"Dar!" teriak ku kesekian kali tapi tetep aja tidak digubris manusia itu.
Menyebalkan.
"Darius- hmppthh!" kalian bayangkan saja mulutku dibekap olehnya. Padahal aku kan cuma manggil doang.
"Kamu ngapain ke sini? Ini masih pagi!" omelnya lalu membersihkan telapak tangannya yang digunakan untuk menutup mulutku tadi.
"Tamara, jawab."
"Ya emang salah kalau nyusul pacar?" ujarku yang membuatnya bungkam.
"Tapi ini masih pagi Tamara kamu biasanya belom bangun jam segini apa lagi weekend," ujarnya lalu membuka botol air mineral yang ia pegang dan menegak airnya.
Lehernya -ah! Masih pagi otak ku jadi tidak beres.
"Ya demi kamu nih aku susul ke bundaran HI!" aku tersenyum lebar yang malah ditatap jijik olehnya.
Aku dan Darius sudah di tingkat akhir. Aku sedang menyusun bab 2 sedangkan Darius hampir selesai. Ia tinggal mengajukan sepertinya lalu jika diterima ia tinggal melaksanakan sidang.
"Besok kan magang." ujarnya lalu mulai berlari kecil yang langsung ku susul walau sebenarnya aku malas.
"Nah karena aku besok mulai magang berarti aku udah makin susah ketemu kamu. Ga bisa titip makan siang lewat gojek lagi." Darius terkekeh pelan tapi masih bisa ku dengar.
Hei! Walau pacarku ini katanya galak ya memang galak sih tapi Darius sangat baik! Ya terkadang galak sih tapi intinya Darius baik.
Maaf aku memang budak cinta.
"Kalau lagi ada waktu luang lanjutin skripsi jangan malah youtube-an." kali ini aku yang terkekeh karena Darius tau sekali jika aku pasti akan menonton jika ada waktu luang.
Darius itu salah satu mahasiswa lintas jurusan. Saat SMA dulu Darius di kelas IPA sama sepertiku tapi saat kuliah Darius malah memilih ilmu hukum. Sedangkan aku bersusah payah di teknik industri.
Banyak yang bertanya padaku "Kok sanggup pacaran sama Darius?" "Udah berapa tahun lo sama Darius? Kok betah?" "Darius suka marahin lo ga?"
Pertanyaan seperti itu sudah seperti makanan sehari-hari untukku selama 3 tahun terakhir.
Aku dan Darius bisa dibilang memiliki sifat yang bertolak belakang. Darius lebih serius, tegas, tidak plin-plan, percaya diri, dan cerdas. Aku kebalikannya. Aku percaya diri tapi lebih sering jatuhnya memalukan diri sendiri.
Kata mereka Darius itu galak. Memang galak tapi apa yang ia ucapkan memang benar adanya hanya cara memberi tahunya yang salah.
"Capek?" tanya Darius ketika aku mulai berjalan dan tidak mengikutinya lagi berlari.
"Iya," jawabku dengan jujur.
"Makanya tidur aja di rumah." Darius melanjutkan larinya dan meninggalkan ku sendirian.
Mana mungkin Darius menungguku.
Pasti kalian berpikir bagaimana caranya Darius si anak hukum bisa bertemu denganku si anak teknik.
Singkat saja ya, aku kenal Darius dari temanku Charles yang ternyata sahabat Darius. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Darius tapi Darius tidak.
Bahkan aku yang menyatakan terlebih dahulu. Darius bilang ia akan mencoba dan lihat sampai sekarang kami masih bersama.
"Bodo amat! Terserah lo deh!" umpatku yang kesal karena Darius benar-benar meninggalkanku sendirian.
Darius humoris tapi sangat jarang mengeluarkan jokes sekalinya mengeluarkan jokes mungkin hanya mereka yang humornya sekelas dollar yang mengerti. Aku yang humornya sekelas recehan pasti akan berpikir lama.
Oh ayolah, tunjukkan kepadaku badut oppo niscaya aku akan tertawa hingga menangis.
Kalau kalian tunjukkan badut oppo ke Darius pasti ia akan berkata "Badut ini kenapa?" "Kok dia ngejar anak kecil?" "Kok dia berantem sama badut sebelah? Ga fair banget." "Kok dia naik motor? Ngelanggar lalu lintas itu."
"Jogging 5 menit abis itu makan es dawet ya sama aja bohong." Aku yang sedang meminum es dawet hanya bisa tersenyum lalu menyodorkan es dawet ke Darius yang langsung ia terima.
"Terlalu manis," ujarnya.
"Kamu liatin aku sih." ucapku.
"Iya kamu terlalu manis," kali ini aku yang terdiam sambil tersipu malu.
"Sampai enek saking manisnya."
Sialan.
Heart Shaker
Darius Damar Pramono
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.