PROLOG [2]

4.7K 377 42
                                    

2 hari sebelum pindah rumah.

"Aku mau rumah baru!" bentak seorang anak perempuan di hadapan pria paruh baya sambil melemparkan semua majalah yang ada di atas meja.

"Untuk apa!? Apa kau ini sudah gila?" jawab pria paruh baya itu dengan wajah murka.

"Aku mau punya rumah baru, Dad! Aku gak mau tau! Pokoknya aku mau rumah baru! Yang lebih mewah dan lebih Bagus dari rumah ini!" anak itu membentak Daddy-nya dengan lantang sambil menghentakkan kakinya yang dibalut sepatu tipis di lantai keramik.

"Emly! Kita baru beli rumah ini 5 tahun yang lalu! Dan sekarang kenapa kau minta pindah rumah!? Rumah ini masih sangat Bagus, Emly!!" pria itu mengangkat tangannya, bersiap untuk menampar putrinya yang bernama Emly.

BRAK!

Pintu rumah terbuka, lalu tertutup kembali, menampakkan seorang anak yang tengah memperhatikan dua orang di hadapannya. Refleks, Emly dan pria paruh baya menengok ke asal suara tersebut.

Dengan santainya anak itu berjalan tenang, menaiki satu demi satu anak tangga, memasukkan kedua tangannya di saku celana seolah tidak peduli dengan dua orang yang sedang menatapnya balik.

"Umurku 2 hari lagi 18 tahun! Dan aku gak mau tau! Pokoknya Daddy harus beliin aku rumah baru!" ucap Emly ketika anak itu sudah sampai di anak tangga terakhir.

Emly langsung merampas kunci mobil yang ada di meja dan berjalan ke luar rumah dengan perasaan dongkol.

Jim, pria paruh baya itu duduk di sofa sambil mengusap wajahnya dengan kasar, permintaan anaknya terlalu berat baginya.

                                   ***

Anak itu membuka knop pintu kamarnya dan menutupnya kembali dengan kasar. Dia meletakkan tas yang ada di punggungnya dengan sembarang tempat.

Kakinya melangkah ke arah jendela, tanpa berfikir dua kali anak itu segera naik dan duduk di kusen jendela, tangannya sibuk merongoh saku celananya.

Dengan cekatan tangannya bergerak mematik rokok. Dia mengisap rokoknya, bau asap rokok perlahan keluar dari kedua lubang hidungnya.

Namaku Audrey, lebih tepatnya Audrey Victoria Roderick, anak ke empat dari enam bersaudara. Aku duduk di kursi delapan sekolah menegah pertama.

Mommy bernama Apriliana Roderick sedangkan Daddy bernama Jim Shoctter Roderick.

Kakakku yang pertama laki-laki, namanya Edward Bharatistha Roderick. Dia seorang arsitektur.

Kakakku yang kedua laki-laki, namanya Yosandra Roderick. Dia baru menyelesaikan kuliahnya di Amerika dan baru kembali ke rumah minggu lalu.

Kakakku yang ketiga perempuan, namanya Emly Francessiyo Roderick. Dia duduk di kursi dua belas sekolah menegah akhir.

Adikku sekaligus anak kelima, dia laki-laki namanya Oniess Roderick. Dia duduk di kursi empat sekolah dasar.

Dan yang terakhir...

Adikku, sekaligus anak terakhir dari 6 bersaudara. Dia perempuan, namanya Kayla Shabrina Roderick. Dia duduk di kursi satu sekolah dasar.

Aku sangat muak dengan tingkah kakak perempuanku itu! Ya! Dia Emly! Dia sangat manja! Kalian lihat sendiri bukan? Bagaimana caranya tadi membentak Daddy!? Itu sangat keterlaluan! Tetapi aku memilih untuk diam dan tidak peduli. Toh? Untuk apa aku membela Daddy? Cih! Dia saja tidak menganggap keberadaanku ada si sini.

Kalian menilaiku di sini sebagai Bad Gril? Tidak! Auto tidak menjadikanku Bad Gril di dalam cerita ini.

Aku hanyalah gadis berpenampilan tomboy yang sangat jijik dengan gadis berpenampilan feminin berlebihan. Contohnya seperi Kak Emly, dia selalu memakai kosmetik yang berlebihan jika ingin berangkat ke sekolah. Apa kalian pikir itu pantas?

Dolls of Death [TAMAT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang