CHAPTER 15- DIBANGKITKAN KEMBALI

2.5K 272 30
                                    

Suara perut yang sedari tadi berbunyi dengan harumnya sebuah masakan membuat Audrey membuka kedua matanya.

Audrey mengucek-ngucek kedua matanya terlebih dahulu sebelum tubuhnya bangkit dari tempat tidur. Ia keluar dari dalam kamarnya tanpa mandi atau pun sekedar membasuh wajah terlebih dahulu. Perutnya sudah sangat lapar.

***
Kepala Audrey menyembul dari balik pintu dapur. Ia mengintip. Penasaran siapa yang tengah memasak di pagi buta begini.

Hidungnya menghembuskan napas secara kasar takala matanya melihat Emly yang tengah sibuk mondar-mandir mencuci sayuran segar.

Rupanya Emly yang memasak.

Audrey berniat membalikkan badannya untuk pergi ke kamarnya kembali.

"Audrey," panggilan itu membuat Audrey mati kutu di tempat. Mau tidak mau ia membalikkan tubuhnya lagi hingga matanya bertemu dengan manik mata Emly.

"Apa?" tanya Audrey datar.

Emly memasang seulas senyum manis seperti biasanya. "Sini, cobain sarapan buatan kakak." Emly melambaikan tangannya kepada Audrey. Menyuruhnya untuk duduk di meja makan dan mencicipi masakannya.

Audrey terdiam beberapa menit di tempat pijakannya. Ragu-ragu ia melangkahkan kakinya masuk ke pintu dapur.

Emly menyambutnya dengan senyum sumringah. Ia memberikan sepiring masakannya yang berisikan telur mata sapi, sosis, jamur, tomat, puding dan roti panggang kepada Audrey yang sudah duduk tenang di kursi meja makan.

"Selamat makan."

Selanjutnya Emly kembali sibuk mengiris berbagai sayuran, tanpa tahu bahwa Audrey kini sedang mengawasi gerak-geriknya.

Audrey melihat gerak-gerik Emly di dapur dengan tatapan tajam. Seolah kakaknya itu adalah mangsa yang selama ini telah lama ia cari-cari.

"Di makan sarapannya, Audrey." Kata Emly saat melihat adiknya hanya memainkan potongan tomat dan mengaduk-aduk kuning telur mata sapi tanpa memasukkan ke dalam mulut.

Audrey memutar kedua bola matanya, jengah. Ia memasukkan sesuap potongan telur mata sapi ke dalam mulutnya.

Teringat mimpinya semalam, membuat Audrey menggeleng-gelengkan kepalanya sendiri.

Apakah mungkin jika kakaknya benar-benar melakukan permainan pemanggil arwah?

Apakah permainan pemanggil arwah itu yang menjadi sebab kakaknya dapat membaik dalam durasi waktu yang begitu cepat? Seolah semua hal tentang peristiwa kematian Erland tidak pernah terjadi.

Apakah mungkin jika plastik sampah berisikan kardus lilin dan bau asap dari tubuh kakaknya semata-mata bersumber dari permainan pemanggil arwah?

Pertanyaan terpentingnya, jika iya.

Siapa yang mengajak kakaknya untuk melakukan permainan pemanggil arwah?

Dan,

Siapa yang membuat permainan pemanggil arwah itu?

***

Sinar surya milik matahari sudah terbit sejak tadi. Bahkan suara kicauan burung ikut meramaikannya. Tapi Oni masih saja terbaring lelap di ranjang kesayangannya. Seolah menurutnya pagi ini adalah hari terbaik untuk melakukan hibernasi.

Oni memutar posisi tidurnya menjadi kesamping kiri dengan posisi sebuah guling dipelukannya.

Srekkk...

Dolls of Death [TAMAT!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang