CHAPTER 8- NYANYIAN PUKUL 00:01

3.1K 290 21
                                    

Sepuluh menit yang lalu bel istirahat telah dibunyikan, membuat para siswa yang mendengarnya segera berhamburan keluar kelas. Berjalan menuju kantin untuk mengambil jatah makan siang mereka, menempati setiap sudut meja makan yang kosong. Mengisinya hingga penuh. Mungkin ada beberapa siswa yang tidak kebagian jatah tempat duduk kosong dan terpaksa harus membawa nampan beserta makanannya ke dalam kelas.

Atau pergi menuju taman yang patung airnya terbilang sangat jernih bila di pandang mata, saling bercerita tentang pelajaran hari ini sambil menyantap menu makanan mereka. Oh, atau duduk di sekitar lapangan yang ukurannya melebihi luas lapangan sepak bola, bersentuhan dengan setiap embun yang menempel di rumput berwarna hijau hingga menimbulkan sedikit rasa dingin, seperti Audrey dan temannya.

Audrey duduk di sekitar lapangan tanpa memakai alas duduk, menurutnya rumput yang sedang ia duduki terbilang bersih. Sorot matanya bergerak, melihat setiap gerak-gerik siswa yang sedang berlalu lalang di tengah hiruk-pikuk keramaian.

"Eh, menurut lo berdua, Abay dan Ella gimana?" Olin bertanya sambil menyendok sesuap puding cokelat ke dalam mulutnya.

Audrey masih terdiam ditempatnya, sorot mata anak itu sama sekali tidak mau lepas dari kerumunan siswa yang sedang berlalu-lalang, bahkan dia tidak mendengarkan pertanyaan Olin.

"Gimana apanya maksud lo?" Barbara menjawabnya dengan pertanyaan. Sesekali anak itu memperhatikan Audrey yang belum juga menyentuh jatah makan siangnya.

"Ya, tipikalnya,"

"Menurut gue Ella baik, mudah bergaul, cepat akrab, selalu ceria, keliatan banget dari mimik mukanya." Barbara memutar tutup botol dengan gerakan jemari tangannya yang terlihat lihai, berusaha untuk membukanya.

"Kalo lo, Aud?" Olin memutar manik matanya untuk melihat Audrey, ia menghela napas panjang. Audrey sedang melamun, sudah bisa dipastikan jika dari tadi ia pasti tidak mendengarkan pertanyaan Olin.

Barbara menepuk pundak kiri Audrey, sedikit keras, tapi itu tidak membuat bibir Audrey meringis kesakitan.

"Hmm? Apa?" Audrey membalikkan wajahnya ke arah Olin dan Barbara, sorot matanya terlihat bertanya-tanya.

"Nggak papa, makan makanan punya lo, kalo nggak dimakan sup-nya keburu dingin." perintah Barbara agar Audrey ingin mengisi perutnya dengan makanan hangat. Udara di luar dingin, bisa saja membuat makanan Audrey terkena dampaknya.

Audrey tersenyum kecut, dia mengangguk patuh, mengambil sendok yang terletak di nampan berwarna abu-abu, bibirnya mulai meniup semangkuk sup jagung dengan lembut.

***

Mom :)
Aud, tolong beliin Mom mayonaise 2.

Audrey memasukkan handphonenya ke dalam saku celana dengan sembarang. Melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumah. Sebenarnya Kak Emly dan Kayla sudah menjemputnya, tapi ada tugas dadakan yang harus Audrey selesaikan hari ini juga. Membuat dirinya menahan kesal setengah mati dan harus pulang ke rumah dengan berjalan kaki.

Ditambah lagi sekarang Mommy menyuruhnya untuk membelikan mayonaise. Ugh! Ayolah, sebentar lagi Audrey akan tiba di rumah, tidak lucu bukan jika ia harus berbalik arah hanya untuk mencari toko yang menjual mayonaise?

Dalam perjalanan Audrey mengingat sebuah toko yang pernah ia kunjungi bersama Kak Emly dan kedua adiknya. Toko itu terletak persis sebelum tikungan, lebih tepatnya arah menuju rumah Audrey. Baiklah, sepertinya Audrey tidak perlu berbalik arah untuk membeli mayonaise.

Dolls of Death [TAMAT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang