebuah kemuliaan.
Hari hari berlalu begitu saja dalam keadaan kita sedang di giring menuju ajal kita. Sementara mata ini terus memandangnya, maka tidak ada yg dapat bisa mengembalikan masa muda yg telah berlalu.
Setelah ini hanya ada dua pilihan, bisa jd seorang hamba tsb diberi nikmat dan ia hidup mulia atau bisa hamba tsb di campakkan dalam neraka Jahim yg menyala - nyala.
Sudah siapkah kita menghadapi kematian? Coba fikirkan dan renungkanlah !