CHAPTER 9

1.6K 189 6
                                    

Seminggu kemudian.
Pagi hari di kantor Stefan.
"Hai semua." sapa seorang gadis dengan manisnya kepada seluruh sekretaris yang ada di situ.
"Wilona!"
Suasana di area bilik kerja sekretaris jadi heboh dan ramai karena sosok gadis itu. Natasha Wilona.
Yuki yang memang anak baru di sana pun hanya bisa kebingungan.
"Sssttt..." Wilona berusaha meredakan keramaian dan kehebohan yang ada, "aku mau surprisein Stefan, dia ada nggak?" tanya Wilona halus sembari menatap seluruh sekretaris.
Yuki langsung tertegun dan bertanya-tanya dalam hati. Siapakah gadis ini?
"Stefan belom dateng, Wil." sahut Angela seadanya dengan santai.
"Eum gitu ya." Wilona mengangguk paham.
Ia lalu beranjak menuju Nasya yang nampak senang akan kedatangannya.
"Nasya." ucap Wilona manis lalu memeluk Nasya akrab dan hangat. Nasya memang sudah berdiri di depan bilik kerjanya menunggu Wilona.
"Wilo, kamu ke mana aja? Aku seneng banget loh liat kamu muncul di sini." seru Nasya antusias seusai berpelukan.
"Kamu kan tau kalo aku lanjut S2. Gimana kabar Stefan?" tanya Wilona ceria.
"Stefan baik kok." Nasya tersenyum hangat.
"Bukan itu, Nas." balas Wilona misterius.
Nasya tersenyum paham, "aku kurang tau kalo soal itu, Wil. Tapi sejauh ini, belum ada cewek yang nyamper ke sini sih." balas Nasya seadanya.
Wilona tanpa sadar tersenyum lega, "makasih ya, Nas." balas Wilona tulus.
Nasya mengangguk mantap.
Tak lama, sosok Stefan muncul dari lift. Pria itu seperti biasa berjalan dengan penuh kewibawaan.
"Stefan!" Wilona berseru antusias.
Stefan terhenti ketika mendapati sosok Wilona di area ruang sekretaris, tepatnya di dekat bilik Nasya.
Pria itu mematung lama. Ia berusaha memastikan sosok itu, sosok Wilona.
Wilona berjalan menghampiri Stefan. Ia tersenyum melihat keterpakuan Stefan. Ia jadi yakin kalau pria itu masih Stefannya.
"Kamu..." ucap Stefan dengan suara tercekat. Ia nampak masih sangat terkejut akan kemunculan sosok Wilona.
"Iya, ini aku." Wilona tersenyum manis.
"Stefan..." panggil Wilona mesra lalu memeluk Stefan seerat mungkin.
Stefan yang masih terkejut akhirnya percaya bahwa gadis itu benar Wilona. Tanpa pikir panjang, Stefan membalas pelukan Wilona erat dengan mata terpejam. Ia seakan mengabaikan tatapan-tatapan menilai dari para pegawainya.
"I miss you, Stef." ucap Wilona terus memeluk Stefan erat.
"I miss you too, Wil." balas Stefan terus memeluk Wilona dengan mata terpejam. Stefan nampak sangat menikmati pelukan tersebut.
"Ekheeem!!!" seseorang berdehem keras saat Stefan dan Wilona asyik berpelukan. Dia adalah Ajun.
Wilona melepaskan pelukannya dengan canggung. Ia terus tersenyum.
"Kita ngobrol di dalem." ajak Wilona lalu mengaitkan tangannya di lengan Stefan lembut. Wilona mengajak Stefan masuk ke dalam ruangan Stefan.
Para sekretaris makin heboh saja ketika Stefan dan Wilona masuk ke dalam ruangan. Mereka jadi bergosip ria akan kemunculan Wilona yang telah cukup lama pergi dan menghilang.
Lain dengan Yuki, gadis itu nampak hancur melihat adegan mesra itu. Ia bahkan sampai pamit ke toilet saat Stefan dan Wilona masuk ke ruangan.

-

"Please dong, Yuki, jangan nangis." Yuki memohon pada dirinya sendiri yang tak bisa menahan air matanya. Ia kini duduk di wc duduk sembari berusaha mengendalikan perasaannya.
Yuki tak bisa memungkiri bahwa hatinya patah dan hancur. Dadanya sakit dan ngilu melihat Stefan berpelukan dengan wanita lain. Yuki benar-benar sulit untuk menormalkan kehancuran hatinya.
Sembari menangis, Yuki teringat akan percakapannya dengan Stefan di Dufan minggu lalu. Percakapan tentang Stefan yang gagal menikah. Apakah gadis itu, Wilona, yang gagal menikah dengan Stefan? Yuki membatin perih.
Setelah berusaha mengendalikan sesaat perasaannya, Yuki keluar dari kamar mandi. Ia segera membereskan barang-barangnya dan pamit ke pihak terkait agar mendapat ijin pulang.

"Yuki, kamu mau pulang?" tanya Nasya bingung tetapi penuh perhatian.
"Iya, kak. Temen deket aku kecelakaan. Aku harus pulang buat ngejenguk dia." balas Yuki berbohong. Ia kini sudah siap untuk pulang.
"Oh gitu yah. Hati-hati ya, semoga temennya cepet sembuh." Nasya tersenyum selembut mungkin.
Yuki berusaha tersenyum meski terkesan miris, "makasih ya, kak." balas Yuki seadanya lalu beranjak meninggalkan bilik kerjanya.
"Dia kenapa pulang, Nas?" celetuk Angela tak suka ketika Yuki telah masuk lift.
"Temennya kecelakaan katanya." balas Nasya agak cemas.
"Kan cuma temen, ngapain harus ijin pulang." sahut Ariel cuek.
"Ckck, temen deketnya katanya. Wajar dia ijin pulang." balas Nasya seadanya.
Sekretaris lain membiarkan saja dan kembali lanjut bekerja.
"Yuki kenapa ya?" Nasya berbicara sendiri dengan bingung dan penasaran. Ia masih agak sangsi dengan kepulangan Yuki.

MY BOSSYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang