CHAPTER 32- JA'NAE CHARLOTTE BOYLED

1.2K 200 21
                                    

Harusnya cerita Dolls udh tamat bulan kemaren :") tapi gangguannya banyak banget, mohon maap🙏

Minta waktunya 3 detik buat mencet ⭐ ya gais! Makasih yang udah mencet

Happy reading

###

"Kau tau semua cerita tentang keluarga Boyled sebelum aku pindah, kan?" tanya Audrey.

Rosetta terdiam. Ia memalingkan wajahnya dari hadapan Audrey sejenak. Audrey yang melihat tingkah aneh perempuan paruh baya dihadapannya melipat kedua tangan dengan gaya sok angkuh. Rosetta tak seharusnya berpura-pura menimang jawab 'ya' atau 'tidak'. Karena secara tidak langsung, dari awal Audrey sudah tau jawabannya.

"Kau tau. Jangan bohong. Ceritakan semua tentang keluarga Boyled." pinta Audrey saat Rosetta tak kunjung membuka suaranya. "Anak kecil itu, selalu memberikanku petunjuk. Mimpi-mimpi sering datang menghampiri. Orang-orang terdekatku mati dibuatnya. Ceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah semua ada kaitannya dengan seorang anak kecil bernama Ja'nae?" 

Mata Rosetta membulat. "Kamu tau Ja'nae?" ada keterkejutan di nadanya saat ia bertanya kepada Audrey.

Audrey mengangkat kedua bahu. "Beberapa kali dia muncul dalam mimpiku." sahut Audrey.

Rosetta menghembuskan napas. Ia mengangguk seperti orang pasrah. Ekor matanya melirik kaca besar yang menjadi penghalang antara tempat orang berjalan kaki dan toko bahan pangannya. Setelah yakin tidak ada orang yang berlalu lalang, Rosetta menutup semua gorden transparan hanya dalam sekali jentikan jarinya. Membuat Audrey menolehkan kepala ke belakang. Sedikit takjub dengan apa yang telah Rosetta perbuat.

"Wow," gumam Audrey. Mulutnya menganga lebar dibuatnya.

"Sekarang pejamkan matamu, Audrey. Diam dan jangan membukanya sampai aku berkata 'buka matamu kembali'." perintah Rosetta lembut. Namun nadanya terdengar tegas.

Audrey menutup kedua mata tanpa banyak bicara. Menunggu perintah dari Rosetta.

Rosetta ikut memejamkan matanya. Bibirnya berkomat-kamit membaca sebuah mantra tanpa bersuara.

"Sekarang buka matamu, Audrey."

Perlahan kedua kelopak mata Audrey terbuka kembali. Pandangannya melirik sekitar. Ia heran di mana sekarang dirinya berada. Pasalnya ini bukan tempat bahan pangan yang tadi dikunjungi. Tidak ada jajaran rak bermacam-macam saus dan aneka roti. Tidak ada juga es krim. Di sekeliling hanya ada lemari berukuran besar yang merembet berisi buku-buku tebal. Kertas-kertas menguning bertumpuk dengan tali rapia sebagai pengikatnya di setiap pinggiran ruangan. Ada satu meja besar di tengah ruangan dilengkapi kursi putar yang sudah berdebu. Tak jauh dari meja, ada sebuah tempat perapian yang tampilannya sudah tak terawat lagi, usang. 

"Kita, ada di mana?" tanya Audrey sambil terus-terusan menatap sekitar yang sangat asing. Tempat ini berbau hal-hal mistis menurutnya. 

"Ini ruang kerjaku. Tapi dulu, sekarang sudah tidak lagi." sahut Rosetta. Kakinya berjalan menuju kursi putar. Ia menghempaskan kedua bokongnya di kursi itu. Tangan Rosetta menarik kenop laci ketiga yang ada di bawah mejanya. Sibuk mencari sesuatu.

Audrey bergedik. Ia menyilangkan kedua tangan di depan dada dan mengusap lengan tangannya. Kakinya melangkah mendekati kursi kayu kecil yang berhadapan dengan Rosetta. Audrey duduk di kursi itu. Ia melihat gerak-gerik Rosetta yang sibuk tengah mencari suatu barang. 

"Kau, seorang paranormal?" tanya Audrey dengan mata memicing. Entah kenapa saat melihat wajah renta Rosetta dari dekat Audrey merasakan ada Aura yang berbeda. Perempuan lanjut usai itu seperti merindukan pekerjannya yang Audrey yakini sebagai paranormal. Lihat saja apa yang ada di sekelilingnya sekarang. Buku-buku kuno berukuran tebal, berkas-berkas yang sudah tak terpakai, perapian usang, kursi  putar berdebu, hiasan tengkorak, juga barang-barang antik lainnya.  

Dolls of Death [TAMAT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang