Hari yang sangat panas, entah itu suasananya bahkan pemamdanganya. Agi kesal setengah mati, marah setengah hati dan pengin nonjok Jeseline sepenuh hati. Apa-apaan sih, dari tadi Gilang dikelendotin mulu udah kaya kukang. Jeseline pikir Agi suka lihat "kemesaraan ini?"
Tadi Agi memaksa Gilang untuk ikut ke Mall, Jeseline merengut karena Gilang mengiyakan. Ditambah lagi buntut-buntunya, Fadil maupun Naira juga ngotot kepengin ikut.
Jadi disini lah mereka, rengekan Jeselin membuat Agi mual. Huh, Agi bahkan belum pernah merengek begitu.
Tangan Gilang digandeng Jeseline, Agi yang melihat itu mencebikan mulutnya sebal.
"Ahhh!! Muter-muter mulu," keluh Agi, Gilang menatap Agi seklilas lalu balik menatap Jeseline. Gilang tahu benar, Agi cemburu.
"Aku kan udah lama nggak ke indonesia, siapa suruh ikut! Orang lagi kencan juga," ucap Jeseline menyindir.
Fadil yang melihat pertengakaran kecil ini, menyeret tangan Agi agar menjauh. Naira ikut mengekor dibelakangnya.
"Lo mau kemana?" Segera Gilang mencegah Fadil. Langkah kaki Fadil berhenti.
"Gue nggak mau ganggu rencana ngedate lo, Oke?!" Gilang mendekat lalu menyeret tangan Agi agar kembali ketempat semula. Sekarang Agi pasrah saja ditarik kesana kemari.
"Awalnya dia mau ikut gue, jadi ahkiranya dia ya ngikut sama gue. Kalo lo mau pulang, pulang aja sana sekalian bawa Naira noh, mukanya udah bete gitu," jawab Gilang, muka Jeseline kusut. Ngapain sih Gilang bawa Agi, sekarang pacar Gilang, Agi atau Jeseline?
"Lo nggak pake mata apa, loat noh pacar lo!!" Ucap Fadil skakmat, Gilang memandang Jeseline. Benar, Jeseline kumat. Muka Jeseline keliatan bete, pake maksimal.
"Yaudah gini aja, Kita bareng. Cari makan tapi, Gimana?" Tawar Naira yang mulai muak dengan drama pencitraan ala sinetron ini.
"Baby Gee, belum juga sampe lantai atas. Katanya diatas ada timezone. Aku mau kesana Babyyy~" rengek Jeseline, Gilang jadi sebel setengah mati. Jika Gilang menuruti Jeseline, Agi pasti dibawa kabur Fadil, jadi gimana?
"Jeseline sayang, makan dulu yuk. Kamu kan belum makan, nanti sakit. Kalo Jeseline sakit, Gilang sedih," terpampanglah muka Gilang yang memelas, Demi apa! Agi iri melihat itu, ini nggak adil. Gilang bisa ngomong kaya gitu sama Jeseline, tapi sama Agi tidak pernah sekalipun. Oh Godness apa-apaan ini.
"ALAH BRENGSEK. MANA ADA NGGAK MAKAN 3 JAM LANGSUNG SAKIT? NGGAK PERNAH PUASA LO?" Agi berkata marah, nafasnya memburu, Agi menunjuk Jeseline dengan mata yang menajam "Kesel banget dah gue." Fiks, Agi menangis. Fadil memeluk Agi sambil menepuk-nepuk punggungnya menenangkan. Gilang yang melihat itu menjadi geram, apa-apaan Fadil menyentuh Agi, nggak boleh tahu!
"Lepasin tangan lo!" Bentak Gilang, keadaan menjadi semakin kacau. Naira seperti figuran saja, Naira jadi bete sekaligus Badmood.
"Apaan, iri? Sono pelukan sama pacar lo!" Ucap Fadil sewot.
Tidak sadarkah mereka, mereka itu jadi bahan tontonan. Apalagi tingkah Agi. Naira jengah, Agi menangis seperti seseorang yang habis dianiaya.
"Drama queen, Agi nyok pulang. Lo bikin malu gue." tangan Naira memegang keningnya, Naira pusing. Kisah cinta segitiga yang tidak masuk akal. Orang Agi aja nggak punya Akal, Gimana sih.
"Gilang!! Kamu pilih aku, pacarmu. Atau Agi si sahabat kamu yang nggak punya otak?!!" Jeseline merajuk, Halah pilihan macam apa ini. Gilang seperti disuruh memilih, Pegang tai kucing apa di gigit Anjing yang kena rabies akut.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG, Will You Marry Me?
Novela JuvenilBerkisah tentang anak kecil berjenis kelamin perempuan yang mempunyai cita-cita ingin menikahi temannya yang berjenis kelamin laki-laki. Seribu kali anak perempuan bernama Agi itu meminta teman lelakinya untuk menikah, seribu kali juga anak laki-lak...