Chapter 19
****
"Mas Fadil mau berangkat sekolah?" Pagi benar Fadil bangun, sosok Mira sudah membuntuti. Dari awal Fadil memgucek matanya, Mira sudah ada dikamar nyaris membuat Fadil terjungkal dari kasur, berlanjut mengintili Fadil sarapan, dan sekarang Mira mencegah kepergian Fadil untuk berangkat ke sekolah.
"Iya." jawab Fadil dingin, Mira memandang wajah Fadil sendu "Kenapa?"
"Tidak apa-apa, Mira jadi sendirian di rumah." Mulut mira bergerak melambat saat Fadil menyadari ada yang salah dengan kondisi bibir Mira.
"Lo pake lipglos yang gue kasih?" Tanya Fadil, Mira mengangguk.
"Nah bagus, biar bibir lo nggak kaya jalan raya rusak," ucap Fadil nylekit, meskipum begitu Mira membalas ucapan Fadil denga senyum sumringah. Mira menyodorkan telapk tanganya.
"Mau apa lo? Duit? Udah dikasih pan sama nyokap gue? Masih kurang?" Segera Mira menggeleng, maksud Mira bukan begitu Fadil. Nggak peka ah, Mira si gadis sopan nan lugu yang kata Fadil kaya manusia purba itu cuma pengin salim, bukan minta duit.
"Kaya gini mas," punggung tangan Fadil di tempelkan pada pipi Mira, iya itu yang namanya saliman khas orang jawa!! Mira kan orang jawa, jelas dia didik orang tuanya untuk bersikap sopan kepada yang kebih tua, meskipun Mira sudah mendahului Fadil, tapi tetap saja didalam silsilah Fadil lah yang paling tua. Sederhananya kaya gini, Fadil berusia 18 tahun dan Mira masih berusia 16 tahun. Saking pinternya Mira, dia jadi loncat kelas dan udah lulus. Fadil kalah, itulah satu dari seribu alasan Fadil sedikit membenci Mira. Eh bukan benci, cuma agak tidak suka!!
Fadil kagok, Mira tersenyum.
"Wahh...wahh...wahh....Fadil kumat lagi, kumat suka bawa cewek sembarangan ke rumah," suara yang Fadil yakini sebagai suara Nendra terdengar melenggelegar bak halilintar menyentil kalbu Fadil. Ternyata, mereka ada dirumahnya.
Nendra. Naira. Dan Agi.
"Aku bisa jelasin, Agi. Dia bukan siapa-siapa aku..." racau Fadil. Naira dan Nendra bertatapan penuh arti. Sementara Agi masa bodoh, yang penting Gilang miliknya. Dan Agi akan tenang dan damai.
"Paaaaaarahh!!" Imbuh Naira setengah meledek, Rambut Naira dicepol menampilkan bentuk wajahnya yang terlewat chubby, eh tapi Naira langsing kok meskipun pipinya berisi. Body Goals deh.
Kalau Agi no comment ya. Seperti biasa Agi mengikat rambutnya menjadi satu dengan tas punggung berwarna hitam di pundaknya.
"Gaes, lo semua pada salah paham."
"Ini teman-teman mas fadil ya?" Mira dengan sopanya menjabat tangan mereka satu persatu. Mulai dari Agi, Nendra dan Naira. Kali ini Agi konek, dia siapa? Maksud Agi cewe manis yang main adegan romantis salim saliman sama Fadil.
Oh tidak, Agi tidak cemburu. Cuma bertanya. Fadil mengacak rambutnya frustasi. "Bego, masuk Mira......."
Begitulah batin Fadil menjerit
"Jadi ini siapa goblok?!" Nendra mulai terusik ingin mencampuri kepo mengkepo ini.
"Nama saya Mira...saya.."
"Nggak lo masuk." Fadil memotong ucapan Mira, Fadil kesel. Bisa anjlog status premanya kalau mereka tau Fadil diasuh layaknya seorang bayi, kan nggak lucu nanti Mira ngomong "Saya disuruh Tante buat ngejagain, Mas Fadil" lo pikir muka Fadil mau ditaro dimana?? Diselangkangan monyed?? Ngaco!!
"Lo lagi nggak nmemeras anak orang kan, dil?" Tanya Agi, Fadil menggeleng.
Fadil menggiring mereka agar cepat masuk kedalam mobil , ya benar, kali ini Nendra membawa mobil ke sekolah. Perdana loh, biasanya Nendra lebih suka bawa sepeda motor dari pada bawa mobil. Berhubung tadi Nendra melihat Agi dan Naira sedang menunggu angkutan kota, Nendra balik arah dan mengganti sepeda motornya dengan mobil. Alasan klise, Nendra mau mengajak Agi berangkat bareng, Nendra tau sih Agi bakalan nolak dengan alasan Agi nggak mau ninggalin Naira nunggu Angkot sendirian. Yah masa satu motor bertiga? Kalo Nendra bawa mobil begini kan, Alasan Agi buat nolak tidak berlaku. Naira bisa ikut juga kok, tenang.
Ditengah jalan Agi memiliki ide idiot, katanya Agi pengin berangkat sekolah rame-rame dan Naira mengusulkan Agar mereka menjemput Fadil. Its okay sih bagi Nendra. Tapi ketika Agi mengusulkan untuk menjemput Gilang juga, dengan sigap Nendra menolak mentah-mentah permintaan Agi. Padahal kan rumah Gilang kan deket.
Suasanya canggung menyelimuti, sumpah ya Fadio nggak nyangka Orang yang katanya jenius itu malah terlihat goblok dimata Fadil. Kenapa bisa loncat kelas sih?? Otaknya aja setara dengan mamalia.
"Dia sodara gue, jangan mikir gue nyewa lonte ya buat dibawa ke rumah. Gue anti sama yang begituan, gini-gini gue takut kena penyakit anu juga. Kalaupun gue mau beli cewek, gue bakal milih barang yang lebih bagus." curhat Fadil. Tadinya Fadil nggak mau ngomong, cuma yah gitu, jadi beban.
"Buat jadi babysister lo? Lo kalo ngomong kaya bocah yang dulu pas lahir nggak pernah di adzanin!" Timpal Agi, mata Fadil memicing.
"Nggak, beres beres rumah aja. Jangan cemburu oke?" Agi memutar bola matanya malas "siapa yang cemburu sih, Fadil?" Kembali Agi protes.
"Lo, sini gue usel palanya.." Fadil mengusak rambut Agi gemas, membuat Naira dan Nendra yang berada didepan menoleh. "Cih!" Ucap Naira maupun Nendea bebarengan.
"Cie ngomong cihnya sama," ucap Agi kalem. Naira gugup "tokek, diem deh" balas Naira.
"Tangan lo curut, lepas dari kepala Agi" Fadil melotot sambil menjulurkan lidahnya, mengejek.
"Oke gue gusurin geng lo itu!!" Ucap Nendra telak. Fadil meringsut lantas menjauhkan tangan dari pucuk kepala Agi.
♡♡♡♡
Mereka Agak kesiangan, Fadil menuju kelas yang berbeda sedangkan Naira, Nendra dan Agi menuju kekelas yang sama. Tiga anak yang cukup mencolok memasuki ruang kelas yang berisik. Gilang murka. Kenapa bisa Agi barengan sama preman pasar itu??
"Gilllllannggggg....." Agi menyapa Gilang manja.
"Gausah deket-deket gue."
"Kok ngambek?"
"Gue tadi nyamperin kerumah lo dan nyusul lo dihalte, tapi lo nya nggak ada. Padahal gue pengin barengan berangkat ke sekolah sama lo. Tapi lo sama dia!!" Agi menyesal, Gilangnya marah. Perasaan Agi yang sedang mens, kenapa Gilang yang sensi?
"Kayak gitu aja ngembek, kayak cewe aja. Bennnn....cong..." ejek Nendra, Naira memilih melipir mengabaikan mereka. Ruwet sudah urusan.
"Nendra!" Balas Agi penuh tekanan sekaan menyiratkan bahwa lelucon Nendra sama sekali nggak humor.
Gilang menatap nyalang Nendra, "dasar brengsek, gara-gara lo, Agi ditodong kemaren malem. Dasar preman!! Urusin temen-temen lo yang kampungan itu biar nggak berulah. Sampah macam kalian utu merugikan banyak masyarakat," kata Gilang terang-terangan. telak Gilang memukul ulu hati Nendra.
"Gilang, kamu jangan ngomong kayak gitu," Agi membungkan mulut Gilang dengan telapak tanganya. Gilang nampak menepis, tubuh Agi sontak terhuyung.
"Gue benci sama kalian berdua!" Ucap Agi sambil meninggalkan kelas.
Hayoloh Agi ngambek, mana tadi Gilang kasar banget lagi. Nendra juga kelimpungan. Hah masalah lagi.
♡♡♡♡
Mood Agi benar-benar rusak. Agi bolos saja lah, denger denger dari bocoran grup kelas hari ini sekolah dipulangkan lebih awal. Nggak ada ruginya, mending ke mall beli vitaminnya si Ahmad. Mengingat Ayamnya itu, Agi jadi sedih. Sekarang Ahmad seperti menyueki Agi, jutek banget kaya selebgram yang di DM minta Follback ngga dibales, bahkan nggak dilihat. Biarlah, nanti Agi jual baru tau rasa.
Eh jangan deh, Agi masih membutuhkan Ayam yang suka nge.eek sembarangan itu. Dari Stephen masih berwarna hijau sampai berubah menjadi sosok Ayam boiler bisa disebut perjuangan. Nggak boleh disia siakan. Agi ingat, waktu malam tahun baru Agi membeli Stephen dipinggir jalan. Saat itu Agi sibuk memilih sampai pada akhirnya Agi memilih Stephen yang waktu itu keinjek injek sama teman teman pepiyikanya. Kok jadi flashback ke Stephen?
Mall terlihat sepi karena jam masih menunjukan waktu KBM, macam orang bingung Agi bersinggah disebuah caffe. Kalau dipikir-pikir over juga sih, masa gara Agi dibentak Gilang jadi gini? Lebih dari itu, Agi benci dikasarin. Bagaimanapun juga Agi tetaplah seorang cewek, hatinya yang tertutup dinding beton itu terkoyak saat Gilang tak sengaja mendorong kasar tubuh Agi!!
"Hai..."
Agi menoleh "hahh?? Mister??!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GILANG, Will You Marry Me?
Novela JuvenilBerkisah tentang anak kecil berjenis kelamin perempuan yang mempunyai cita-cita ingin menikahi temannya yang berjenis kelamin laki-laki. Seribu kali anak perempuan bernama Agi itu meminta teman lelakinya untuk menikah, seribu kali juga anak laki-lak...