18. Robert Kepergok

1.6K 86 4
                                    


Gilang kesal setengah mati, jalanan macet dan sekarang hujan. Hampir berjam-jam Gilang nungguin Agi, dan sialnya bocah Absurd itu tidak kunjung datang. Gilang mulai berfikir negatif, jangan-jangan Agi diculik orang, ah nggak mungkin. Orang Agi nggak culikable kok, keluarganya biasa-biasa aja, nggak cantik-cantik amat.

Sejam lalu Gilang mengirim Whatshapp pada Agi dan Agi bilang lagi otw kok.

Gilang mencoba mengcall Agi, nihil. Agi off, alias nggak nyambung!!

Jam tangan yang menempel manis pada pergelangan tangan Gilang menunjukan pukul 22.30. Caffenya aja mau tutup, kalo mau bukanya 24 jam ada noh tempat Clubbing.

"Agi mana sih.." Gilang dongkol, sekaligus cemas.

"Mas maaf mau pesan apa?" Tanya pelayan yang tiba-tiba sudah berdiri disamping Gilang.

"Nanti aja dulu deh mba," tolak Gilang sopan. Kan Gilang mau nungguin Agi gimana sih!

"Tapi maaf mas, Caffenya mau ditutup," timpal mbak pelayannya lagi.

"Masih belum malem loh mba," ujar Gilang sambil cengengesan.

"Mas nggak liat langit udah gelap?" Skakmat, niat mau nawar biar tutupnya agak lamaan dikit ini malah...

"Maksudnya belum sampe jam dua belas hehe..."

"Kita buka dari jam 7 pagi loh mas, pegawainya juga butih istirahat sama malam mingguan," curhat si embaknya Gilang jadin trenyuh. Mana mbaknya ngomong sambil ngucek-ngucek mata.

"Oh ya udah deh, mau tutup ya? Mau cabut aja deh gue mbak, Nungguin orang geblek bikin naik darah," kini balik Gilang yang mukai curhat.

Didepan masih gerimis, meskipun tidak terlalu lebat. Gilang berjalan menuju parkiran lalu menaiki sepeda motornya. Membelah kota kelahirnya yang sudah mulai sepi.

Gilang mencari sosok Agi disetiap celah kota, namun nihil. Tidak ada, Gilang khawatir setengah mati. Hp Agi mati, alias nggak aktif. Gilang nggak mau denger besok Agi dicelakain orang gara-gara Gilang yang nggak bisa jemput Agi. Seharusnya Gilang jalan kaki buat nyamperin si Agi, meskipun jalan kaki yang penting kan bisa berdua!! Iya kan?!!

Aduh, kunyuk satu itu dimana sih. Mau disentil ginjalnya ya!!

Handphone Gilang bergetar, Ayahnya menelepon.

"Halo?"

"Iya."

"Ini mau pulang."

"Iya, iya!"

Pip. Telepon mati. Dan Gilang frustasi.

♡♡♡♡

Nafas Agi ngos-ngosan, wah udah telat banget ini pasti. Gilang pasti marah, dan ngambek berat setelah ini.

Caffenya tutup!! Astaga Dragon, Gilang pasti udah nunggu lama. Ah besok Agi mau protes sama Nendra pokonya, nyuruh kasih pelajaran sama sirambut gimbal and the geng.

sosok mbak mbak yang tadi bicara dengan Gilang mendekati Agi yang nampak frutasi. Niatnya mbak-mbaknya mau pulang namun diurungkan setelah melihat Agi.

"Aaaaa~ kok tutup sihhh!!" Agi menggerutu, mana rambut Agi lepek udah kaya rambutnya vokalis kangen band.

"Iya mba udah tutup." timpal mbaknya.

"Saya tadi mau janjian sama pacar saya mbak," Agi merengut.

"Oh.."

"Lah, oh doang," kata Agi telak, mbaknya bingung. Ini anak abis mabok ya?!

"Aelah mba, emang saya harus respon apa?"

GILANG, Will You Marry Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang