EPILOG [1]

1.4K 167 29
                                    

⚠️WARNING!⚠️

Karena PROLOG ada sampai 3 bab, yang meliputi : PROLOG [1]
                  PROLOG [2]
                  PROLOG [3]

Maka, author memutuskan, untuk EPILOG akan berlaku hal yang sama.

Akan ada 3 bab EPILOG untuk cerita Dolls of Death yang bakalan author update. 

Note : Tanggal untuk EPILOG [2] DAN EPILOG [3] tidak diketahui pasti :" 

*Kemungkinan besar abis authornya selesai UN ya😭 aku mau fokus sama UN dulu, soalnya tinggal menghitung hari :")

Doain juga ya biar authornya diberi kemudahan pas ngerjain soal UN🐣

Happy Reading untuk EPILOG [1] gais!

###

Sore hari adalah waktu senggang terbaik untuk menonton serial kartun kesukaannya. Ditemani semangkuk brondong jagung rasa karamel dan sekotak susu berperisa stroberi membuat Kayla seakan-akan berada di dalam teater bioskop. Iris mata anak itu tak luput dari televisi meski tangannya sibuk memasukkan brondong jagung ke dalam mulut.

Kayla menghela napas pendek begitu televisi menampilkan iklan. Ia mengunyah brondong jagung dengan perasaan sebal. Membuat Edward yang melintas di belakangnya terhenti karena kunyahan Kayla sangat berisik. Ia berjalan mendekati sofa, lalu meraup brondong jagung dengan tangannya. 

"Kak! Liat itu!" Refleks tangan Kayla menarik kerah baju Edward saat televisi menampilkan berita sekilas. Membuat pandangan Edward mau tak mau mengarah ke depan.

Kakak dan adik itu terdiam. Mereka terpana melihat betapa indahnya rintik salju turun perlahan-lahan dan mendarat dengan mulus di rumput hijau. Televisi menyiarkan berita sekilas tentang ramalan cuaca nanti malam di kota London. Diperkirakan kalau hari ini salju pertama akan turun membasahi kota.

"Pohon natal!" Edward dan Kayla berseru. Perihal tentang natal, kedua kakak beradik itu memang paling heboh diantara saudara yang lain. Setiap tahunnya, mereka berdua pasti selalu ribet memberi keperluan natal. Padahal tidak ada orang rumah yang menyuruhnya. Jim dan April bahkan hanya menyuruh anak-anaknya untuk duduk bersantai saat natal tiba. Biarkan mereka yang mengambil alih mengurus segala keperluan natal. Namun, Edward dan Kayla selalu menolak. Mereka bilang ingin ikut membantu. 

"Ayo kita beli keperluan buat natal, Kak Edward!" ajak Kayla penuh semangat. 

Edward mengangguk tanpa perlu berpikir dua kali. "Oke, kamu tunggu di sini. Kakak mau ganti baju dulu." 

***

Audrey berjalan di tengah-tengah lautan manusia yang ramai. Hari semakin sore. Suhu udara di kota London semakin mendingin. Membuatnya semakin merapatkan mantel ke tubuh. Tapi ia belum puas berjalan mengelilingi kota London.

Langkah kaki Audrey perlahan melambat saat daun telinganya tak sengaja mendengar berita dari siaran televisi yang berada di sebuah toko. Audrey memundurkan langkah kakinya ke belakang, ia menatap jajaran televisi yang dilapisi dinding kaca. Meskipun berbeda-beda mereknya, saluran yang dihasilkan televisi itu sama. Benda elektronik yang menghasilkan gambar dan suara itu menampilkan berita tentang ramalan cuaca malam ini di kota London. Salju pertama akan turun.

Audrey terdiam beberapa saat. Ada perasaan yang mengganjal di hatinya tatkala ia melihat berita di televisi. Ia berusaha mengingatnya.

"Annabeth akan menganggap jika orang itu bersekutu menganut aliran sesat bersamanya. Dia akan membunuh orang itu dan menjadikannya teman pada saat salju pertama turun di kota London." 

Dolls of Death [TAMAT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang