PROLOG [1]

9.3K 490 28
                                    

CAREDEALIETSTASE. Siapa yang tak kenal dengan tempat menimba ilmu ini? Sekolah elite ternama di kota London dengan banyak gedung bertingkat di dalamnya. Lapangan olahraganya bahkan dua kali lipat lebih luas dari lapangan sepakbola. Tentu saja, semua murid yang berada di dalamnya berasal dari kalangan orang kaya.

KRING ... KRING ... KRING ...

Bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh murid dari berbagai kelas segera berhamburan keluar. Akan tetapi, tidak dengan anak yang tengah duduk di tangga belakang perpustakaan. Dengan santainya anak itu menaikkan satu kakinya, sementara tangan kanannya tengah memegang rokok. Ia merokok sambil menyender ke punggung anak tangga.

"Dor! Nungguin gue ya?" ucap temannya sambil menyengir lebar.

Anak itu membalikkan tubuhnya, menghadap asal suara tersebut.

"Gak! Geer banget lo!" jawab anak itu sekenanya sambil mengarahkan rokoknya ke mulutnya.

Sementara temannya hanya menggeleng melihat perilaku anak itu.

"Nih!" anak itu menyerahkan map berwarna biru langit kepada temannya.

"Oke, makasih!"

"Olin, pacar lo nungguin tuh." ucap anak itu sambil mengarahkan jari telunjuknya ke seorang cowok tanpa menyahut balasan dari Olin, temannya.

"Yaudah, gue pulang duluan ya." jawab temannya yang bernama Olin sambil melambaikan tangannya.

Anak itu mengangguk sambil tersenyum singkat. Setelahnya dia kembali sibuk dengan rokok yang ada di tangannya.

***

"Janshen! Lepas!"

"Gak bakalan sebelum lo mau jadi kacung gue, Kayla!"

Anak itu menghentikan derap langkah kakinya, mencari sumber suara tersebut. Dia melihat dua anak kecil yang sedang berontak.

"Janshen! Lepas! Ih! Sakit!"

"Gak bakalan Kay.."

"Lepasin!" ucap anak itu dengan sorot mata tajam kepada Janshen.

"Gak akan nyonya Vic.." balas Janshen seolah menutupi rasa takutnya.

"Lepasin Kayla! Tuan Janshen Welliem! Kalo lo gak..."

"Eh... Iya-iya, ini gue lepasin!" Janshen melepaskan tangan Kayla dengan kasar lalu menatap tajam mata Kayla seolah berkata 'Lihat saja Kayla! Urusan kita belum selesai!'.

"Oni mana?" tanya anak itu kepada Kayla, adiknya.

"Ud... ah... di... dalam.. mobil.." jawab Kayla dengan terbata-bata sambil tertunduk.

"Ayo ke mobil!" ucap anak itu sambil memegangi tangan Kayla sedikit kasar.

Kayla yang melihat tangannya dicengkeram kuat hanya diam tertunduk tanpa membuka suara.

***

20 menit kemudian mereka sampai di perkarangan rumah.

Anak itu segera membuka pintu mobil dan menutupnya dengan kasar.

Berkali-kali dia menatap rumah yang berada di hadapannya.

"Kak.." ucap Kayla dengan pandangan takut-takut.

Anak itu menengok ke arah Kayla tanpa bertanya.

"Ma-kasih ya, ta-di Kayla udah di tolongin." Kayla berkata sambil tersenyum kikuk.

Anak itu hanya menganggukkan kepalanya ke arah Kayla, selanjutnya dia melangkahkan kakinya ke dalam rumah tanpa peduli dengan Kayla yang masih terdiam di tempatnya.

"Aud! Apa kau merokok lagi di sekolah!?" teriak wanita paruh baya pada seorang anak yang sedang berlari menaiki anak tangga, sementara anak itu tidak menanggapi ucapannya dia tetap fokus kepada anak tangga yang ada di hadapannya.

KREKK...

BRAK!

Dengan kasarnya anak itu meletakkan tasnya di sembarang tempat, dia segera naik ke atas kasur tanpa membuka alas sepatunya terlebih dahulu.

Kedua tangannya ditekuk dan diletakkan di bawah kepalanya.

Anak itu teringat akan kejadian beberapa hari yang lalu sebelum pindah rumah.








































***
Hiiiii

Vote & komen yah~

See You🐣

Dolls of Death [TAMAT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang