Chapter 4
****
Jam istirahat telah tiba, Agi menyambutnya dengan suka cita. Meskipun mood Agi lago down, nafsu makan Agi tidak boleh ikut down. Melihat pacar Gilang montok, jadi Agi memutuskan untuk memontokan tubuhnya yang biasa aja. Naira menggandeng Agi agar tidak lepas, bahaya kalo dilepas. Masih belum jinak.
Seharian Agi hampa, hatinya merasa kosong seperti otaknya. Ditambah perut kosong, Haduh.
"Bu!! Mi Goreng dua ditambah nasi, sama Es teh satu!" Agi berteriak garang, seisi kantin menatapnya aneh.
"Apa?!" Mereka langsung sibuk dengan urusanya masing-masing saat Agi bertanya dengan Mood "cari mati lu ya?"
"Mie goreng dua, satu punya elu satu punya gue kan, ya?" Tanya Naira, tumben Agi pengertian.
"Pala lo, pesen sendiri sono!"
"Loh kok gitu?"
"Gue mau montokin badan jadi pengin makan banyak." Naira ngakak abis, Montok? What?!!
"Lo gausah ngelawak gitu deh, kalo mau ngelawak sekalian stand up di depan sono." siswa yang lagi enak-enak makan jadi terganggu karena ketawa Naira yang sangat brutal, sampe segala meja ditampar-tampar.
"Gue serius lah," jawab Agi lesu, sumpah Agi ngga niat buat ngelawak apalagi buat stand up.
"Jadi, serius?" Mendadak Naira jadi kicep.
Agi mengangguk.
Pesanan udah ada dimeja, begitupun dengan Naira. Agi memakan dengan rasa sakit hati yang menguar, sedangkan Naira memakan makananya dengan menatap Agi tidak berselera.
"Woy, boleh gabung?"
Naira memalingkan mukanya lalu terkejut melihat sekumpulan orang keren di sekolah ini menghampiri meja mereka berdua. Astogeh Fadil sama gengnya. Naira menyikut Agi. mana ngaruh Agi sudah kalap.
"Boleh gabung?" Tanya Fadil tengil.
"Boleh...." jawab Naira pake nada centil.
Fadil dan gengnya duduk. Fadil duduk tepat didepan Agi yang tengah mengamuk dengan dua piring porsi mienya. Jangan lupa ditambah nasi.
"Laper?" Pertanyaan Fadil diacuhkan, seorang Fadil. Ketua geng terbengis di SMA Maungiri di acuhkan, bagi Fadil itu tindak pelecehan.
"Lo denger gak, sih?!!" Fadil membentak. Agi menatap Fadil marah, tau ngga sih Agi mau memontokan badan dengan cara makan banyak. "Bang, jangan bego deh, lo liat gue lagi makan kan? Anjing banget." jawab Agi nge gas, baru kali ini Agi mengeluarkan kata kasar. Fadil kaget sekaligus was-was. Gengnya pun ikut melongo sambil bertepuk tangan.
"Ngapain lo tepuk tangan, lo kira lo lagi liat sirkus bangsat?" Kini Agi menyembur anak buah Fadil. Mereka langsung kicep. Naira menelan ludahnya gugup.
"Eh, mau gue traktir gak?" Mendengar itu, suasana hati Agi membaik. Dia tersenyum lantas bilang "Makasih Fadil" lalu melanjutkan makan mienya yang tinggal setengah.
Mereka melongo lagi, sekaligus terkejut lah.
"Dia punya kepribadian banyak ya? Biopolar?" Tanya salah satu anak buah Fadil pada Naira.
"Sembarangan. Maklumin aja brodi," kata Naira setengah berbisik.
"Fadil gue mau nambah bakso." Fadil mengangguk lalu memesnanya. Tak masalah bagi Fadil, kantin aja kalo Agi mau bakal di beliin. Fadil anak orang kaya, ayahnya seorang pengacara yang mempunyai usaha bercabang yang sangat sukses. Ibu Fadil seorang disainer kondang pilihan para artis. Yah, Fadil memang kaya. Anak emas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG, Will You Marry Me?
Novela JuvenilBerkisah tentang anak kecil berjenis kelamin perempuan yang mempunyai cita-cita ingin menikahi temannya yang berjenis kelamin laki-laki. Seribu kali anak perempuan bernama Agi itu meminta teman lelakinya untuk menikah, seribu kali juga anak laki-lak...