5. Filosofi Agi

3.2K 199 13
                                    


****

Sore yang sangat dingin, jendela kamar Agi terbuka lebar. Angin menyapu tirai dengan gerakan melambat. Badan Agi terbaring tak berdaya, Agi meriang. Malam kelam yang terjadi pada hari itu membuat tubuh Agi drop, Agi juga terkena demam. Bunda jadi memarahi Agi karena pulang malam dalam keadaan seperti habis dikejar Saptol PP.

"Aw!" Agi memekik, sudut bibirnya masih perih.

"Awas aja lo Fadil..." desis Agi sambio menekan nekan lukanya.

"Dasar lo Gilang, gue bakal lupain lo!"

"Fadil sama Gilang sama aja, cium gue nggak tau tempat," kata Agi absurd.

Keadaan Agi mengerikan, Agi memakai kaos beler dan trening sampai menutupi mata kaki. Suasana dingin, jadi Agi memutuskan untuk memakai kaos kaki bola yang panjangnya sampai ke lutut bahkan sampai pangkal paha.

Bunda masuk, Agi enggan menoleh karena seluruh tubuhnya remuk. Leher Agi tidak bisa menengok saking parahnya. Agi hanya mendengar Suara pintu terbuka.

"Bun, mau bubur ayam deket perempatan dong," Ucap Agi sambil memijit lehernya.

Tidak ada jawaban setelah itu.

"Kayaknya, leher Agi patah deh bun. Apa salah bantal ya?"

Tidak ada jawaban juga.

Agi gemas, dengan lancang tanpa persetujuan si leher yang cidera, Agi ngotot balik badan. Dan sukses, lehernya tambah sakit.

"Aw!"

"Agi nggak papa?"

"Bun, suara Bunda aneh deh." Agi tidak bisa mendongak, lehernya manja.

"Ini gue lah Gilang."

Mendadak Agi mendongak, Benar di hadapanya ada sosok Gilang. Agi melongo, Gilang nyengir Garing.

"Eh mendadak gue ada acara sama Naira deh, Gue pergi dulu ya Bay.." Agi mengambil kunci motornya dan berlari menuruni tangga dengan kesetanan, Gilang hendak mencegah. Gila aja, dalam keadaan nggak enak badan Agi mau naik motor demi mau menjauhi Gilang.

Agi pergi dari rumah membawa motor supra yang kepalanya kalo geter ngalahin gempa bumi, Gilang memandang motor Agi yang sudah melaju cepat. Agi memang Gila, bahkan Agi pergi dengan mengenakan baju tidur dan kaos kaki bola. Agi tidak memakai sendal saking kalang kabutnya.

Segera Gilang menyusul Agi dengan motor gedenya yang bikin perawan teriak teriak "Please fuck me". Tujuan Agi adalah rumah Naira yang ada di daerah Jeruk pruit, perumahan ngurah rai. Agi jadi bahan perhatian orang.

Saat Agi mau menyebrang pada pertigaan depan perum, ada sebuah mobil bak terbuka yang membawa kayu sedang mengarah kepadanya dengan kekuatan penuh. Agi sih santai-santai saja, pasalnya nggak mungkin lah dia bakal ketabrak. Lah wong mobilnya masih jauh, kalo sampe tertabrak juga berarti yang nyetir mobil itu matanya buta. Motor Agi gede, Jalan raya lebar kok.

Jadi Agi nyengir dengan filosofinya, saat Agi tengah menyebrang dengan wajahnya yang terlihat bahagia mobil itu malah menabrak sisi motor Agi. Agi terpental dari motornya.

"Dih filosofi gue nggak bener ternyata...Akhh!!" Dengan susah payah Agi berdiri meskipun badanya penuh dengan luka lecet. Bahkan Bibirnya pecah, Agi jadi sensi. Kenapa harus bibir loh, Agi tau bibir Agi sexy.

"Eh leher gue sembuh loh." Agi merasakan lehernya rada enakan dan bisa digerakan waktu tubuh Agi terbentur aspal jalanan.

Mobil berhenti, sang sopir gemetar saat Agi tiba-tiba berdiridan menghampirinya dengan raut muka marah, sepertinya. Nggak tau aja, mimik muka Agi memang sudah begitu dari lahir, pak!

GILANG, Will You Marry Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang