Chapter 13
****
Seragam SMA nya terlihat ketat, dengan balutan make up gaya anak sekarang. Apalagi lipstik warna pinknya, Adoohhh...
Agi meninggalkan Naira, hm katanya sih Gilang pengin ngomong sesuatu gitu lah.
Naira sebel, Angkot belum ada dan sekarang sudah hampir jam lima. Mana sebentar lagi gerbang sekolah ditutup lagi. Ugh, kalo Naira digodain abang tukang ojek gimana? Naira maunya di goda sopir truk.
"Woy Nendra!" kebetulan Nendra lewat, Naira segera mencegatnya. Butuh tebengan ini woy...
"Apa inul?" Naira cemberut tidak terima, kenalin nih... Naira gomez, mantan Saefudin Justin.
"Kok inul Anjengg..." Nendra mematikan motornya, lalu menatap Naira dengan sudut alis yang terangkat.
"Mirip kan babi," kata Nendra nyelo.
"Hilih, nggak ada angkot nih. Gebetan gue pada nggak bisa jemput. Minta tolong anterin ya?" Naira memohon, Nendra mendengus kesal. Harusnya kan hari ini Nendra main ke timezone! Apa? Emang mantan preman nggak boleh main ke timezone?
"Bayar tapi, rokok satu bungkus. Gimana?" Tawar Nendra, lumayan kan..
"Iya bacot."
♡♡♡♡
Naira memandang nasi pedagang kaki lima dipinggir trotoar dengan mata berbinar, Naira laper....
Dan sepertinya Nendra juga peka, motor Nendra menepi disalah satu lapak penjual nasi goreng. Iyalah peka, orang Nendra liat muka Naira kaya lagi mabok balsem gitu dari spion.
"Ngapain?"
"Ngising lah."
"Dipinggir jalan?" Naira merengut.
Nendra menepuk jidatnya pasrah.
"Iya."
"Udah sakit jiwa," jawab Naira ngasal. Ketularan bloonya Agi mesti.
"dasar dungu."
"I follow you."
Kalo boleh jujur Nendra tuh nggak suka makan dipinggir jalan kaya gini, disamping nggak higenis juga takut nanti banyak yang mengenalnya, Nendra kan famous, uhuk. Seperti sekarang ini, seseorang dengan seragam SMA sebelah tengah meliriknya sinis. Emang Nendra takut? Nggak! Cuma kan risih aja gitu, makan harus diliatin.
"Kok kelapak Nasgor? Emang disini nyewa kloset buat eek?" Kata Naira setengah menjerit.
Semua orang menatap Naira muak, Goblok! orang lagi makan lo malah nyebut nyebut tai.
Nasgor rasa tai kan nggak lucu.
"Mulut toa lo bisa diem nggak?"
Naira membuka menutup mulutnya tanpa mengeluarkan suara, cewek itu terlihat sangat lihai menunjukan simbol abjad menggunakan jari. Nendra diam. Ternyata Agi dan Naira tidak ada bedanya. Ya meskipun bagus mempelajari sesuatu yang sangat berguna, tapi cewek itu mempraktikannya dengan orang yang salah. Itu Naira lagi ngelucu apa gimana? But, bagi Nendra mengetahui cewek senakal Naira yang suka mabuk itu bisa menggunakan bahasa isyarat membuat dada Nendra menghangat. Cowok itu teringat adiknya yang tunawicara.
"Bisa-bisa."
Mereka duduk diam diselimuti rasa canggung. Nendra risih, kepengin balik aja.
"Eh lo diapain Gilang tadi?" Tanya Naira tiba-tiba. Nendra menyunggingkan bibirnya.
"Btw lo belajar bahasa isyarat darimana?" Naira menatap Nendra serius karena cowok itu nampak tertarik dengan kemampuannya yang sangat luar biasa.
"Mantan gue nggak bisa ngomong."
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG, Will You Marry Me?
Teen FictionBerkisah tentang anak kecil berjenis kelamin perempuan yang mempunyai cita-cita ingin menikahi temannya yang berjenis kelamin laki-laki. Seribu kali anak perempuan bernama Agi itu meminta teman lelakinya untuk menikah, seribu kali juga anak laki-lak...